Chapter 41

2.2K 190 148
                                    

"Anehnya, aku lebih takut kehilangan keberadaan Sachirou disampingku daripada kehilangan Tobio sebagai pasangan hidupku."

Bagi Kourai, memerlukan beberapa hari hingga ia berani mengakui pada dirinya sendiri mengenai kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya.

Karena beberapa saat ia sempat menyangkal hal tersebut.

Bagaimana mungkin dirinya memiliki rasa nyaman terhadap Sachirou yang dulunya hanya lah seseorang yang tidak bisa apa-apa tanpa bantuannya.

Bagaimana mungkin, Kourai merasa aman ketika Sachirou berada di sekitarnya, dan merasa cemas saat Sachirou tidak terlihat oleh indra penglihatannya.

Ia memang selalu mencari keberadaan Sachirou di mana pun, dan mengharapkan kehadirannya setiap saat. Karena saat itu Kourai berpikir hal ini wajar karena Sachirou memang diutus untuk menjaganya.

Dan mereka selalu bersama sejak kecil, maka dari itu Kourai hampir tidak menyadarinya.

Ia selalu melihat jauh kebelakang tanpa menyadari seseorang juga tengah berdiri disampingnya.

Memegang tangannya. Memperlakukannya sebaik mungkin, dan menyiapkan segala keperluannya.

Tapi sampai detik ini, Kourai masih belum ingin sepenuhnya mengakui, bahwa perasaannya itu adalah sesuatu yang disebut cinta--kepada Sachirou.

Namun, ia yakin dirinya memang menginginkan Sachirou.

Diluar itu, Sachirou yang mendengar langsung kalimat tersebut, merasa tidak percaya.

Rasanya seperti ia baru saja dibuat bahagia oleh kebohongan.

Meskipun hatinya sedikit tersentuh, tapi Sachirou berusaha untuk tidak berharap lebih.

Karena baginya, tidak satu pun orang yang dapat menebak apa yang diinginkan oleh Kourai--tuannya.

Bahkan tindakannya kali ini, sungguh diluar kemungkinan yang pernah ada.

Tidak ada yang tau apa yang terjadi hingga Kourai berakhir menyerah dan sadar.

"Meskipun begitu, aku tidak tau apa aku mencintai Sachirou atau tidak. Tapi, sekali lagi Shoyo---

Kourai memberi jeda sebelum lanjut dengan sedikit penekanan, "Jika kau benar benar selesai dengan Tobio, maka kali ini giliranku."

Apa? Kourai menantangnya?

Shoyo sedikit tersinggung dengan sikap Kourai yang seolah ia merasa benar dari dulu.

Dan perbuatan Shoyo yang pergi dari rumah seperti kekalahan bagi Shoyo sendiri.

Ini, sedikit tidak bisa diterima.

"Ini menggangguku beberapa waktu, dan aku datang untuk meluruskan semua."

Kourai berdiri dan berjalan menuju pintu. "Tanyakan pada hatimu apa kau benar benar ingin berpisah dengan Tobio?"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Kourai menghilang dari balik pintu bersama Sachirou.

Di dalam mobil yang hening itu, terdapat kecanggungan yang luar biasa dirasakan oleh Sachirou.

Kourai pun hanya diam yang membuat Sachirou tak dapat melakukan apapun

Ia takut jika ia menanyakan hal yang tidak penting akan membuat Kourai emosi dan marah.

Namun, ketika mereka sampai di perempatan ketika menunggu lampu hijau.

Kourai bersuara lebih dulu.

"Kehadiran bayi ini tidak diduga dan sebuah kesalahan."

"......"

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang