Bab 37. Ribut soal pernikahan

673 137 207
                                    

Wah parah banget, yang komen cuma 15 biji.

Gimana mau diupdate cepet kalau kalian diminta komen aja susah.

Huhuhu, syedih...

Kalau gini mah mendingan diwattpad gak dilanjut.


------------------------------------------------


Tidak bisa tidur karena memikirkan semua keputusan besar yang baru malam ini diumumkan, Humairah sengaja membuka pintu kaca, menuju balkon kamarnya agar semilir angin bisa masuk ke dalam area kamarnya. Sambil menginfokan kabar gila ini kepada semua sahabat yang ia miliki, semuanya jelas merespon kaget atas kabar bahagia yang begitu mendadak. Hebatnya mereka begitu kompak langsung menghubungi Humairah melalui sambungan video call dari aplikasi whatsapp demi mengkonfirmasi kebenaran kabar bahagia ini, sekaligus sebagai ajang saling menggoda satu sama lain, seperti yang sering mereka lakukan. Karena sudah tahu, yah ... walau hanya melalui foto siapa calon suami Humairah yang sebenarnya, diluar dari pada foto gila yang menyebar dimedia sosial, jelas semua sahabat Humairah mendukung gadis itu dalam pernikahan ini. Mereka semua excited bila akhirnya Humairah menerima dan menikah dengan Hira, pemain bola yang cukup terkenal dan menjadi salah satu asset negara. Akan tetapi mereka jelas kaget jika pernikahan akan diadakan dalam 2 minggu kedepan.

"Araaa ..." seru semuanya kompak.

"Ciyee yang sebentar lagi jadi istri orang."

"Assikkk, kapan nih undangan buat bridesmaid dikirim? Sumpah enggak sabar banget!!"

"Iya, nih, Ra? Btw, kalau mau kasih seragam, tolong yang udah jadi aja ya!!! Karena mana mungkin ada penjahit yang mau terima pesanan dalam waktu kurang dari 10 hari. Udah gila ini mah!!"

"Betul, Ra. Ini pestanya di Jakarta atau di mana nih? Duh, tolong infonya jangan mendadak, gue mau atur schedule gue dulu."

"Bener! Gue juga. Takut ada yang endorse gue, dan belum sempat gue review, atau buatin video, nanti malah jadi bermasalah. Padahal kan gue bakalan sibuk banget untuk hadiri pernikahan Ara."

"Nah iya, gue juga tolong diinfo jangan mendadak gini. Kalau masih di Jakarta, setidaknya kalau gue ada kuis di hari jum'at, gue akan tetap bisa masuk, tanpa perlu absen dari kelas."

"Gue sih aman, Ra. Lo tinggal sebut aja di mana, gue bakalan ada di samping lo. Kita bakalan pesta bujang bareng-bareng."

"Pesta bujang? Bridal shower kali, bukan pesta bujang. Bjirrrr, si Yesha ngeselin banget."

"Woi!! Stop! Pada bisa diem enggak sih. Kok kalian udah sibuk sendiri kayak gini. Ngeselin ya kalian semua. Malah mikirin undangan bridesmaid sama seragam. Heh, pikirin gimana keadaan gue juga dong!! Ini gue mau dinikahin. Mau jadi istri orang. Kehidupan gue enggak akan bebas lagi. Tapi enggak ada tuh yang peduli dari kalian semua. Emang kurang ajar ya!!!"

"Hahaha.... Apa yang perlu dipikirin coba?"

"Tau si Ara. Emang kalau nikah sama Hira, uang bulanan berkurang sampai lo harus banyak pikiran? Kan enggak! Lagian gue yakin si Hira juga enggak akan ngelarang lo buat main sama kita-kita."

"Tau tuh. Mana ganteng banget gitu calon suami lo. Udah diem-diem aja. Tinggal pasrah kalau si Hira mau jebolin gawang lo!"

"Siaaaal!! Awas ya lo, Yes!!! Enggak gue comblangin sama bang Omar!"

"Hahaha, si Yesha sampai diancem gitu."

"Yah, gue mah pasrah aja, Ra. Lo mau comblangin gue sama bang Omar, syukur. Enggak mau, juga enggak papa. Gue sama bang Omar, bagaikan langit sama neraka. Jadi gue pun mencoba sadar diri."

Perjodohan anak JENDERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang