Pesawat mendarat di Terminal 2 CGK pukul 16:52, setelah 21 jam perjalaman dari Totorboro Airports.
Mas Aud, sudah menunggu mereka di sisi hangar, dan langsung mengendarai mobilnya menuju ke kota tempat putra dan iren tinggal.
**
"Kaya yang lama ngga pulang ya" sahut iren ketika memandangi gedung2 Sudirman,
"Always" jawab putra
Setelah hampir 3 jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di penthouse, tak ada siapapun di sana. Putra langsung menjatuhkan dirinya ke kasur karena badan dan pikirinya sudah sangat cape.
"Sayang...jangan gitu, mandi dulu" sahut iren sambil menyimpan tas nya dan melihat putra di kasur tanpa berganti baju
"Sayang" lanjut iren sekali lagi
"Yah tidur" gumam iren kerita memperhatikan wajah putra yang tertidur.
********
Social media di ramaikan dengan tuduhan penipuan dari Private Capital company yang belum di sebutkan namanya, tapi Putra Askara terindikasi sebagai dalang di balik semuanya.
Beragam screeshot pesan komunikasi antara Putra dan sekretarisnya tersebar luas,
"Bangun" suara iren membangunkan putra
"Emmhh?" sahut putra sambil mencoba membuka matanya
"Baca" lanjut iren sambil melempar hp nya ke badan putra
"Apasih!" jawab putra sambil membuka matanya dan melihat hp iren
"Yaampun, ini apaan" ucap putra melihat apa yang sedang ia baca
"Ya kamu itu apa-apaan?"
"Yang...aku punya sekretaris cewe aja engga" jawab putra
"Terus itu penipuan apa?" tanya iren
"Ya mana aku tau, aku ngga pernah kerjasama dengan investor dari luar juga"
"Yang bener?" tanya iren
"Beneran, kamu selama ini sama aku kan, apakah aku pernah komunikasi dengan sekretaris? atau komunikasi dengan investor? gaada kan" jawab putra
Iren mencoba mengingat semuanya, apa yang di katakan putra memang benar.
**
"APA-APAAN INI!?"
"GUA CAPE-CAPE BANGUN INI SEMUA, RUSAK KARENA LU SEMUA NGGA BECUS CARI ORANG"
"POKOKNYA GAMAU TAU, BERESIN INI SEMUA, ATAU GUA YANG TUTUP INI SEMUA!"
Teriak putra kepada para direksi perusahaan capital miliknya, setelah mira memberikan informasi bahwa IP adress dari postingan yang merusak citra dirinya yang ramai di social media, itu sesuai dengan lokasi tempat tinggal M.I yang kemarin putra minta dean keluarkan.
********
"Makan dulu" sahut iren menghampiri putra yang baru selesai berbicara dengan direksi nya
Putra hanya diam dan menyalakan rokok,
"Kamu pulang gih" sahut putra
"Kenapa?" tanya iren
"Pulang" jawab putra
"Ada apa? mau apa?"
"Keluar" ucap putra
"Engga"
"Keluar..."
"Gamau"
"KELUAR!" teriak putra sambil menunjukan tangan nya ke pintu
Iren tersontak dengan teriakan putra pada dirinya, ia lalu membawa hp nya dan keluar melalui lift.
"Gubrakk"
"Druaggg"
"Crakkk"
Suara barang yang di lempar dan dipecahkan terdengar oleh iren ketika ia menunggu lift, iren ketakutan dibuatnya. Pintu Lift terbuka, tapi ia kebingungan apakah harus meninggalkan putra atau menenangkanya, tak sadar ternyata dean sudah ada di lift terlebih dahulu dan menariknya masuk.
"Biarin" sahut dean kepada iren setelah menariknya untuk masuk dan turun.
Mereka lalu terduduk di cafe hotel yang mereka sedang tempati.
**
Iren berlari mencari putra ketika kembali memasuki penthouse dan melihat keadaan sudah sangat berantakan, barang2 pecah terlihat berserakan,
"Babyy!" teriak iren ketika melihat putra sedang terduduk di kamar nya dengan tangan kanan berlumuran darah
"Baby..." lanjut iren sambil memeluknya yang terduduk di sisi kasur
"Why did you do this..." ia berbicara sambil melihat luka di tangan putra
Wajah putra terlihat memerah dan acak-acakan, iren mencoba menata kembali rambutnya.
********
Beberapa minggu kemudian, akhirnya para Direksi di bantu oleh keluarga Mira berhasil menguak dalang di balik tuduhan kepada putra, Walikota ikut terlibat bersama M.I yang menyusup dan membuat kerugian kepada putra, keduanya memiliki rasa sakit hati terhadap putra karena putra pernah membuat mereka terjebak dengan ulah nya sendiri. Keluarga M.I dendam kepada putra karena ayah putra dulu mengeluarkan orangtua dari M.I tersebut ketika bekerja bersama, alasan ayah putra mengeluarkan orang tersebut karena tindakan fraud yang merugikan. Walikota memiliki dendam kepada putra karena nama nama baik walikota hancur karena ia harus memenuhi perjanjian jual beli tanah sengketa dengan putra, karena jika tidak memenuhinya, putra akan membuka semua gratifikasi yang walikota terima, tak peduli walaupun perusahaan akan tercoreng, karena bukan dirinya langsung yang memberikan gratifikasi pada walikota, hanya perusahaan kosong yang bertugas melakukan nya, jadi walikota tidak bisa menyeret putra secara langsung.
Dibantu oleh beberapa perusahaan media milik keluarga Nabilla, Mira mengeluarkan berita tersebut beserta bukti valid yang sudah tidak bisa di bantah. Para mahasiswa yang membaca berita tersebut makin mempertanyakan kredibilitas walikota mereka saat ini.
"Well played" gumam putra dalam hati ketika membaca berita tersebut, seminggu sebelum dirinya kembali ke New York.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempo Of Love
Romance(Sequel From Rhythm Of Love) Putra Askara Akhirnya memilih untuk mengikuti wasiat terakhir Ayahnya untuk melanjutkan pendidikan di New York, meninggalkan perasaan yang ada dalam dirinya, meninggalkan orang yang ia sangat sayangi. Tapi seperti Tempo...