27. Pasrah

2.4K 149 16
                                    

1 Minggu Kemudian.

Sudah satu minggu berlalu sejak Joseph menyuruh anak buahnya untuk memberitahu Shailen bahwa dia harus mendatangi markas Joseph jika ingin ayahnya bebas.
Namun sampai saat ini dia tak kunjung datang.

"kau lihat?"
"anak yang kau anggap berbakti itu telah menyerah denganmu." Joseph terkekeh.
"itu artinya nyawamu berada di tanganku." Joseph tertawa puas membayangkan akan mencabut nyawa seseorang setelah sekian lama beristirahat sejenak.
Pria paruh baya yang bibirnya sobek dan wajah lebam-lebam tersebut menatap ke depan dengan tatapan sulit di artikan.

Joseph mengangkat tangannya berniat memukul pria paruh baya tersebut namun kegiatannya terhenti saat asisten pribadinya datang membuka suara.

"maaf tuan saya lancang."
"ada yang ingin bertemu dengan anda."
Joseph menoleh kesamping untuk melirik orang yang ada di belakangnya berdiri di ambang pintu.

"siapa?" ucapnya datar.

"Shailen."
Joseph langsung membalikkan badan dengan senyum yang dia tahan.

"calon kekasihku?" Garwyn mengangguk membuat Joseph tertawa.
Dia menoleh kesamping tanpa membalikkan badan.

"ternyata ucapanku barusan salah tua bangka." Joseph terkekeh senang melangkahkan kakinya menuju ruangannya.

•••

POV SHAILEN

Sudah satu minggu sejak anak buah Joseph menemuinya memberitahu perihal ancaman Joseph mengenai papanya.
Meskipun Shailen ingin bersikap masa bodoh namun tidak bisa di pungkiri dia sangat khawatir dengan keadaan papanya.

"yuk Chai bisa yuk."
"gak bakal kenapa-kenapa kok." ucap Shailen menyemangati diri sendiri kemudian dia bergegas pergi menuju markas Joseph.

~~~

Shailen telah sampai di depan gedung menjulang tinggi di tengah hutan dia menggunakan kendaraan online dan berjalan kaki 1km dari pinggiran jalan raya ke dalam hutan untuk sampai markas Joseph.
Melangkah penuh keyakinan kedalam gedung disambut pria-pria kekar beberapa hari yang lalu.

"aku kesini atas panggilan Joseph."
ketiga pria tersebut saling memandang tiba-tiba ada suara seseorang mengagetkan mereka.

"biarkan dia masuk."
"Boss mengundangnya." ketiga pria tersebut memberi izin setelah mendengar ucapan Garwyn.
"mari ikuti aku." Shailen mengangguk.

Mereka telah sampai di depan pintu sebuah ruangan yang tak pernah Shailen masuki sebelumnya.
Saat Garwyn membuka pintu dia melihat seseorang duduk di kursi dengan tangan terikat dan wajah yang babak belur menatap ke arah pintu membuat hati Shailen teriris sakit melihatnya bersama seorang pria gagah dengan cerutu gurkha yang tak pernah pergi dari sela jarinya ikut menatap ke arah pintu menunjukkan smirk lalu menyesap cerutunya pelan menikmati sensasi khasnya.

"masuklah babe."
"ayahmu sudah menunggumu sedari seminggu yang lalu." Joseph terkekeh.

Shailen masuk diikuti Garwyn dari belakang menutup pintu lalu menyeret sebuah kursi untuk diberikan kepada Shailen.
Shailen duduk kakinya menumpu di satu kaki yang lain menampilkan ekspresi tenangnya.

"ku bawakan kau 100jt untuk cicilan beberapa bulan yang lalu." Joseph tertawa mendengar ucapan Shailen.

"lalu bunganya?" Shailen terdiam menatap Joseph.

"akan ku bayar beberapa hari lagi." singkat Shailen.

"I'm sorry babe tapi aku tidak bisa menunggu lagi."
"bukankah aku sudah sangat baik padamu?"
"membiarkanmu menunggak dan tetap membiarkan ayahmu berkeliaran menikmati uang pinjaman dariku." Joseph menyeringai.

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang