Bab 44. RATU ULAR

517 95 19
                                    

Btw, aku ada bab khusus 21+ untuk Hira dan Humairah after marriage.
Yang mau baca, monggo. Beli langsung krn ini diluar paketan. Yg gak mau baca ya gpp. Krn gak ganggu jalan cerita.

 Krn gak ganggu jalan cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuplikannya.....


------------------------------------------------------------------



Pagi ini semua super sibuk. Entah itu yang menyiapkan semua barang-barang untuk dibawa ke Brunnei, surat-surat penting, dan juga sang calon pengantin yang parahnya belum bangun dari tidur cantiknya.

Masih menggelung dibawah selimut bergambar kucing lucu yang begitu lembut dan tebal, pagi ini Humairah tidak bangun pagi untuk sholat subuh. Dia sudah menginformasikan kepada semua orang jika dirinya sedang DATANG BULAN. Sehingga siapapun yang membangunkannya pagi-pagi akan Humairah kenakan sanksi.

Termasuk salah satunya Hira.

Sebelum tidur tadi malam, Humairah sudah mengirimkan pesan kepada calon suaminya itu untuk tidak membangunkannya pagi-pagi sekali seperti biasanya. Dengan alasan yang sama, bahkan tanpa malu-malu mengatakannya kepada Hira, Humairah terbebas dari orang-orang yang biasanya sibuk membangunkannya.

Akan tetapi yang tidak Humairah duga, ternyata teman-temannya lah yang membangunkannya pagi ini. Walau tidak sepagi biasanya, namun tetap saja, rasanya Humairah ingin mengamuk kepada semua sahabatnya itu yang dengan sangat kurang ajar langsung melompat ke atas tempat tidur dan menggelitiki tubuhnya.

"ACIEEEE CALON PENGANTIN."

"CALON PENGANTIN SIAPIN TENAGA BUAT BESOK, YA!!"

"Jangan lupa suruh Hira cetak gol yang banyak."

"Iya. Bener. Jangan cuma jago diatas rumput, tapi diatas kasur juga harus jago! Pokoknya kita tunggu keponakan yang lucu-lucu untuk selanjutnya."

Masih setengah sadar, bahkan sejenak menguap, menunjukkan rasa kantuknya, Humairah menatap benci satu persatu wajah sahabatnya. Mereka semua terlihat ceria, dan siap untuk pergi hari ini bersama Humairah ke Brunnei, tempat akad nikah dan syukuran akan dilakukan. Namun sayangnya ekspresi yang tergambar diwajah Humairah adalah kebalikannya.

Langsung saja menendang satu persatu sahabatnya untuk turun dari kasur, sambil berteriak-teriak, Humairah mengusir semuanya.

"KELUAAARRR GUE NGANTUK!!!"

Menggelegar dan mengejutkan semua orang, pak Dede, sang ajudan yang begitu siap sedia, dari lantai bawah langsung berlari menuju kamar Humairah. Ketika berada di depan pintu majikannya itu, pak Dede langsung mengarahkan pistolnya ke arah ranjang, tepat tertuju kepada semua teman-teman Humairah.

"AAKHHH, jangan ditembak, Pak!"

"Pak!! Ini kami, Pak."

"Iya, Pak. Ampun."

Perjodohan anak JENDERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang