Rotterdam To New York

31 2 0
                                    

Iren yang tidur di kamar pesawat dibangunkan oleh pramugari, untuk memberi tahu bahwa 45 menit lagi mereka akan sampai di tujuan, iren sudah tak sabar, ia langsung beranjak ke jendela, dan melihat pemandangan Amsterdam dari atas, semua kenangan semasa dia tinggal di sini langsung muncul di kepalanya.

Putra terlihat sedang dalam telfon menggunakan bahasa arab, ia lalu duduk di kursi sebrang putra dan memetik anggur yang ada di sisinya.

"Aamiin" canda iren ketika putra selesai telfon,

Putra langsung menoyor kepala iren sambil tersenyum,

"So, please take me to your favorite place when we there, ok?" sahut putra

"Ok!" jawab iren sambil tersenyum dan melirik ke jendela sekali lagi

**

Suasana Rotterdam masih memasuki musim dingin, ia terlihat happy ketika akhirnya kembali menemukan salju setelah sekian lama, mereka langsung masuk ke mobil yang sudah menunggu di sisi hangar, dan menuju hotel dekat tempat tinggal keluarganya.

Putra banyak menghabiskan waktu disana dengan berjalan kaki, mereka mengunjungi pre school iren waktu di sini, lalu sungai favorite iren, dan bercengkrama bersama mama dan keluarga iren dalam beberapa hari ini. Putra terlihat sangat menikmati suasana di Rotterdam, mereka terlihat berfoto di spot2 favorit iren.

Putra dan mama terlihat sudah dekat karena sering membicarakan kondisi ekonomi makro, mereka sesekali bertukar pikiran terkait pandangan nya di masa yang akan datang. Dalam satu malam, ketika putra sedang izin mengangkat telfon, mama mencoba menanyakan siapa putra,

"Sa, apasih kerjaan dia?" tanya mama karena penasaran putra terlihat sangat sibuk dan paham dengan kondisi ekonomi makro

*Sa adalah panggilan mama terhadap iren sedari kecil, dari nama Irena Larasati.

"Dia emang punya usaha di beberapa bidang ma" jawab iren dengan singkat karena tidak mau terlalu mengumbar apa saja yang putra lakukan

"Ohh, dia bantu keluarganya?" tanya mama

"Iya" jawab iren

"Keluarganya emang kaya ya?"

"Engga tau sih ma, cukup mungkin" jawab iren tetap mencoba menjawab secukupnya

"Dia anak pertama ya?"

"Iya ma"

"Ohh, bagus, masih muda udah mau bantu keluarganya, terus paham sama kondisi ekonomi makro" sahut mama

"Dia kuliah di mana?" lanjut tanya mama

"...Columbia" jawab iren dengan lurus dan teringat cepat atau lambat putra akan kembali menyelesaikan studi nya.

Putra lalu kembali masuk dan mengatur nafasnya karena di luar sangat dingin.

********

Hari yang cerah di Rotterdam, putra dan iren sedang berjalan di pusat kota untuk menikmati hari dan sekedar mencari kedai kopi,

"Makasih ya...." sahut iren sambil berjalan di sisinya

"For what?" tanya putra

"Buat bawa aku ke sini" jawab iren

"Aku, yang terima kasih" sahut putra

"Kamu...ngga akan ninggalin aku kan?" tanya iren

"Ngga pernah kepikiran" jawab putra

"Kamu....kapan pulang ke columbia?"

"..... February"

"Aku, boleh minta satu permintaan?" tanya iren

"Sure"

Tempo Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang