Chapter 9

2.9K 226 75
                                    

"Shoyo, benar?"

Eh.

Tunggu, apa Shoyo mengenal orang ini?

Dia, terlihat seperti Omega.

Tampilannya sangat elegan bagi kalangan Omega.

Pasti dari keluarga orang kaya.

Surai putihnya menjadi daya tarik, keindahan matanya juga berkilau.

Tidak mungkin Shoyo memiliki kenalan sehebat ini.

Siapa?

"Benar, apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Orang itu menjawab acuh, "Tidak, ini pertama kali."

Lalu, mengapa dia mengenal Shoyo?

Shoyo sendiri bukan lah orang penting yang mungkin dicari asal usulnya.

Jika dia semacam artis, atau penerus dari perusahaan terkenal itu mungkin saja.

Tapi, dia hanya seorang Omega kalangan menengah.

Dan Omega di depannya ini justru terlihat lebih memungkinkan bahwa dia adalah orang penting.

Shoyo mencoba untuk menghiraukannya.

"Anda bisa menyebutkan apa pesanan Anda."

Ia berdehem, wajahnya menunjukkan sikap yang tak bersahabat.

"Aku hanya akan berpesan," ujarnya sembari bangkit dari duduknya. "Berhentilah merebut yang menjadi milik orang lain."

Shoyo menatapnya. Mata orang itu berbicara bahwa ia begitu tegas dengan ucapannya

Hanya saja Shoyo tidak mengerti ke mana arah pembicaraan ini.

"Maaf?" ucap Shoyo.

"Alpha itu akan kembali padaku." Ia berlalu, meninggalkan Shoyo yang terdiri di tempat.

Shoyo hanya dapat menghela napas, ada saja orang yang mengusik dirinya.

Memilih untuk mengabaikannya, Shoyo mencoba melupakan.

Melanjutkan pekerjaannya.

Namun ketika ia sudah jauh dari hiruk pekerjaan, kejadian dan perkataan dari orang tadi siang kembali berdenging di telinga.

Tetap saja Shoyo tidak mengerti, mengapa orang itu mengenal dirinya.

Sejauh ini Shoyo rasanya tidak pernah berbuat hal yang akan menimbulkan masalah.

"Shoyo? Ada apa?"

Lamunannya buyar.

Kini matanya fokus pada pria dengan rambut hijau lumut yang berada di sampingnya.

"Tidak, aku hanya memikirkan sesuatu tapi itu bukan masalah besar."

Tadashi menyimpan pakaian kerja di dalam loker miliknya, lalu mengambil tas sandangnya.

"Kalau begitu, jangan lupa akhir minggu ini, ya?"

Shoyo mengangguk.

Lalu satu tepukan mendarat di pundaknya. "Aku duluan," tambah Tadashi.

Hari ini Shoyo pulang lebih cepat dari biasanya.

Pukul enam sore ia sudah beranjak dari restoran dan kini tengah menaiki bus yang akan mengantarnya pulang.

Tak lama ketika ia duduk, ia dapat merasakan getaran dari dalam tasnya.

Langsung merogoh.

Mencari ponselnya, nama pemanggil kali ini adalah, Atsumu.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang