36 • Rangka Baja

2.6K 343 58
                                    

Eh udah dua bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eh udah dua bulan. Update ah.

•••

Fyan bergeming cukup lama begitu tali sepatu Rianti berhasil diperbaiki. Apa yang barusan ia lakukan? Kenapa tubuhnya tiba-tiba bergerak sendiri? Fyan masih punya opsi lain, seperti memberitahu Rianti kalau tali sepatunya lepas misalnya. Kalau begini, apa Rianti nyaman dengan tindakan implusifnya?

"Maaf, ya, Dek. Saya tadi nggak sengaja liat tali sepatu kamu lepas," ucap Fyan setelah berdiri. Semburat merah tampak jelas di wajah Rianti yang berwarna putih itu. Fyan jadi merasa tidak enak. Rianti pasti malu diperlakukan seperti ini di depan umum.

"Nggak usah minta maaf, Mas. Saya justru mau berterimakasih. Kalo Mas nggak liat, mungkin habis ini saya jatuh gara-gara tali sepatu."

"Kamu beneran nggak masalah saya begitu di tempat terbuka kayak gini?"

"Nggak masalah. Mas, kan, cuma ngiket tali sepatu saya. Kalo Mas melakukan sesuatu yang bikin saya nggak nyaman, udah dari tadi saya tendang muka Mas."

Fyan bungkam walaupun sebenarnya dia masih tidak mengerti kenapa Rianti malah berbicara lembut setelah mendapatkan perlakuan itu. Mungkinkah gadis itu menyukainya?

Tidak mungkin. Bisa jadi bagi Rianti perlakuannya barusan merupakan hal yang biasa.

Kini, keduanya sudah duduk di dalam mobil. Fyan tidak bicara sedikit pun. Pria itu memilih fokus pada jalanan yang masih dipadati pengunjung. Lagi pula, dia harus segera tiba di rumah sebab sebentar lagi jam menunjukkan pukul setengah sembilan. Bagi Fyan, ini kali pertamanya membawa anak orang pergi sampai selarut ini.

"Saya boleh nyetel lagu lagi? Soalnya kalo sepi takutnya Mas ngantuk. Kan, bahaya." Rianti bersuara.

Fyan menoleh sebentar. Tangannya langsung menekan tombol pemutar musik mobilnya. "Saya udah biasa nyetir malam-malam begini, tapi kalau kamu mau nyalain musik lagi nggak masalah."

"Kalo nyetir malam-malam begini sambil dengerin musik juga?"

"Kadang-kadang kalau lagi pengen."

Rianti mulai mengutak-atik ponselnya. "Saya rasa Mas nggak akan asing sama lagu ini."

Saat musik memutar salah satu lagu ending Anime Boruto yang berjudul Who Are You, Fyan spontan tertawa sumbang. "Jujur, ya, Dek, saya benci seumur hidup sama arc di lagu ini. Bikin makin nggak jelas sama jalan ceritanya. Gara-gara ini juga saya jadi berhenti ngikutin Boruto."

"Jadi, Mas salah satu orang yang benci sama anime Boruto?"

"Bisa dikatakan begitu. Saya menyayangkan kenapa anak sekecil Boruto harus melawan dewa. Ya, saya paham, sih, eranya udah berubah, cuma daripada dibuat sequel, kenapa nggak bikin spin off khusus jelasin Otsutsuki ini. Dampak kematian Kurama buat Boruto pun nggak ada. Emang Boruto yang pakai kekuatan Kurama? Nggak. Bapaknya yang pakai. Yang kehilangan jelas Naruto karena udah sama-sama dari bayi."

Menembus Partisi - [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang