Chapter 22

2.2K 237 70
                                    

Shoyo baru saja pulang kerja. Tobio bersamanya.

Mereka memutuskan sesuatu bersama.

Untuk itu, ada kue kecil sebagai teman mengobrol ringan ini.

Tidak, sebenarnya ini cukup berat, tapi ia harus membuat Natsu lebih santai.

Kue kecil rasa stroberi kesukaan Natsu tengah terhidang di depan gadis kecil ini.

Tak ada waktu basa basi, ia langsung melahap secepatnya.

"Enak?" tanya Shoyo.

"Enak sekali!"

Shoyo tersenyum lembut menatap sang adik.

Namun sejurus kemudian ia ingin melontarkan kalimatnya, tapi ada keraguan.

"Natsu,"

"Hm?" gumam adiknya sebagai jawaban.

Mulutnya masih penuh dengan kue dan krim, tidak fokus pada sang kakak yang penuh kebingungan.

"Dengar, kakak--- argh Tobio, kau yang katakan!"

Natsu mengangkat pandangannya, menatap satu persatu dua orang yang tengah berada di depannya.

Ia hanya tidak mengerti situasi ini, di depannya ada kue, lebih baik baginya mempedulikan kuenya.

Lalu, Shoyo hanya tidak berani mengakui, rasanya aneh bahkan jika hanya mengingat ia akan menikah.

Sialan, Shoyo sulit menerima kenyataan ini.

"Natsu, kau sekarang sudah dewasa, kan?"

Natsu mengangguk, "Jadi, apa yang ingin kakak katakan pada Natsu, katakan saja, jika ada masalah Natsu akan membantu kakak, karena Natsu sudah dewasa."

Shoyo melirik Tobio di sisi kanannya.

Tobio bahkan berhasil membuat Natsu itu kini fokus pada pembicaraan mereka.

Lalu, bagaimana anak umur 9 tahun itu dengan bangga mengatakan dirinya dewasa?

Apa yang diajarkan Tobio padanya?

Shoyo menelan ludahnya. Padahal ia hanya akan mengaku pada adiknya.

Benar. Hanya kepada gadis yang berusia 9 tahun.

Rasanya seperti meminta restu pada orang tuanya.

"Kakak," ia tersendat sejenak, "Kakak akan menikah."

Natsu terdiam. Ia mengulang kalimat Shoyo, "Menikah?"

Ah, bagaimana Shoyo menjelaskan kepada Natsu.

"Pernikahan itu ... hm ... jadi aku----

"Dengan kak Tobio?"

Tunggu, apa Natsu paham apa itu pernikahan?

Ia bahkan langsung mengerti ke mana arah pembicaraan ini.

"Iya, tunggu apa Natsu paham apa yang kakak bicarakan?"

Natsu mengangguk pasti.

"Tidak, maksudku, Natsu tau apa itu menikah?"

Sekali lagi Natsu mengangguk dengan menggumamkan 'hm'.

"Itu yang dilakukan oleh bibi Miwa dan bibi Yachi, kan?"

Benar.

Natsu memahaminya cukup cepat.

Ah, terlintas. Natsu baru menyadarinya.

Ia bersemangat dan memukul meja antusias, "Kak Tobio dan kakak akan menikah? Itu berarti Natsu bisa memiliki adik, kan?"

Dalam pikiran Natsu, ketika seseorang sudah menikah mereka akan memiliki bayi.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang