Chapter 40

1.8K 174 140
                                    

"Itu anakku."

"....."

Apa yang Shoyo dengar ini?

Ia yakin daya tangkap telinganya cukup baik. Dan rasanya tidak ada kalimatnya yang rancu dari ucapan Sachirou.

Bukan---ini bukan masalah apa yang Shoyo dengar.

Namun, masalahnya adalah isi dari kalimat Sachirou ini.

Tentang sesuatu yang baru saja ia ungkapkan.

"Apa itu? Bisa kau ulangi?"

"Akan saya jelaskan."

Pengawal Kourai ini tampak serius, ia justru tak berani menatap mata Shoyo.

Jadi, apakah kalimat itu bukan candaan belaka? Apa itu sungguhan ungkapan yang sebenarnya?

"Beberapa hari sebelum pernikahanmu dengan Tobio, Kourai sempat Heat."

Shoyo mulai serius mendengar, "Lalu?"

Sachirou tampak menghela napas sebelum melanjutkan, "Benar adanya Kourai mencoba ingin melakukan seks bersama Tobio, ia datang dan masuk ke kamar Tobio dan menggodanya."

Entah mengapa Shoyo benci ini, ia tidak ingin mendengar sama sekali sialan.

Apa apaan bajingan Sachirou yang hanya membuatnya emosi?

Shoyo ingin membuatnya berhenti, tapi disisi lain ... ia ingin mendengarkan.

"Tapi saat itu, Tobio sama sekali tidak tergoda. Ia justru mengusir Kourai."

Ah ... Tobio melakukan itu?

"Kourai frustasi dan lagi, ia tengah Heat. Emosi dan hasratnya tabrakan, dan ada aku disana."

Baiklah, Shoyo sudah mengerti mengapa mereka bisa melakukan seks dan Kourai hamil karenanya.

Tapi sesuatu yang tidak Shoyo mengerti adalah,

"Tapi, kau adalah pengawalnya, kau tidak punya hak atas itu?"

Sachirou terjeda.

"Benar. Tapi, aku juga frustasi melihat Kourai hancur karna pernikahan kalian. Aku ingin membuatnya bahagia. Namun pada akhirnya perbuatanku dipergunakan untuk hal lain."

Ini bukan waktunya memikirkan orang lain, tapi Shoyo menyadari sesuatu.

Menjadi Sachirou ternyata sangat berat. Ia harus bertarung setiap hari dengan diri dan aturan keluarganya.

Padahal jika bukan karna ikatan menyebalkan itu, mereka dapat bersama dari awal.

"Tch, dasar. Kalian semua sama saja bajingan."

Sachirou kembali menghadap Shoyo serius, ia membungkukan badan empat puluh lima derajat.

"Mungkin ini keegoisanku, tapi Shoyo---- semuanya akan kembali pada tempatnya ketika kau kembali pada Tobio."

Menurut Sachirou begitu. Dan ia berharap memang begitu.

Karna, jika Shoyo dan Tobio kembali bersama. Kourai sungguhan tidak ada kesempatan lagi.

Terutama ketika tau bahwa anak dalam kandungan Kourai bukanlah anak Tobio.

Maka, tidak ada alasan Kourai bersikeras.

Sachirou mungkin akan mendapat batunya, tapi setidaknya kali ini ia melakukan apa yang ia anggap benar.

Ia juga dapat memyeret Kourai untuk kembali, lalu----

"Tidak."

Eh?

Sachirou sontak mengangkat kepalanya.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang