Chapter 30

2.2K 196 55
                                    

Keseharian Shoyo setelah menikah jauh berubah.

Dapat dilihat dari berbagai aspek mana pun.

Shoyo benar-benar santai, ia bisa berleha-leha seenaknya.

Tidak ada yang perlu ia lakukan.

Duduk, menonton, memakan cemilan, tidur.

Itu kegiatan yang sangat sederhana.

Dan membosankan.

Memang Shoyo sudah mulai membiasakan diri tanpa harus bekerja.

Bahkan mengurus Natsu pun sudah tidak.

Karena kata Natsu.

'Aku sudah besar, dan mulai sekarang aku lah yang akan merawat kakak.'

Apa Natsu dewasa secepat itu?

Tidak.

Dia bahkan masih anak-anak.

Sembilan tahun, apanya yang merawat Shoyo?

Memasak pun tidak, Tobio sangat melarang.

Katanya nanti kelelahan, dan benda-benda dapur juga berbahaya.

Bukankah itu hanya ketakutan yang berlebihan?

Selama ini Shoyo tidak pernah mengalami kecelakaan dapur sama sekali.

Pelayan yang diatur untuk kediaman Tobio adalah orang yang sama seperti sebelumnya.

Bawahan Miwa yang bekerja bersamanya, dan kini diutus untuk kembali merawat Shoyo dan Natsu.

Urusan dapur ikut diserahkan padanya.

Karena kebiasaannya yang bahkan tak melakukan apapun selama berbulan ini, Shoyo menjadi terbiasa bangun lebih lama.

Pagi ini, pukul sepuluh ia baru turun dari kamarnya setelah membersihkan diri.

Wajahnya tidak senang.

Dahinya mengerut, tatapannya seolah baru saja melihat sesuatu yang tidak disukai.

Saat kakinya menyentuh lantai bawah, di saat itu juga Tobio baru menyadari kehadiran Shoyo.

Ia tengah duduk dan memeriksa dokumen di ruang tengah.

Ponsel tak lepas dari telinganya.

Ketika matanya menangkap Shoyo, Tobio langsung menutup telepon tersebut.

Ia bangkit, mendekat pada sang Omega.

Biasanya Tobio tidak akan langsung mendekat, namun hari ini wajah Shoyo tampak tidak senang.

Hal itu mengkhawatirkan Tobio.

"Ada apa?"

Tobio mengusap surai Shoyo, kepalanya tertunduk dan hanya surai orangenya yang mudah disentuh.

Tangannya turun melewati pipi Shoyo, lalu mencapai dagu.

Tobio sengaja mengangkat dagu Shoyo agar mengadah kepadanya.

"Terjadi sesuatu?"

Shoyo semakin mengerutkan keningnya, bibirnya semakin maju menunjukkan rasa kesal.

"Jelek."

Tobio tersentak, hal apa yang dimaksud Shoyo.

Dirinya?

Apa? Sesuatu yang lain?

Apa yang dimaksud 'jelek' disini?

Tapi Shoyo menyampaikan itu dengan menatap padanya.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang