Chapter 7

4K 267 56
                                    

Shoyo tersentak mendengar suara yang familiar.

Perlahan Feromon dominan juga masuk ke penciumannya.

Ia mencari keberadaan.

Di mana?

Di mana pemilik Feromon itu?

Ia bangkit dari posisi meringkuknya, mendapati Tobio berdiri di sisi ranjang tanpa berbuat apapun.

Shoyo merangkak, menggapai tangan Tobio.

"Ke-Kenapa lama sekali?"

Ia bersandar pada perut sang Alpha, lebih tepatnya pada ruang yang ada di antara kedua kaki si dominan.

Bau yang ia cium tentunya lebih kuat di sana.

Shoyo bergerak sendiri, tangannya membuka ikat pinggang yang melingkar di pinggang Tobio.

Perlahan ia menurunkan celana sang dominan, membuat benda keras itu menonjol lebih jelas.

"Kenapa--kenapa sudah sebesar ini?"

"Menurutmu kenapa lagi?"

Shoyo memberikan tatapan seolah meminta.

Meminta agar kepemilikan Tobio ini dapat masuk ke dalam dirinya

"Apa yang kau inginkan?"

Jawaban dari pertanyaan Tobio ini sudah jelas, tapi ia hanya mencoba bermain-main.

Shoyo menunduk dengan wajah yang semakin memerah, memegang milik Tobio dengan tangan mungilnya.

"I-Ini, masukan."

Tobio tidak banyak menemukan Shoyo yang meminta duluan.

Melihat Omega ini menginginkan dirinya membuat Tobio berniat untuk mengusili.

"Lakukan sendiri."

Shoyo kembali mengadah, menatap pada Tobio. Matanya bertanya 'bagaimana?'

Tobio naik ke atas ranjang. Membiarkan dirinya telentang.

"Masukan sendiri."

Diinterupsi seperti itu membuat Shoyo ragu, tapi bagaimanapun juga ia butuh.

Butuh benda itu masuk.

Shoyo mendekat, kedua kakinya menumpu di sisi tubuh Tobio, kini masih duduk di atas perut sang dominan.

"Buka bajumu dulu."

Shoyo menggigit bibirnya, ia membuka baju sepenuhnya, tanpa meninggalkan benang apapun yang menutupi tubuh.

Tangan Tobio kini bertengger di kedua gumpalan pinggul Shoyo, satu jarinya meraba bibir lubang sang Omega.

Kini ia menekan jarinya masuk, "Sudah sebasah ini?"

"Hmph!"

Lubang yang akan dimasukinya itu sudah sangat licin, bahkan mereka tidak perlu pemanasan lagi.

"Lakukanlah," perintah Tobio.

Shoyo mengangkat pinggulnya, satu tangannya menggapai milik Tobio, satunya lagi berusaha menumpu bobot tubuhnya.

Ujung dari daging tebal tersebut sudah berada di mulut sarangnya.

Shoyo perlahan turun, sempat hampir masuk namun meleset.

Lagi, Shoyo berusaha memasukkannya kembali.

Namun masih gagal.

"Kenapa tidak bisa masuk?"

Semburat merah mewarnai wajah Tobio, garis senyum terangkat melihat pemandangan langka itu.

Shoyo terlihat frustasi karena keinginannya tak terpenuhi.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang