Chapter 2

4.2K 282 45
                                    

Shoyo keluar dari dalam mobil hitam. Turun tepat di samping restoran tujuannya.

Satu dentuman kuat terdengar ketika pintu itu kembali ditutup.

Tobio, sebagai penyetir, menurunkan kaca jendela.

"Siang nanti aku akan menjemput dan mengantar Natsu pulang."

Shoyo mengangguk sebagai jawaban.

Mobil itu melaju, dengan satu klakson kepada Shoyo.

Merasa hilang dari kejauhan, barulah Shoyo masuk ke dalam restoran melalui pintu samping.

"Pagi, Ketua."

Itu beberapa sapaan dari anggota lainnya.

Meskipun sudah hitung bulan Shoyo mengambil alih posisi Keiji, rasanya masih belum terbiasa.

Mengingat dirinya juga junior disini.

Banyak dari mereka yang bekerja lebih dulu dari Shoyo, tapi tanggung jawab ini, sungguhan diserahkan ke tangannya.

"Pagi, Shoyo."

Jika dengan nama, yang menyapa sudah jelas Tadashi, ataupun Kou.

Sesuai perkiraan, itu Tadashi yang juga baru sampai di restoran.

Shoyo mengangguk, "Pagi."

Sebenarnya, mengatur pelayanan juga pekerjaan yang cukup sulit.

Beberapa yang komplain, maka sang ketua yang mengatasi.

Apalagi jika ada anak baru, mereka sering kali semena-mena.

Walaupun begitu, hanya sedikit dari pelanggan yang bersikap demikian.

"Ketua Shoyo."

Shoyo berbalik, menghadap pria yang sama tinggi dengannya.

Orang ini adalah anggota baru yang direkrut setelah restoran cabang dibuka.

Meski, seringkali Shoyo meminta agar tidak perlu memanggilnya ketua. Tapi pria bernama Yuu ini tetap bersikukuh.

"Ada apa?"

Jari telunjuknya terangkat, dan mengarah pada meja yang posisinya ada di paling ujung, di dekat jendela.

"Orang itu, ingin kau yang melayaninya."

Shoyo menatap sejenak, memperhatikan oramg tersebut.

Tapi, selama apa pun ia menatap, orang itu sama sekali bukan kenalannya.

Shoyo berjalan mendekat ke arah meja, memberikan daftar menu dan siap untuk mencatat.

"Boleh aku memesanmu?"

Shoyo terdiam, lalu helaan pelan dikeluarkan.

Ia tidak ingat kapan terakhir kali yang seperti ini terjadi padanya.

Tapi untuk mendengarnya lagi, benar-benar membuatnya kesal.

Dengan tatapan yang malas, ia berujar, "Maaf tuan, pesanlah---

"Itu pasti kata-kata yang akan diucapkan oleh Atsumu."

Ha?

Tunggu, apa?

Dan, kenapa nama Atsumu tiba-tiba ada di sini?

Siapa, orang ini?

Pria itu menurunkan daftar menu yang ada di tangannya, lalu menatap tepat pada mata Shoyo.

Shoyo benar-benar tidak mengerti situasi ini. Sebenarnya, apa?

Alpha ini ...

Tunggu, Alpha?

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang