Chapter 21

2.4K 218 108
                                    

Berpikir.

Ayolah, Kourai harus memutar otaknya. Ia harus mendapatkan strategi yang tepat.

Bagaimana pun juga, ia tak boleh kalah.

Kourai menggigit ujung ibu jarinya sembari menggerutu tak jelas dari tadi.

Alisnya bertaut, matanya bergerak-gerak, ia tengah memikirkan cara bagaimana ia bisa merebut Tobio kembali.

Ini sudah terlalu jauh, tapi Kourai masih memiliki kesempatan.

Masih ada dua minggu sebelum pernikahan Tobio.

Dalam kurun waktu tersisa, Kourai harus mendapatkan Tobio.

Sialan.

Apa ada jalan pintas dari semua ini.

Harusnya ada, pasti ada.

Segala sesuatu, bisa dipaksakan.

"Tuan, sarapan anda."

Sachirou datang dengan nampan.

Ia menaruhnya di atas meja panjang diantara sofa yang kini Kourai duduki.

Namun tuannya tak mendengar, masih saja sibuk memikirkan segala cara.

Sachirou memang tidak pernah menentang apapun yang dilakukan oleh Kourai.

Tugasnya hanya melindungi dan menuruti kemauan tuannya.

Ia tidak berhak masuk ataupun ikut campur, karena ia tak diberi hak lebih.

Tugas keluarga Hirugami terhadap keluarga Hoshiumi hanya patuh dan mengikuti apa yang dikatakan keluarga yang berkuasa.

Namun, Sachirou tidak dapat meneruskan ketetapan ini jika kemauan tuannya sangat melenceng.

Kourai adalah orang yang nekat.

Sachirou hanya tidak ingin sewaktu-waktu Kourai justru mencelakai orang yang menghalanginya.

Atau menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya.

Ia takut Kourai tak berpikir jernih, lalu menghancurkan kehidupan orang lain untuk kepentingannya.

Sachirou tidak ingin, tuannya berada di jalur hukum pada akhirnya.

Bukan hanya akan menjadi aib keluarga, tapi dia benar-benar akan hancur.

Obsesinya terhadap Tobio terlalu besar. Sachirou tidak tau apa yang tuannya inginkan dari Alpha--Kageyama Tobio tersebut.

Padahal beliau bisa mendapatkan Alpha yang lebih baik.

Tapi, mengapa harus Tobio?

Sachirou memanjangkan lengannya untuk menaruh cangkir yang berisi teh hangat lebih dekat kepada Kourai.

"Tuan, saya sarankan agar anda berhenti----

Sachirou belum menyelesaikan kalimatnya, dan cangkir tersebut baru saja menapak di meja.

Tapi itu terbang dan terlempar begitu saja sekarang.

"Diam, brengsek! Jika kau tidak membantu lebih baik tutup mulutmu!"

Sachirou terdiam dalam posisi yang sama.

Ia bergerak setelah dua detik untuk membersihkan pecahan dari cangkir yang terlempar.

Sachirou pantang kalah, selagi tangannya sibuk memilih pecahan yang berserakan, ia masih mencoba membujuk tuannya.

"Saya punya kenalan Alpha kelas atas, mereka bijaksana dan saya bisa memperkenalkannya jika anda tertarik."

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang