04 • Partisi

6.8K 593 40
                                        

Belakangan ini, Fyan mendapat 'serangan' perjodohan dari teman-teman dan dari Ryan sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belakangan ini, Fyan mendapat 'serangan' perjodohan dari teman-teman dan dari Ryan sendiri. Mungkin karena sudah menikah, Ryan juga ingin saudaranya segera menyusul jejaknya. Kalau kata Upin dan Ipin 'kembar seiras itu biasa'. Mungkin saja kedua orang tuanya memikirkan kenapa sampai sekarang anaknya yang bernama Fyan Heriansyah tidak datang membawa seorang wanita.

Sejak kecil, dia sudah biasa sama dengan Ryan. Warna pakaian, mainan, makanan, hingga tempat sekolah. Untung saja belum pernah menyukai perempuan yang sama. Hanya saja untuk yang satu ini, Fyan benar-benar tidak bisa mengejar. Seumur hidupnya, Fyan tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan walau pernah beberapa kali menaruh rasa. Seluruh waktunya hanya untuk sekolah, kuliah, dan sekarang bekerja. Berbeda dengan Ryan yang beberapa kali mengencani perempuan sampai akhirnya berhenti di Nuri. Menurut Fyan, cinta mamanya sudah cukup. Ia justru bingung apakah ada perempuan yang cintanya setara dengan Ratna?

Ia tidak bisa mengikuti standar masyarakat yang melekat pada dirinya dan Ryan. Fyan kerap mendengar orang-orang memuji Ryan karena berhasil kuliah di luar negeri. Orang-orang di sekitar lebih sering menyebut nama Ryan ketimbang Fyan, entah karena paras atau prestasinya. Puncaknya ketika Ryan menikah, seluruh dunia seolah-olah menyudutkan Fyan.

"Mbok cepetan cari cewek biar bisa nyusul Ryan. Masa kalah sama sodara sendiri? Padahal kamu ganteng, lho. Ya, walaupun nggak kuliah di luar negeri, sih. Tapi, seenggaknya, kan, kamu nggak bodoh-bodoh banget. Masa, iya nggak ada perempuan yang mau sama kamu?"

Selama ini, kedua orang tuanya tidak pernah mengucilkan salah satu di antara Fyan dan Ryan, bahkan kepada Ahsan dan Melisa. Fyan berani jamin seumur hidupnya mendapatkan kasih sayang yang penuh dari Ratna dan Hartanto. Fyan berani menyebut mereka orang tua yang paling hebat di dunia. Akan tetapi, itu saja belum cukup. Ratna sering berkata bahwa kebahagiaan itu datangnya dari hati, bukan dari orang lain. Jadi, kalau Fyan menikah sekarang hanya karena tuntutan sosial, maka sama saja dirinya meledakkan bom ke diri sendiri. Fyan memilih bekerja sampai larut malam demi mengusir iri dengki terhadap nasib saudaranya.

Sekali lagi, Fyan tidak seperti kakak dan adiknya yang berani mengambil janji pernikahan.

Kira-kira sebulan setelah Ryan menikah, Fyan duduk bersama mama papanya, menyantap makan malam bertiga. Fyan rasa saat itu adalah momen yang tepat untuk mengungkapkan keresahannya.

"Ma, Pa, kalau misalnya seumur hidup Fyan nggak nikah, menurut Papa sama Mama gimana?"

Fyan ingat setelah mendengar pertanyaan itu, Ratna dan Hartanto kompak meletakkan sendok di piring yang masih terisi. Hartanto sampai bangkit dari duduknya, mendekat, dan menyentuh dahi Fyan.

"Nggak anget, Ma. Anak ini sehat walafiat," kata Hartanto.

Ratna melipat kedua tangannya di meja, matanya lurus menatap putranya. "Kenapa kamu bisa kepikiran untuk nggak nikah? Apa yang kamu takuti dari pernikahan?"

Menembus Partisi - [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang