Chapter 20

2.5K 219 36
                                    

Shoyo memperhatikan jari manisnya.

Sesuatu yang melingkar disana. Mewah sekali.

Jika dijual pasti sangat mahal.

Tidak, bukan itu.

Ini cincin yang diberikan oleh Tobio, tanda akan hubungan mereka.

Memang belum resmi, tapi tetap saja ini sebuah tanda.

Shoyo melepasnya dari jarinya, menyimpannya dengan sangat baik di dalam kotak, kotak tersebut ditaruh di dalam laci lemari, dikunci, dan barulah lemari tersebut ditutup.

Kenapa tidak di pakai saja?

Ini permintaan Shoyo sendiri, Tobio juga menyetujuinya.

Shoyo tidak ingin hubungan ini dipublikasikan untuk sementara waktu.

Biarkan semua orang taunya, tidak ada yang terjadi antara Tobio dan Shoyo.

Lagi pula, acara pernikahan juga belum ditetapkan.

Akan ricuh jika kabar ini tiba-tiba menyebar.

Shoyo juga tidak mau menarik perhatian media mana pun, maka dari itu Shoyo juga meminta acara yang diadakan cukup sekedarnya saja.

Cukup orang-orang terdekat saja.

Yang terpenting bukan lah acaranya, tetapi ikatannya.

Shoyo berangkat bekerja seperti biasanya. Meskipun Tobio sudah memberitahu Daichi tentang liburnya kemarin, tapi tetap saja rasanya tidak enak.

Shoyo sudah terlalu banyak mengambil libur dalam bulan ini.

"Ah, Shoyo. Aku senang kau masuk hari ini."

Itu Tadashi, ia juga baru sampai sepertinya.

Tadashi mendekat dan menggapai pintu lebih dahulu, membiarkan Shoyo masuk dari pintu karyawan tersebut.

Mereka langsung menuju ruang ganti untuk mengganti baju.

"Sepertinya demammu masih tersisa."

Shoyo membuka baju yang ia pakai dari rumah untuk diganti dengan pakaian kerja, "Tidak, kemarin aku hanya kelelahan sa---

Tiba-tiba Tadashi menghentikan gerakan Shoyo ketika baju tersebut hampir lepas.

"Ada apa?"

Tadashi celingukan memperhatikan agar hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu sekarang.

"Berhati-hatilah dengan lehermu."

Kenapa?

Memangnya apa yang harus Shoyo sembunyikan dari lehernya? Ia tidak punya luka atau apapun.

Ah---tunggu.

Tadashi menarik Shoyo ke arah cermin, membiarkan Shoyo melihat hal apa yang perlu ditutupinya.

Shoyo lihat.

Dari pantulan cermin, ia bisa melihat beberapa bercak merah di sekitar lehernya.

Bagaimana ia bisa lupa.

Sial.

Memalukan sekali, wajahnya sontak merah.

Ah, Tadashi juga melihatnya.

Shoyo segera menjauh dari cermin, "Ha-Hanya kita, kan?"

Tadashi mengangguk.

Secepatnya, Shoyo mengganti pakaiannya agar tidak ada karyawan lain yang datang.

Tapi, ini masih memalukan.

"Se-Sepertinya masalah kalian sudah terselesaikan."

Tadashi juga kebingungan. Atmosfernya jadi canggung.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang