"Biarkan dia tetap hidup, Gusti Putri," pinta pria bertopi caping.
Anatari menegakkan badannya. Maniknya menyisir ke sekelilingnya. Pertarungan telah terhenti. Semuanya menatap ke tempat Anatari berdiri.
Tatapan Anatari kembali pada Amuk Rekso yang berlutut di hadapannya. "Tidak membunuhnya? Tentu saja. Tapi ada satu syarat yang harus dipenuhinya."
Si pria bertopi caping mengangguk pada Amuk Rekso.
Amuk Rekso menelan harga dirinya. "Hamba akan memenuhi syarat yang Gusti Raden Ayu ajukan."
"Syarat yang aku ajukan cukup mudah. Kau dan Bantengsoka hanya harus menyatakan sumpah setia padaku. Kalian berdua harus menyatakan sumpah setia tepat setelah penobatanku di hadapan khalayak ramai. Apa kalian berdua mampu melakukannya?" kata Anatari.
Amuk Rekso mengepal erat. "Hamba akan memenuhi syarat yang Gusti Raden Ayu ajukan."
"Hamba akan memenuhi syarat yang Gusti Raden Ayu ajukan." Bantengsoka mengucap janji yang sama.
Teriakan-teriakan pilu terdengar. Semua perhatian tertuju ke arah pasukan Amuk Rekso. Api membara, membumbung tinggi. Pasukan Perewa Bertopeng mengarahkan serangan api pada pasukan Amuk Rekso yang telah menyatakan kekalahan.
Anatari menyeringai, mengabaikan mereka yang menatap penuh kengerian.
Tak butuh waktu lama bagi pasukan Perewa Bertopeng untuk mengubah orang-orang itu menjadi tumpukan abu.
"Anatari Lingga," desis Amuk Rekso.
Manik jingga Anatari berkilat. "Kau telah memanggilku 'iblis betina'. Maka aku perlihatkan padamu hal apa yang mampu dilakukan oleh seorang iblis. Ini adalah peringatan untuk kalian semua agar tidak bermain-main denganku. Karena aku bisa saja mewujudkan ucapan buruk kalian."
Anatari dan pria bertopi caping pergi meninggalkan tempat itu, disusul Geni yang meliuk pergi di atas bumantara. Pasukan Perewa Bertopeng pun ikut menghilang.
"Sagara, pergilah menemui Taruna," suruh Abinawa.
"Baik."
Abinawa pergi menyusul Anatari yang berada di Pendopo Kesunyian bersama pria bertopi caping.
Anatari berdiri menatap Girilaya yang kembali hening. Pria bertopi caping berdiri di belakangnya.
Abinawa menarik napas pelan, mengendalikan perasaannya yang tak karuan setelah melihat tindakan Anatari yang semena-mena. Menghilangkan nyawa puluhan ribu orang. Kakinya melangkah berat memasuki Pendopo Kesunyian.
Pria bertopi caping memberikan hormat pada Abinawa, membuat pria itu terheran seketika.
"Kau?" Abinawa melirik Anatari. "Kalian sudah mengenal satu sama lain."
Anatari membalikan badan. "Hanya ada kita bertiga di sini."
Pria bertopi caping yang dikelilingi kain hitam itu membuka topi anyaman bambunya. "Hamba Lembu Jalanatra. Kepala Pengawal Ratu Falguni."
Abinawa berpaling pada Anatari, menunggu penjelasan dari dua orang yang ada di hadapannya.
"Bisakah Paman menjelaskan pada kami apa yang selama ini terjadi?" pinta Anatari.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 2) Pertarungan Terakhir di Bhumi Javacekwara (END)
Fantasy🍃Terimakasih WattpadFantasiID yang telah memilih PTDBJ masuk ke dalam Reading List January 2024🍃 🍃🍃🍃 Tujuh tahun telah berlalu, tetapi rumor tentang Anatari dan Abinawa masih saja berkembang. Anatari bangkit dari kematian untuk menjalankan kemb...