Look who's back to town!

15 0 0
                                    

Mendekati Waktu Siang, Caroline pamit pergi dari paviliun karena akan bertemu teman nya, setidaknya itu yang ia katakan di depan mereka,

"Cakep tuh mobil an" sahut putra yang sedang merokok bersama dean di belakang rumah dekat kolam renang

"Hehe, sungkem" canda dean kepada putra sambil memberikan gesture sungkem ke hadapan putra

"Anjing, geli goblok" jawab putra tertawa

"An, jujur sama gua, lu masih kuat atau engga?" tanya putra tiba-tiba serius

"Dibilang masih kuat ya masih put, gua temen lu, gaakan pernah ninggalin lu, tapi gua udah mulai ada khawatir nya sekarang"

"Ngerti, jadi kapan lu nikahin olin?" tanya putra

"Belum tau put, masih banyak yang gue pertimbangin resiko terburuk nya, guenya gapapa, tapi dianya kalo nanti keseret gua ngga tega"

"Yaudah, kalo lu udah gakuat bilang aja an, lu udah berbuat banyak buat urg, kalo lu udah mutusin mau nikah, tinggalin ini semua, biar hidup kelurga lu aman kalo-kalo hal buruk terjadi"

Dean menundukan kepalanya karena malu,

"Lu nanti gimana?" tanya dean sambil menghembuskan rokok

"Gausah pikirin urg, kalo emang udah waktunya, yaudah" jawab putra sambil menepuk pundak dean

"Makannn" suara nabilla memecah obrolan mereka berdua sambil membawa beberapa piring makan, dean lalu masuk membantu membawa piring lainya yang masih ada di dalam, mereka akhirnya menikmati makan siang di halaman belakang rumah bersama.

********

Iren sudah berada di cafe terlebih dahulu sebelum olin datang, ia terlihat sedang mengerjakan deck nya untuk laporan Q2,

"Ren" sapa olin ketika datang dan lansung duduk di dekatnya

"Hi lin, lama banget" jawab iren kesal karena sudah menunggunya lebih dari 1 jam

"Maaf ren, ngobrol dulu tadi"

Iren yang juga mengetahui caroline tinggal bersama dean, sedikit penasaran ia berbicara dengan siapa, karena seingat dirinya, dean selalu pergi di pagi hari, entah untuk mengerjakan tugasnya atau sekedar menghampiri putra, apalagi mungkin saja putra sudah berada di Indonesia, mengingat weekend esok hari adalah grand opening Zouk, club malam baru milik putra.

"Ohh, beli apa emang tadi lin?"

"Beli spice herbs gitu, buat masak nanti"

"Owalah, enak kayaknya, mau masak apa nanti lin?"

"Mau bikin sayur daging" jawab olin lurus

Iren menyadari, bahwa spice herbs bukan untuk sayur atau makanan berkuah, tetapi untuk dimasak atau di bakar, dan ia mengetahui seseorang yang suka membakar daging nya dengan spice herbs, yaitu Putra, ia mengetahuinya di momen pertama kali menghampiri putra ke New York, dan mereka bbq an, hanya putra yang menyukai spice herbs, yang lainya hanya bumbu herbs tanpa pedas. Iren sedikit sakit hati karena caroline mungkin berbohong pada dirinya, tapi ia tak mau ambil pusing, mungkin olin mempunyai alasan sendiri.

**

"Baby, itu diluar ada yang ngirim barang tolong bawain dong" pinta nabilla keoada putrs ketika mereka sudah selesai makan

"An tolong ambilin, hehe" sahut putra balik meminta kepada dean

"Sama kamu! bukan malah balik nyuruh" ucap nabilla kesal

Putra tersenyum lalu beranjak dari tempatnya dan untuk mengambil barang yang nabilla pesan, ia lalu penasaran dan membuka plastiknya untuk mengetahui isinya, ternyata itu adalah IUD, atau Pil darurat yang nabilla pesan melalui aplikasi online,

Tempo Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang