ciye update...
Wah, sayang sih komennya menurun. Padahal suka banget dua bab kmrn komennya 200.
Terima kasih juga yang udah spam. Aku merasakan kesungguhan kalian mau baca cerita ini.
-----------------------------------
Banyak orang yang bilang, cinta datang karena terbiasa. Begitulah kira-kira keadaan yang sedang dijalani oleh Hira dan juga Humairah. Seolah tidak ingin sedikitpun melewatkan waktu bersama, pagi ini, sebelum nanti malam Hira tanding melawan Singapore FC, Humairah sengaja datang ke stadion, menonton calon suami dan rekan-rekannya melakukan latihan ringan untuk pemanasan otot-otot mereka.
Ditemani oleh calon mertua, Humairah duduk santai sambil menikmati minuman yang ia beli sebelum memasuki stadion. Sedangkan Omar, yang semalam datang bersama dengannya, berada dalam kondisi yang tidak fit, sehingga laki-laki itu perlu beristirahat di kamar seharian sebelum nanti malam menemani Humairah kembali untuk menonton pertandingan yang pastinya akan ramai sekali.
Untung saja sang jenderal tidak tahu bila keadaan Omar saat ini, jika Lakeswara sampai tahu Humairah berpergian tanpa pengawalan, mungkin dia akan mengirimkan pak Dede, ajudan putri tercintanya untuk terbang ke Singapore saat ini juga.
"Kakakmu baik-baik saja kan, Ra?" tegur bu Wati, karena tak sengaja tadi pagi bertemu dengan Omar yang terlihat tidak begitu baik. Wajah pucat laki-laki itu sangat jelas menandakan bila Omar tidak dalam kondisi baik-baik saja.
"Kalau dibilang baik sih enggak ya, Bu. Cuma bang Omar selalu ngomong dia baik-baik aja. Jadi percaya aja deh."
"Nanti ibu buatin air jahe hangat dah. Kita balik dari sini beli jahe ke supermarket. Nanti rebus airnya pakai teko yang dikamar aja, terus siram ke jahe yang sedikit digeprek."
"Baru dengar kayak gini," ucap Humairah begitu spontan.
"Memangnya pengasuhmu enggak pernah buatkan ramuan-ramuan herbal kayak gini, Ra?"
"Enggak, Bu. Biasanya sih mereka, termasuk bi Ina, pengasuhku, ngelakuin hal-hal penting karena mendapat perintah dari pak jenderal. Selebihnya mah enggak pernah. Paling yang normal-normal aja, kayak misalkan aku sakit, dia langsung info ke ayah, kalau aku sakit. Nanti ayah bawa aku ke dokter. Udah gitu doang."
"Wah ... padahal ramuan-ramuan herbal itu lebih bagus loh. Kayak biar enggak kembung, atau lagi flu, buatin aja teh lemon hangat, plus jahe dan madu, biasanya ibu buat untuk Hira. Nanti batuk sama flunya reda dengan sendirinya. Tanpa harus minum obat-obat warung atau malah tanpa harus ke dokter. Minuman ini juga bisa buat kembung. Tapi biasanya kalau kembung, enggak ibu pakaiin lemon. Jadi cuma teh jahe kasih madu dikit. Udah deh, diminum sama Hira. Kembung diperutnya jadi berkurang, entah dia jadi kentut-kentut atau sendawa, sampai semua anginnya diperut hilang. Kelihatan sederhana banget memang, tapi efeknya luar biasa."
"Gitu ya, Bu."
"Iya. Nanti ibu ajarin ya. Kita buat nanti untuk kakakmu, Omar. Bikin yang banyak juga, terus masukin ke dalam botol. Biar Hira bisa minum setelah tanding nanti malam."
Mengangguk-angguk setuju, Humairah benar-benar terpukau cara ibu Wati, ibunya Hira menjelaskan semua hal kepadanya. Tidak ada nada mengejek atau menghina karena Humairah tidak mengetahui hal sesederhana ini. Melainkan ibu Wati begitu baik mengajak Humairah untuk melakukannya secara bersama-sama.
Terlihat ada jeda istirahat sejenak yang diberikan oleh pelatih kepada para pemain, dari kejauhan Hira terlihat berlari-lari menghampiri keluarga dan calon istrinya sedang berbincang-bincang akrab, membicarakan sesuatu yang begitu serius. Bahkan sampai Hira berdiri di hadapan mereka, barulah Humairah menyadari keberadaan Hira saat Haris berseru kencang atas kedatangan kakak laki-lakinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan anak JENDERAL
General FictionKedua insan yang pada awalnya tidak saling kenal, harus menjalani hubungan menjadi sepasang suami istri demi keuntungan yang akan didapatkan masing-masing. "Target gue cuma karir. Kalau karir gue udah dipuncak, gue bisa tinggalin dia seolah kita eng...