Chapter 31

1.9K 175 32
                                    

"Aku tidak ingin kembali ke apartemen itu."

Sachirou mengalihkan perhatian.

Ia menatap Kourai yang berada disamping dari ujung mata.

Tuannya itu terlihat seperti cangkang kosong, kepalanya bersandar lelah, matanya menatap ke jalanan yang telah gelap karena malam.

Perlakuan Kourai yang tak menatap saat berbicara pada Sachirou itu sudah biasa.

Tapi, entah Kourai sungguhan belum mengerti mengenai penjelasan dokter tadi atau memang sengaja melupakan hal itu.

Sachirou tidak tau.

Karena bertepatan dengan jam makan malam, Sachirou terlebih dahulu membawa tuannya untuk makan.

Seperti sebelumnya, Kourai tak makan banyak, namun bagi Sachirou jika Kourai ingin makan saja sudah cukup.

Baru lah ia membawa mobil kembali, Sachirou memeriksa hotel bintang lima dari ponselnya.

Jaraknya tidak jauh dari tempat mereka berada.

Mengingat Kourai yang telah lelah, Sachirou langsung mengendarai mobil menuju ke hotel tersebut.

"Saya memesan dua kam---

"Satu saja."

Sachirou tersentak karena selaan tersebut, bukan karena ia di sela, tapi karena kalimat tuannya.

Karena pada biasanya Kourai tak akan mau berbagi kamar.

"Kami memesan satu kamar," ulang Sachirou pada resepsionis.

Satu kunci kamar di tangan, mereka mendapat lantai lima.

Selama berada di lift, ataupun berjalan di lobby hotel, Sachirou masih terus mengkhawatirkan Kourai.

Mengenai ia tidak ingin kembali ke apartemen juga yakin karena masih mencoba menerima keadaan.

Bahkan jika Kourai ingin pergi, ingin menjauh dari daerah itu.

Kota itu,

Bahkan dari negara yang ditinggali Tobio.

Sachirou akan mengikuti dan menemaninya.

"Kita bisa memesan dua kamar tadi."

Sachirou masih ingin tau mengenai hal ini, ia mengambil kesempatan itu ketika mereka berada di depan pintu kamar.

"Kau tau keadaanku, dan aku butuh kau saat itu juga. Sulit memanggilmu jika kamar kita terpisah."

Kourai menjawab dengan ketus, namun setidaknya Sachirou sekarang pun paham.

Padahal Sachirou bisa datang secepatnya jika terjadi sesuatu pada Kourai.

Namun menjaganya secara langsung menjadi kemudahan bagi Sachirou.

"Aku lelah, kau tidur dimana yang kau inginkan."

Kourai langsung merebahkan diri keatas ranjang.

Bukan hanya kegiatan fisik yang akan membuat tubuh merasa lelah.

Bahkan perasaan dan pikiran bisa menggerogoti tubuh.

Itu bahkan lebih parah.

Sachirou mendekat pada Kourai yang masih telungkup diatas kasur.

Kakinya menggantung diluar kasur.

Sachirou membuka sepatu Kourai agar ia bisa tidur dengan lebih baik.

Setelahnya, Sachirou memperbaiki posisi tidur tuaanya menjadi lebih nyaman.

Ia sempat mengelap tubuh Kourai di beberapa tempat.

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang