Wake up call

50 1 0
                                    

Suara putra sedang berbicara dengan bahasa prancis terdengar oleh iren ketika ia terbangun, waktu menunjukan pukul 16:34, iren lantas berdiri dan menggunakan pakaian nya, memperhatikan putra yang sedang mondar mandir berjalan di depan nya sedang dalam telfon.

"Ola baby" sapa putra ketika selesai telfon dan menghampiri iren lalu mencium bibirnya

Iren hanya tersenyum sambil menatapnya ketika putra melepaskan ciumanya, dan ia beranjak menuju depan laptop, iren baru pertama kali melihat putra berbicara dengan berbahasa prancis, dan sepertinya melakukan konversasi bisnis dalam telfon, yang membuat iren semakin bergairah terhadapnya.

"R u hungry babe?" tanya putra kepada iren yang sedang menatapnya

"Yup, craving for you...no. I mean for food" jawab iren sambil tersenyum berniat untuk bercanda

Putra meresponya dengan menutup laptopnya dan menghampiri iren, tanpa ragu putra menarik iren ke tubuhnya dan mencium bibirnya, iren sempat kaget dan mencoba mengimbangi putra, ia kali ini menjatuhkan diri ke kasur menarik tubuh putra bersamanya. Sore ini mereka akhirnya bermain lagi beberapa ronde hingga telfon dari Alya, asisten dari ibu putra menghubunginya via telfon hotel.

"Halo mas, maaf menganggu, saya mau konfirmasi ya, ibu minta nanti langsung ketemu di restoran saja, karena kita masih dalam perjalanan pulang, ibu coba hubungi mas putra tidak bisa dihubungi, mas kemarin sempet info di hotel ini, jadi saya tanpa sepengetahuan ibu izin hubungi mas via telfon hotel untuk mengabari, ini saya sedang di rest area agak jauh dari ibu, so seharusnya aman"

"Ok, thanks ya, i'll be there, tell Ibu i'll come with iren"

"Baik mas, terima kasih selamat sore"

"Thanks, sore" jawab putra sambil menutup telfon hotel dan kembali menghampiri iren yang masih mengatur nafasnya

"You want more?" tanya putra yang berada di atas tubuh iren

Iren menganggukan kepala walaupun dirinya sudah lemas dibuatnya, tapi ia masih ingin lagi merasakan kenikmatan yang diberikan putra,

"Then, we should do it there" ucap putra sambil mengangkat tubuh iren ke kamar mandi, mereka bermain sekali lagi disana, membersihkan diri lalu bersiap untuk makan malam.

********

"Baby, where do we go?" tanya iren ketika selesai mandi melihat putra mengenakan baju rapih

"We'll have a dinner" sahut putra

"Then i should go to nearest store to buy some clothes" jawab iren

"I know baby, we'll go to TSM to buy you some nice clothes for tonight"

"We'll baby, TSM is not fit to my budget"

"Dont think any budget if i ask you to buy some nice dresses, ok? take this" jawab putra sambil memberikan kartu debit miliknya

"R u sure baby?" tanya iren

"Iya sayang" jawab putra mencoba kembali dengan bahasa Indonesia walapun jadi sedikit canggung karena selama 2 tahun ia jadi jarang sekali berbicara bahasa Indonesia.

********

Mas Aud, supir pribadi putra yang diberi ibunya selama putra pulang sudah menunggu di lobby hotel, mereka berdua lalu berangkat ke TSM terlebih dulu untuk membeli beberapa pakaian untuk iren kenakan.

"Here" sahut putra sambil menarik iren masuk ke salah satu toko fashion designer mewah, karena iren terlihat hanya melewatinya saja

"Baby, i cant focus when i come here to see number of the price" sahut iren

"Sayang, Indonesia aja" bisik putra sambil tersenyum malu karena tidak mau menarik perhatian

"Oke oke sayang" jawab iren sambil berbisik dan tertawa kecil

Pelayan toko terlihat menghampiri untuk membantu,

"Mba, kita malam ini mau dinner sama Ibu saya, tolong pilihin sesuatu buat calon istri saya" ucap putra ketika pelayan mendekati untuk membantu

Iren terpaku mendengar apa yang putra katakan, ia merasakan seperti ada kupu-kupu di dalam perutnya, sambil menatapi mata putra dan tersenyum manis. Ia lalu mengikuti pelayan ke ruangan khusus untuk mencoba beberapa koleksi dress yang tidak di jual secara umum.

********

Mereka akhirnya sampai di salah salah satu restoran dinner dekat villa putra, Iren saat turun dari mobil terlihat sudah mengenakanan dress hitam panjng sekaki karya fashion designer mewah yang baru di belikan oleh putra, termasuk beberapa perlengkapan make up yang ia beli dadakan dan ia kenakaka pada saat di jalan, alasan ia memilih dress panjang itu karena akan bertemu Ibu malam ini.

Ibu terlihat berdiri menghampiri ketika melihat putra dan dirinya berjalan masuk ke area VIP, putra terlihat mencium tangan ibunya dan memeluknya tanda lama tak bertemu dan kangen seorang anak kepada ibunya. Iren lalu ikut menyalami ibu dan ibu memeluknya juga.

"Cantik banget anak ibu lama ngga ketemu" ucap ibu selepas memeluk iren dan menatapnya sambil tersenyum

Mereka lalu duduk berempat menikmati hidangan makan malam, hanya obrolan ringan yang dibicarakan oleh ibu, sambil sesekali menanyakan bagaimana kuliah iren. Ia merasa saat ini dirinya sudah sangat diakui oleh putra dan ibunya. Walaupun lama tidak bertemu.

********

"Mas, ke kancil ya" ucap putra ketika kembali ke mobil

"Ke kancil?" tanya iren

"Iyaa, bentar ya, disana ada dean sama gerry, aku mau ngobrol bentar" jawab putra

**

"Weii, ada pasutri" sahut gerry ketika putra turun dari mobil diikuti oleh iren yang masih mengenakan dress panjang nya,

Putra terlihat menyalami ibu pemilik warung, dan mengambil dua fruit tea apple kesukaanya,

"Mau jajan ngga?" tanya putra sembari masih membuka kulkas

"Pengen ini" jawab iren sambil menunjuk ke wafer coklat yang ada di atas etalase

Mereka lalu terduduk di kursi kayu di sebrang warung tersebut yang hanya di atapi oleh bambu dan terpal secukupnya, iren hanya diam dan kembali mengambil lagi beberapa jajanan warung, menunggu putra yang ternyata sedang membahas sengketa lahan dengan dean dan gerry terhadap salah satu proyek nya di tengah kota padat penduduk.

Iren sesekali mendengar percakapan mereka bertiga, gerry menyarankan untuk memindahkan secara perlahan kepada penduduk illegal yang ada di tanah tersebut, tapi dean yang sudah mencobanya terlebih dahulu gagal melaksanakan nya karena masyarakat sekitar memiliki surat tanah palsu yang dibuat oleh pihak tidak bertanggung jawab, menyarankan untuk gusur paksa kali ini.

Ia terus mencoba mendengar percakapan mereka bertiga, karena kebetulan nanti ia memilih peminatan hukum perdata pada studi nya, ia lalu melirik ke putra yang sedang berdiri masih menggunakan kameja dan celana kain nya, menghembuskan rokok sembari memikirkan apa yang harus ia lakukan, iren terkesima dengan pembawaan diri putra saat ini yang baru ia temui lagi.

"Gusur" jawab putra kepada gerry dan dean sambil mematikan rokok

Iren dalam hati kaget dengan pilihan putra, tapi saat ini ia pikir mungkin itu adalah yang terbaik setelah ia sebelumnya mencoba memindahkan para penduduk illegal secara baik-baik.

Tempo Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang