Chapter 11

2.6K 246 82
                                    

"Sachirou, aku punya ide."

Pagi itu, Alpha yang berstatus pengawal bagi Kourai itu baru saja meletakkan secangkir teh dan sarapan ringan untuk tuannya.

Ia kembali berdiri tegap bersedia mendengarkan ide dari Kourai.

"Kau bilang Shoyo ada acara bersama rekan kerjanya akhir minggu ini, kan?"

Satu hari sebelumnya, Sachirou baru saja menyelidiki beberapa hal mengenai Shoyo, jadwal akhir minggunya juga didapatkan oleh Sachirou.

"Aku juga akan datang,"

Sachirou mendongak, menatap tuannya yang kini terpampang wajah dengan segala rencana di pikirannya.

"... namun bersama Tobio."

Sesuai dugaan.

"Aku akan mengatur tempat duduk untuk kami berdua, dan kau Sachiro ... buat lah Hinata Shoyo dapat melihat kami."

Hanya itu instruksi dari tuannya. Lalu setelah itu Sachirou harus berpikir sendiri bagaimana dan apa cara yang dapat dilakukan.

Meskipun Sachirou sendiri merasa hal ini salah, yang ia lakukan cukup mengikuti permintaan Kourai.

Karena itu tugasnya.

"Baik, Tuan."

Dan setelah itu, ia mencari cara.

Pertama, ia meminta pada pemilik tempat makan tersebut untuk mengizinkannya mengantarkan minuman itu.

Hanya untuk minuman yang akan ditumpahkan pada Shoyo.

Sang manager tentu saja menolak. Tapi dengan berbagai cara akhirnya dapat disetujui.

Tepat di hari tersebut, Sachirou melancarkan aksinya.

Ia berpura-pura sebagai pelayan, lalu berjalan disamping Shoyo.

Setelah menumpahkan minuman tersebut, ia menuntun Shoyo berjalan mengarah meja di mana Kourai dan Tobio berada.

Di saat itu, Kourai masih duduk dengan normal di samping Tobio.

Tidak ada yang aneh, hanya seperti makan malam biasa.

Lalu ketika Kourai melihat Sachirou sudah dekat, baru lah ia bergegas naik ke pangkuan Tobio dan menciumnya.

Itu hanya sekilas, ciuman itu tak berlangsung lama karena Tobio mendorong tubuh Kourai.

Tobio menoleh, Kourai ikut menoleh menatap Shoyo dengan pandangan kemenangan.

Setelah itu ia kembali mencium Tobio.

Itu juga tidak berlangsung lama, karena Tobio bergegas berdiri dan menyingkirkan Kourai dari pangkuannya ketika melihat Shoyo lari.

Niat Tobio awalnya hendak mengejar.

Tapi tangannya ditahan.

"Apa kau akan meninggalkanku sendiri di sini?"

Tobio melirik Kourai, lalu memutar kepalanya melihat Shoyo yang kini sudah lari ke luar.

Tobio mendengus tak senang, dahinya berkerut.

Ia melirik Kourai dari sudut matanya, "Apa yang kau lakukan barusan?"

Suaranya dingin, auranya sangat mengintimidasi.

Tapi disitu Tobio masih berusaha menahan diri sebisanya.

Kourai tetap lah teman masa kecilnya. Ia tak dapat melampiaskan emosinya.

Pegangan Kourai pada tangan Tobio semakin kuat, ia berencana mengungkapkan saat itu juga.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang