19 • Takikardia

4.4K 425 11
                                        

Rianti berdiri di depan kompor yang menyala sejak satu jam lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rianti berdiri di depan kompor yang menyala sejak satu jam lalu. Ia sedang berusaha memasak sesuatu untuk dibawa ketika menjenguk Fyan nanti. Namun, saat goreng telur, minyaknya meletup-meletup sehingga Rianti memilih tidak menyelesaikannya karena takut. Kini, Rianti mencoba membuat sayur bayam, caranya menyontek di internet tentunya. Akan tetapi, bentuk serta rasa jauh dari yang dibayangkan.

"Kamu tumben masak, Ri? Emang kamu nggak pesan katering lagi?" Antonio muncul dan berdiri tepat di depan pintu dapur.

"Pesen, kok, Pa," jawab Rianti sembari membuang sayur bayam dan telur yang sudah tidak berbentuk lagi. Setelah itu teflon untuk masak dicuci hingga bersih. "Aku masak buat dibawa ke Mas Fyan, Pa."

"Kalo begitu kenapa kamu nggak pesan sekalian?"

Rianti menggaruk tengkuknya. Benar juga. Kemampuan masaknya masih di bawah rata-rata, ia sudah tahu hasilnya akan seperti ini, tetapi kenapa masih mencoba? Lagi pula, sama saja kalau mau beli. Toh, yang penting niatnya. Kenapa Rianti seolah-olah ingin Fyan mencicipi masakannya?

"Iya juga, ya, Pa. Kalo gitu aku mau pesen makanan dulu, ya."

Rianti memilih beranjak ke kamar karena ponselnya ada di sana. Dia mulai sibuk mencari sayur bayam di di daftar menu salah satu kedai di aplikasi pesan antar makanan. Namun, makanan yang dicari tidak ketemu, akhirnya Rianti memilih pesan sup ayam dan yogurt.

Sekitar 30 menit kemudian, terdengar suara Antonio dari luar yang mengatakan makanannya sudah tiba. Rianti yang pada saat itu sedang di kamar lantas bergegas keluar. Penampilan perempuan itu juga sudah rapi. Malam ini ia mengenakan kaus lengan pendek yang ditutupi kardigan dan celana kulot sebagai bawahannya.

"Pa, aku mau langsung ke sana, ya," kata Rianti usai memindahkan sup ayam ke sebuah wadah tertutup.

"Oke, tapi jangan lama-lama, ya. Kamu juga perlu istirahat."

Rianti mengangguk. "Iya, Pa."

Setibanya di rumah Fyan, Rianti dibuat heran lantaran suasananya tampak sepi, padahal belum ada jam sembilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah Fyan, Rianti dibuat heran lantaran suasananya tampak sepi, padahal belum ada jam sembilan. Gerbangnya belum dikunci, artinya ada salah satu penghuni yang masih terjaga, bukan?

Menembus Partisi - [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang