Mengetahui adiknya mendapat kekerasan verbal dari ibu mertua, juga kasus perselingkuhan yang dialami kakaknya, membuat Fyan yakin tidak menikah seumur hidup adalah keputusan yang tepat. Hanya saja, ia malah terjebak dalam perasaan baru pada seorang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masa magang di rumah sakit telah berakhir. Kini, Rianti menghabiskan sisa waktu magangnya di puskesmas. Untung saja puskesmas tempat mengabdi jaraknya tidak jauh dari rumah, jadi kalau dapat jatah piket malam, Rianti bisa pulang dulu sebentar. Selain itu, ketika di puskesmas, barulah Rianti merasa tenaganya dibutuhkan, lebih sibuk dibanding sebelumnya.
Seperti saat ini, Rianti beserta satu temannya yang bernama Yuda mengunjungi SD dalam rangka penyuluhan untuk anak kelas 6. Kelas tersebut dibagi dua kelompok. Yang perempuan bersama Rianti, sementara yang laki-laki bersama Yuda.
"Hari ini Kak Rianti mau berbagi pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan alat reproduksi saat menstruasi. Di sekolah pasti udah dikasih tahu tanda-tanda pubertas pada perempuan. Salah satunya adalah menstruasi. Menstruasi terjadi apabila sel telur tidak bertemu dengan sel sperma sehingga tidak terjadi pembuahan. Nah, sel telur yang tidak dibuahi ini akhirnya luruh menjadi darah menstruasi. Sekarang Kak Rianti mau tanya, siapa di antara kalian yang udah menstruasi?"
"Dinda, Kak! Dinda!" seru para murid sambil menunjuk salah satu temannya yang duduk di barisan tengah.
Pandangan Rianti langsung beralih ke murid perempuan berwajah bulat itu. "Wah, kamu yang namanya Dinda, ya? Udah dapat menstruasi berapa kali?"
"Baru sekali, Kak," jawab Dinda.
"Terus waktu darah menstruasi keluar, kamu pakai pembalut, kan?"
"Iya, Kak."
"Nah, waktu itu kamu berapa kali ganti pembalut dalam sehari?"
"Cuma satu kali aja, Kak. Kadang nggak ganti."
"Lho, terus kalo tembus nggak ganti?"
"Nah, itu, Kak. Kalo udah tembus baru ganti."
"Di rumah, kamu tinggal sama siapa?"
"Sama nenek, Kak. Soalnya ibu kerja di luar negeri."
Rianti terhenyak. Oh, pantas saja anak ini belum mengerti. Bisa jadi di rumah tidak ada yang mengarahkan. "Nanti kalau dapat menstruasi lagi, usahakan ganti minimal empat jam sekali, ya. Kalau lagi deras, gantinya jadi dua jam sekali. Jangan sampai seharian nggak ganti, nanti area kulit di dekat vagina kalian jadi gatal-gatal. Pembalut itu, kan, gunanya untuk menampung darah, terus darah itu kotor. Coba bayangin kalau wadah kotor nggak diganti, pasti jijik, kan?"
Semua murid bergidik.
Setelah itu, Rianti mengeluarkan tiga bungkus pembalut sekali pakai dengan jenis yang berbeda. "Buat yang belum tahu, ini namanya pembalut. Kalau ini jenis pembalut sekali pakai. Mudah didapat karena selalu tersedia di toko atau warung. Ada tiga macam. Yang ini pembalut tanpa sayap, yang ini ada sayapnya, terus yang ada sayap di depan dan belakang ini pembalut malam," kata Rianti sembari membuka bungkus pembalut satu per satu dan menunjukkannya ke semua peserta. "Selain Dinda, ada yang udah tahu belum cara pakai pembalut?"