Karena Vote dan komennya tetap gak bertambah banyak, fix cerita ini hanya selesai sampai bab 50 diwattpad. Sisanya kalian bisa baca dikaryakarsa. Enggak akan aku update diwattpad.
-----------------------------------------------------------------------------------
Paparazi mulai berkeliaran!
Pesan itu yang langsung diinfokan kepada seluruh para ajudan yang turut serta dalam penerbangan hari ini menuju ke Brunnei. Entah dari mana para wartawan itu berasal, mereka bahkan sudah terlihat menunggu di bandara internasional Brunnei, menunggu dengan sabar dan tertib kedatangan pesawat pak Jenderal serta rombongan.
Mulai menambah pengamanan, semakin memperkuat fakta atas simpang siur gosip yang menyebar, bila Humairah, perempuan yang akan menikah dengan Hira Dipta Bahran bukanlah sosok perempuan sembarangan.
Sangat minim, bahkan tidak mendapatkan fakta apapun mengenai latar belakang Humairah, para wartawan ini hanya mendapatkan info berupa gosip bila calon istri Hira akan datang ke Brunnei hari ini. Namun karena tidak ada satupun yang mendapatkan waktu pastinya pesawat tersebut landing, maka semua wartawan sudah memenuhi bandara sejak pagi-pagi sekali. Bahkan jadwal penerbangan dari Indonesia, semuanya mereka list, untuk memastikan mereka tidak melewatkan kedatangan perempuan penting itu.
Banyak sekali simpang siur gosip yang menyebar di Indonesia dan beberapa negara Asia di sekitarnya mengenai calon istri dari Hira Dipta Bahran. Ada yang mengatakan bila perempuan itu berasal dari keluarga konglomerat Indonesia, yang indentitasnya tidak pernah tercium oleh media. Namun dari beberapa Menteri yang dikabarkan pergi dalam undangan pernikahan ini, langsung memberikan gambaran kepada semua wartawan dan warga Masyarakat. Mereka semakin yakin bila perempuan itu bukanlah perempuan biasa. Bahkan semakin banyak yang meyakinkan bila Hira menikahinya hanya karena pernikahan politik saja, bukan cinta tulus seperti yang selama ini dia tunjukkan untuk seorang gadis manis bernama Mikaela.
Sejak kabar Hira akan menikah mulai meledak di semua media sosial, Mikaela paling sering menjadi incaran wartawan untuk diwawancarai. Selain karena dia yang keberadaannya mudah tuk diketahui, banyak yang menganggap bila Mikaela adalah korban perselingkuhan disini. Karena selain isu pernikahan politik yang terdengar kencang berembus disemua media sosial, kabar perselingkuhan juga semakin menjadi karena Hira hingga detik ini berada diluar negeri untuk pertandingan.
Sekalipun banyak wartawan yang mendatangi Hira ke stadion pertandingan, tetap saja tidak ada satupun wartawan yang berhasil menembus pertahanan dari pengawalan laki-laki itu. Seolah memang sengaja dibuat seperti ini untuk menutupi semua hal yang ingin diketahui oleh orang-orang.
"Non ..." bisik pak Dede pelan di telinga Humairah yang sedang mendengarkan musik sambil membaca segala berita yang meledak disemua media sosial. "Nanti turun dari pesawat jangan jauh-jauh dari pak Dede, ya."
Mendongak, menatap sang ajudan, Humairah terlihat bingung. "Kenapa, Pak?"
"Di bandara sudah ramai wartawan yang nungguin kedatangan kita semua. Terutama non Ara. Jadi pak Dede diminta untuk berjaga-jaga."
"Berjaga-jaga? Emangnya mereka pada tahu kalau si gadis siluman itu Ara? Enggak ada yang tahu, Pak. Jadi santai aja. Ditambah lagi, pak Dede lihat sendiri, kan? Pakaian Ara santai banget. Mana ada calon pengantin yang begitu fenomenal pakaiannya kayak gini."
"Tapi tetap saja, Non. Kita enggak akan tahu bagaimana keadaan di sana nantinya. Karena itu, pak Dede minta non untuk disamping pak Dede terus, ya."
Mendesak dan memaksa, Humairah tidak lagi menanggapi. Pandangannya kembali fokus ke layar ponsel, membaca semua gosip tersebut. Bahkan beberapa temannya menunjukkan kepada Humairah komentar-komentar netijen maha benar yang selalu terlihat dimana-mana.
Dijadikan trending topik disalah satu aplikasi media sosial, nama Humairah menjadi tebak-tebakan semua orang, siapa sosok calon istri Hira Dipta Bahran yang sebenarnya.
"Gimana, Ra? Rame ya pasti di Bandara?"
"Iya, Ra. Kok jadi gue yang takut."
"Sama. Takut banget gue. Keinget waktu di stadion beberapa waktu lalu. Gue gantiin posisi Ara aja, kayak panik setengah mati. Apalagi jadi Ara beneran. Wah, enggak kebayang gimana paniknya gue."
Melirik penuh arti ke arah Yesha, senyuman yang terbit di bibir Humairah menjadi peringatan khusus untuk Yesha.
"Ra, enggak mau ah. Gila! Jangan main-main. Kali ini ada bokap lo, keluarganya Hira dan orang penting lainnya. Please, enggak usah kasih ide gila lagi. Cukup sekali gue jadi lo, enggak akan mau gue ulangi lagi."
"Hahaha, gitu aja takut. Pengecut lo."
"Ya maaf deh kalau gue pengecut. Maklum bokap gue bukan Jenderal."
"MASSSOOOKK!!!"
***
Sudah melewati imigrasi rombongan pak Jenderal mulai melangkah dalam bandara internasional ini menuju mobil jemputan yang sudah standby diluar. Mendapatkan pengawalan ketat, rombongan besar ini sangat menarik perhatian semua orang. Warga sipil dan para pekerja yang bertugas di bandara pun diam-diam mencari tahu siapa orang-orang ini. Karena tidak pernah sebelumnya, akses pintu masuk dan keluar bandara dikerubungi oleh wartawan dalam jumlah yang cukup banyak.
"Ra ... lo masih aman, kan?"
Dibuntuti terus oleh pak Dede, bahkan sesekali tangan pak Dede merangkul tubuh kecil Humairah, gadis itu masih terus melanjutkan langkahnya dengan santai. Sejujurnya sejak pengumuman perjodohan ini dikatakan oleh sang Jenderal, serta ia tahu siapa calon suaminya, keadaan menghebohkan seperti kali ini sudah Humairah bisa perkirakan sebelumnya. Akan tetapi nyatanya ketika dijalani cukup tricky bagi Humairah.
"Aman." Tanggapnya pelan.
Tepat ketika rombongan mereka keluar dari pintu utama bandara, lampu kamera langsung menyambut pak Jenderal dan rombongan. Mendapati reaksi kaget dari para wartawan yang menunggu fakta ini, Lakeswara tersenyum ramah kepada semuanya, sembari meminta izin untuk melangkah pergi dari tempat ini bersama para Menteri dan yang lainnya.
"OMG!! PAK LAKES ITU. YA, PAK LAKESWARA!"
"Wah, jadi anaknya pak jenderal yang mau nikah sama Hira."
Seruan-seruan itu semakin terdengar ketika Humairah melewati pintu keluar itu. Sambil terus dilindungi oleh pak Dede, beberapa wartawan berusaha mengabadikan foto Humairah yang sayangnya sangat tertutup.
Di sekitarnya banyak perempuan-perempuan muda lainnya, yang diduga kerabat dekat Humairah. Belum lagi para ajudan berseragam safari, juga mengelilingi rombongan ini keluar dari bandara.
Sedikit kecewa karena tidak berhasil mendapatkan gambar terbaik. Salah satu wartawan menyerukan kebahagiaan. Ketika ia melihat hasil foto yang baru saja diabadikan ketika rombongan tersebut lewat sebelum masuk ke dalam mobil yang sudah standby menunggu mereka semua, tak sengaja kamera yang wartawan itu pegang berhasil mengabadikan wajah salah seorang perempuan muda yang dikatakan cukup terkenal di Indonesia.
"Ini GLARA, kan? Model salah satu brand yang lagi naik daun di Indonesia. Wah, bisa pas gitu."
"Kayaknya dekat sama putrinya pak Lakes deh, coba cari fakta lewat dia."
Sudah menemukan titik kunci untuk menemukan fakta terkait perempuan bernama Humairah, satu persatu semua yang ingin diketahui oleh orang-orang mulai terbongkar. Mulai dari calon istri Hira Dipta Bahran adalah putri dari Jenderal Lakeswara, sampai dimana beberapa teman Humairah begitu mudah dikenali oleh wartawan.
"KETEMU!! Ini akun instagramnya."
Berbondong-bondong memfollow akun Instagram Humairah yang dikunci, sejak turun dari pesawat Humairah sudah mengeluarkan akun tersebut dari aplikasi di ponselnya. Bahkan sengaja membuat akun baru, Humairah masih tetap ingin sambat, walau banyak orang yang sedang memerhatikan dan mencari tahu tentangnya.
"Weh ... weh, followers gue naik mendadak. Wah, udah mulai nih kayaknya," seru Glara, ikutan merasa panik. Karena seumur-umur dia menjadi model, tidak pernah jumlah followersnya naik sedrastis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan anak JENDERAL
General FictionKedua insan yang pada awalnya tidak saling kenal, harus menjalani hubungan menjadi sepasang suami istri demi keuntungan yang akan didapatkan masing-masing. "Target gue cuma karir. Kalau karir gue udah dipuncak, gue bisa tinggalin dia seolah kita eng...