Chapter 26

2.2K 208 75
                                    

"Tuan, anda baik-baik saja?"

Kourai dan Sachirou kini berada di kamar apartemen.

Tengah duduk di sofa di dalam ruangan tersebut.

Keadaan Kourai terus memburuk, feromon yang ia keluarkan terus menerus menyeruak.

Napasnya juga tak teratur.

Keringat bercucuran di pelipisnya.

Sachirou cukup panik, tapi ia berusaha sebisa mungkin untuk tenang.

Sachirou memberikan segelas minum kepada Kourai. Namun hal itu tak membuatnya lebih tenang.

Ruangan kamar itu kini dipenuhi oleh feromon Kourai.

Perasaan Kourai memicu keadaan ini.

Sachirou tak tega.

Kourai bahkan tak bersuara lagi, ia hanya terus menangis sembari memegangi dadanya.

Sachirou menggigit bibirnya, segalanya juga tak bisa ia atasi dengan mudah.

Sachirou tak suka melihat keadaan Kourai yang sekarang.

Belum lagi masalah feromon, bagaimana pun juga Sachirou adalah seorang Alpha.

Kini ia setengah duduk dengan bertumpu pada lututnya, tepat di depan Kourai.

Tangannya terulur, memegangi kedua belah pipi tuannya.

Lembab, bahkan dingin karena air mata.

Bibirnya bergetar, Sachirou merasa sakit.

"Tuan ..."

Mata Omega itu seolah mati menatap Sachirou, dengan napas yang semakin lama semakin pendek.

"Tidak apa-apa, oke?"

Apa yang tidak apa-apa?

Sachirou sendiri juga manusia, ia sendiri tidak sanggup menghadapi situasi ini.

Ada saatnya Sachirou sendiri juga dapat kehilangan ketenangannya, seperti saat ini.

Banyak hal yang ada dipikirannya sekarang.

Ia takut Kourai berani melakukan sesuatu yang akan melukai dirinya sendiri.

Kourai juga tanggung jawabnya selama ini, bagaimana mungkin Sachirou bisa melihat tuannya dalam keadaan menyedihkan seperti ini?

"Tuan ..."

Suaranya semakin melembut, matanya semakin sayu menatap tuannya.

"Kourai ...,"

Sachiro semakin mendekat, membawa tuannya pada pelukan.

Memperlakukan Kourai selembut mungkin.

Tangannya mengusap pelan punggung Kourai.

"Saya di sini, tenanglah."

Sachiro mencampur feromonnya dengan feromon Kourai.

Melepasnya perlahan agar Kourai tak terkejut.

"Luapkan emosi anda pada saya, jangan di tahan."

Mendengar itu, tangan Kourai terangkat, ia membalas pelukan Sachirou.

Lebih ke ... mencengkram kuat-kuat punggung Alpha tersebut.

Kourai menenggelamkan wajahnya pada pundak Sachirou.

Untuk beberapa saat mereka mempertahankan posisi itu.

Tapi Sachirou merasakan, semakin lama napas Kourai terus memendek.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang