Chapter 28

2.3K 212 45
                                    

Karena keseringan di rumah, sekalinya keluar rasanya seperti bebas dari sangkar.

Melihat begitu banyak rak makanan, buah-buahan dan hal lain.

Sejak kapan melihat isi supermarket menjadi sebahagia ini?

"Tobio, kau cari keperluan rumah disana aku akan memilih beberapa buah."

Shoyo langsung menuju tempat yang menjadi surga baginya.

Entah sejak kapan memakan buah menjadi hobi Shoyo.

Dulu, memakan jeruk sekali sehari saja sudah cukup.

Sekarang, ia akan memakan lima untuk siang hari.

Lalu apel di sore hari.

Terkadang alpukat ikut menjadi pencuci mulut di malam hari.

Maka dari itu harus berbagai macam buah-buahan yang ia stok di rumah.

Shoyo mengambil troli dan memilih satu persatu.

Satu troli  hampir penuh dengan buah.

Rak kopi, teh dan susu di dekat sana, Shoyo teringat bahwa mereka belum menyetok para minuman itu.

Ia berjalan dan melihat, memilih minuman mana saja yang diperlukan.

Shoyo tau Tobio menyukai susu, baik hangat maupun dingin.

Ada beberapa merek susu, dan yang diinginkan Tobio Shoyo tak tau pasti.

Ia mengambil satu persatu dari beberapa merek, lalu berjalan menelusuri setiap untuk mencari.

Ah, ketemu.

Awalnya Shoyo berniat segera menghampiri dan bertanya.

Susu yang mana yang diinginkan.

Namun suaranya lebih dulu tertahan.

Shoyo berdiri di ujung, memperhatikan.

Tobio bersama seorang gadis, Shoyo tak mengenalnya.

Shoyo tidak tau mereka melakukan apa.

Setelah beberapa saat gadis itu pergi, Shoyo mendorong troli belanjaan ke arah Tobio.

"Siapa?"

Mendengar suara Shoyo dibelakang, Tobio segera berbalik.

"Aku tidak ke----

"Apa yang kalian lakukan?"

"... Aku membantunya."

Shoyo menggenggam lebih kuat pegangan troli. "Kau lebih memilih membantunya dibanding membantuku?"

Tobio diam, ia bingung.

Mengapa Shoyo marah?

Bukankah Shoyo sendiri yang memintanya untuk mencari bahan lain yang diperlukan?

Keinginan Shoyo sendiri untuk memilih buah sendirian, kan?

"Sudah lah."

Shoyo berbalik, tangannya terlepas dari pegangan troli.

Ia pergi tanpa membawa trolinya kembali.

Awalnya Tobio terdiam, lalu ia melirik pada troli yang dibawa Shoyo sebelumnya.

Ah, ia tau.

Bergegas mengejar Shoyo yang hilang dari rak perlengkapan rumah tangga tersebut.

"Shoyo."

Shoyo terus berjalan, mengabaikan panggilan tersebut.

Ia terus memperhatikan sekeliling, mencoba melupakan yang ia lihat barusan.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang