Modern arts

23 2 0
                                    

Cuaca New York pagi ini terlihat sangat cerah, tapi suhu masih berkisar di 11 derajat celcius.

Mira sedang terduduk di balkon penthouse nya,

"Ngelamunin apa kamu?" tanya nabilla yang baru bangun dan berniat mengambil segelas air

"Hmmh? engga" jawab mira

Nabilla lalu duduk di dekatnya,

"Kenapa?" lanjut tanya nabilla

"Gapapa bil" jawab mira sambil merengkuh lutut nya yang dinaikan ke kursi

"Putra?" sahut nabilla

Mira hanya diam tidak menjawab,

"Bil, aku salah ngga sih, masih nyimpan perasaan sama dia" ucap mira

"Ya ngga salah, cuman kan kamu harus tau kondisi juga, aku ngerti gimana perasaan kamu, kalian sempet deket lagi kan waktu semester awal sampe terakhir sebelum liburan akhir tahun, tapi ya aku kira cuman deket for doing casual things aja and work together gitu, tapi ternyata kamu yang pake perasaan" sahut nabilla

"Aku bingung sama perasaan ku, satu sisi aku masih sayang sama putra, tapi aku liat iren seperti itu, dia baik banget ternyata, ngga salah putra bisa jatuh hati sama dia" jawab mira

"Jujur ya...mira yang dulu kemana? mira yang acuh tak acuh, mira the hot girls in the city back then" tanya nabilla

"Kamu kali, bukan aku" jawab mira

"No, really, i mean, where's the heartless badass mira now?"

"Gone, because I felt that I was treated so well again by him" jawab mira

"Mir, you know, putra is putra, to be honest, i don't know how long he will be like that, because we both been with him, we know he is selfish, arrogant, and a playboy. Maybe he's like that now because he's changed, or maybe it's because of Iren" lanjut Nabilla

"What do you mean?" tanya mira

"Hey, we know what he's like, the only way to separate two of them is break his ego"

Mira melirik nabilla, ia kaget dengan pertanyaan nabilla,

"Bil? kamu berharap mereka ngga berhubungan?" tanya mira

"Jujur, iya. Iren terlalu berbahaya buat putra, kita gak kenal dia, Iren udah dapet banyak dari putra, liat dia sekarang, dia bisa beli first class sendiri kan kesini?" jawab nabilla

"Tapi...itu juga karena dia usaha sendiri kan?" tanya mira

"Siapa yang ngajarin?"

"Aku..." jawab mira

"Apa kamu gak takut kalo suatu saat dia bisa hancurin putra kapan aja ketika dia udah punya semuanya? dia bisa hancurin perasaan putra, dan bisa berpengaruh ke semua yang putra kerjain nantinya?" ucap nabilla

"Bil...aku kira kamu dukung dia" jawab mira

"Engga, gaakan pernah, aku deketin dia karena aku gak mau musuhan sama putra, itu bisa ngancurin semua bisnis keluarga, inget, sekarang dia pegang kontrol semuanya"

"Tapi bil, iren keliatanya baik kan"

"Keliatanya, kita ngga pernah tau apa yang ada di pikiran dia"

**

Iren sedang memperhatikan putra yang sedang tertidur, ia lalu mencoba mencium pipinya, lalu mencoba memotret tattoo yang ada di belakang tubuh putra, yang akan ia simpan di gallery nya untuk dirinya.

"Yang...." Iren mencoba membangunkan putra sambil mendekatkan wajahnya

"Mmhh?" ucap putra sambil masih memejamkan matanya

Tempo Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang