Napas Abinawa terengah sesampainya di dalam bangunan candi tunggal di tengah gurun pasir yang bergemuruh dilanda badai pasir. Abinawa berlindung di sana beberapa lama, mengawasi keadaan kacau balau di luar. Ajaibnya, dia terlindungi di dalam tempat ini. Tak ada satu pun pasir yang berhasil masuk ke dalam ruangan berbentuk persegi yang memiliki ukuran panjang dan lebar dua dpa, presisi di setiap sisinya. Tanpa dilengkapi pintu.
Anatari, di mana kau berada?
Di sebuah tempat ditengah kota batu. Anatari terbaring di tengah alun-alun kuthanagara Bhumi Girilaya. Angin bertiup cukup kencang menggelindingkan gulma rumput raksasa kering menuju ke satu arah yang sama. Salah satu rumput kering berbentuk bola itu menabrak kepala Anatari yang telungkup tak sadarkan diri, memeluk tanah merah lembab di bawahnya.
Anatari mengeluh lirih, perlahan membuka mata. Berpikir sejenak di mana dirinya menapakkan jejak. Bagaimana caranya dia bisa berada di tempat yang sepertinya tidak asing baginya? Anatari mengangkat tubuhnya, memilih duduk sesaat, melayangkan pandangan ke sekitarnya.
"Kenapa aku sudah kembali ke tempat ini?" tanyanya pada diri sendiri.
Dia berdiri, mencari-cari ke sekelilingnya. Apapun itu, yang mungkin dapat memberinya petunjuk mengenai apa yang telah terjadi padanya. Nihil.
Anatari meninggalkan tempat itu, menyusuri jalanan kuthanagara yang dilapisi batu candi bertekstur kasar. Hari belumlah senja. Namun, bumantara jauh lebih gelap daripada yang seharusnya. Tertutup iring-iringan awan kelabu yang nampak berat menahan air hujan. Udara pun terasa lebih dingin.
Anatari mengawasi deretan kedai dan rumah penduduk yang mengapit jalan selebar sembilan dpa. Semuanya tampak gelap dan kosong. Lingkungan yang berantakan, lumut tumbuh subur di pojokan gelap serta lembab, dan banyaknya ilalang liar yang tumbuh tak terkendali, menandakan bahwa Bhumi Girilaya telah terlantar dalam kurun waktu yang cukup lama.
Entah ke mana rakyat nagari ini pergi, meninggalkan Anatari seorang diri.
Anatari menghentikan langkah saat satu tetes air hujan mendarat di pipinya. Dia menengadah, melihat jutaan atau bahkan miliaran tetesan air hujan menyerang Bhumi Girilaya. Anatari mempercepat langkah. Guntur menggelegar seolah menertawakannya.
Kini, bukan hanya Anatari seorang yang berlari. Bayangan-bayangan hitam berkelebat mengikuti arah lari Anatari. Dia tidak tahu dari mana makhluk itu berasal dan sejak kapan mereka mengikuti. Anatari berbalik, menghadapi banyaknya bayangan hitam yang berkerumun tidak jauh darinya. Dia merapalkan mantra, akan tetapi tak ada bola api yang terbentuk di telapak tangannya. Bahkan, dia tidak bisa merasakan getaran cakranya.
Dahi Anatari berkerut dalam. Dia tidak akan bisa menghadapi banyaknya bayangan yang mulai bergerak ke arahnya. Jadi, Anatari memilih lari sebagai upaya menyelamatkan diri-rencana andalan menghadapi situasi dan kondisi yang berada di luar kendalinya.
Bayangan itu mengejarnya, memekik dan menjerit nyaring ditengah bisingnya suara hujan yang tertumpah deras. Anatari berlari lintang pukang dikejar mereka yang berhasrat menangkapnya. Jalanan kuthanagara yang memiliki banyak kelokan, jalan buntu, dan jalan alternatif berupa gang-gang kecil menjadi lahan permainan kejar tangkap di tengah labirin seluas satu kota.
Seumur hidupnya, Anatari tidak pernah menjelajahi kuthanagara. Akibatnya, dia sering terpojok di jalan ataupun gang buntu, terpaksa membuatnya harus menerobos beberapa rumah penduduk agar bisa menemukan kembali jalur pelariannya menuju ke kedaton.
Anatari melihat puncak gapura kedaton. Namun, dia berada di jalur yang tidak tepat. Anatari mencari ke sekelilingnya, berharap menemukan jalan pintas yang akan membawanya ke jalur yang benar. Sebuah rumah besar di ujung gang buntu menjadi satu-satunya harapan. Anatari yang terburu-buru langsung menyeruak masuk ke dalam rumah besar itu melalui pintu belakang yang menghubungkannya ke dekat kandang kuda dan hewan peliharaan serupa bebek, ayam, dan kambing.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 2) Pertarungan Terakhir di Bhumi Javacekwara (END)
Fantasy🍃Terimakasih WattpadFantasiID yang telah memilih PTDBJ masuk ke dalam Reading List January 2024🍃 🍃🍃🍃 Tujuh tahun telah berlalu, tetapi rumor tentang Anatari dan Abinawa masih saja berkembang. Anatari bangkit dari kematian untuk menjalankan kemb...