What you do, what you get

8 0 0
                                    

Putra mendarat di Bandara Teterboro pukul 10 Pagi waktu New York, ia tampak tak banyak bicara dan langsung masuk ke mobil yang menjemputnya.

**

Alex, Nabilla dan Mira tampak berada di sofa ketika putra memasuki penthouse nya, Nabilla lalu berlari menghampiri dan memeluknya. Putra hanya diam tanpa berekspresi apapun, Mira hanya menatapnya dan Alex hanya menepuk pundak putra perlahan ketika ia mencoba menghampiri ketika putra langsung masuk ke kamar nya dan menutup pintunya. Mereka bertiga memutuskan untuk tidak masuk kelas hari ini karena khawatir dengan apa yang akan di lakukan putra dengan keadaan seperti ini.

Tak lama putra keluar dari kamar nya dengan membawa tas kampus dan laptop di lengan nya,

"Lah? ngga pada masuk?" tanya putra memperhatikan mereka

"Kamu mau masuk?" tanya Nabilla

"Ya iyalah, aku udah balik ngapain diem" sahut putra sambil berjalan keluar meninggalkan mereka

Mereka bertiga lalu bergegas ke kamar masing2 membawa tas nya untuk pergi ke kampus, karena percuma jika hanya diam di sini, tapi putra nya pergi.

**

Selama di dalam kelas, putra terdiam seperti tidak ada apapun yang terjadi, Alex dan Nabilla terus memperhatikanya, hingga waktu selesai kelas, akhirnya putra membalikan badan nya untuk bertanya,

"Mau makan di mana?" tanya putra

"Lu mau makan dimana?" jawab alex kembali bertanya

"Lagi pengen THG (The Halal Guys), yuk" sahut putra sambil berjalan keluar, diikuti oleh mereka berdua,

Selama di jalan dan memesan makan, mereka berdua tidak berani mulai bertanya apapun kepada putra, setelah mendapatkan makanan nya, putra langsung membukanya dan duduk di sisi jalan, tanpa bertanya kepada mereka berdua. Alex dan Nabilla saling bertatapan, tak pernah selama ini putra makan langsung di sisi jalan, mereka lalu mengikutinya dan ikut makan bersama menemaninya, selama makan pun putra tak berbicara sama sekali, ia hanya terus fokus ke makanan nya hingga selesai.

**

Sesampainya kembali ke penthouse, mereka kembali ke kamar nya masing2, Nabilla lalu mencoba mengirim pesan kepada alex,

N : "I think you should talk to him" (15:46)

A : "I'll try, you will be come after that right?" (16:01)

N : "Sure, i'll be check my paper then i'll come down to there" (16:05)

Putra lalu berjalan menuju kamar putra, dan tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk ke kamarnya, putra terlihat sedang berada di depan layar meja kerjanya tanpa berkata apapun,

"Bruh" sapa alex sambil mencoba melihat-lihat pajangan putra di kamarnya

"What?" tanya putra lurus

"R u ok bruh?" tanya alex

"Sure, dont worry about me"

"But, we know what happen bruh, we feel sorry for that"

Putra hanya diam dan mengerjakan sesuatu di komputernya, Alex lalu mencoba melihat apa yang sedang di kerjakan putra, ia terlihat sedang mengeksekusi jual beli mata uang di akhir sesi market. Alex sadar putra sedang sangat emosi dengan perasaan nya, karena putra melakukan transaksi impulsif dengan jumlah lot yang ia transaksikan. Biasanya putra menghitung risk reward ratio nya dan melakukan trading dengan jumlah 10-50 lot paling banyak, kali ini putra terlihat mentransaksinkan 100 lot dengan beberapa lapis layer, jadi total alex melihat putra mentransaksikan 500lot dalam satu waktu, walaupun berhasil menghasilkan $2.5juta dalam waktu 45 menit selama ia memperhatikanya, tapi itu adalah transaksi yang sangat-sangat beresiko.

********

Di dalan kamar nya, iren terlihat sedang kebingungan, tidak terpikirkan sebelumnya bahwa putra ada di tempat yang sama semalam, semuanya di luar bayanganya, entah kenapa ia hanya diam ketika dandy memasukan cincin ke jari nya, dan putra ada di sana, padahal seharusnya ia sedang dalam perjalanan menuju New York.

Semua diluar perkiraan nya, karena tadinya ia hanya berniat ingin berbicara santai dengan dandy, atau hanya sekedar bertemu sapa. Ia tampak stress melamun memikirkan apa yang akan terjadi nanti, satu sisi Dandy terlihat mencoba menghubunginya sedari malam setelah mereka pulang, dan putra terlihat tidak ada menghubunginya sama sekali.

Ia lalu mencoba memberanikan diri menghubungi putra, beberapa kali ia coba hubungi, baik lewat whatsapp atau telfon roaming, nomor putra sudah tidak bisa di hubungi. Ia akhirnya menangis, menyadari betapa berantakan keadaan nya saat ini karena ulah nya sendiri.

Tempo Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang