Kalau kalian bisa komen sampai 1000 dan vote 1000, aku akan lanjut upload di WATTPAD.
Kalau gak, kita akan berhenti di bab 50 aja...
Ingat, di KK tinggal EP yang menyambungkan ke next cerita yaakk
-------------------------------------------------------------------------------
Disaat semua orang akan histeris bahagia dihari pernikahan mereka, nyatanya hal tersebut tidak berlaku bagi Humairah. Pada hari H, dimana pernikahan dirinya dan Hira terjadi, gadis itu lebih banyak melamun. Dalam pikirannya banyak sekali muncul ide-ide untuk menghentikan pernikahan ini. Akan tetapi pemikiran dewasanya benar-benar menolak melakukan itu. Humairah merasa yakin masih bisa menyelesaikan masalah antara dirinya dan Hira dengan bijak. Tanpa perlu menghentikan pernikahan ini.
Bukan. Bukan berarti Humairah sudah cinta mati dengan Hira. Tidak seperti itu makna dari keputusan Humairah untuk tetap melanjutkan pernikahan ini. Melainkan lebih ke arah dia tidak ingin menciptakan masalah dan tentu saja malu untuk keluarganya dan keluarga Hira. Apalagi jika Humairah ingat betapa baiknya keluarga Hira kepadanya, termasuk Harris, adik laki-laki Hira, semakin menambah daftar panjang alasan mengapa Humairah tidak gegabah dalam mengambil keputusan.
Karena itulah, setelah sepanjang malam ia berpikir, pagi ini Humairah tetap didandani untuk proses akad nikah serta acara syukuran bersama keluarga besarnya dan juga bersama tamu-tamu khusus yang kebetulan sudah diundang oleh pak Jenderal untuk datang.
"Kenapa melamun aja? Enggak bisa tidur ya semalam? Pasti deg-deg'an untuk akad nikah pagi ini, kan?"
Diajak bicara oleh MUA yang diajak kerja sama oleh tim WO yang dipakai oleh Humairah, perempuan itu tidak memberikan jawaban sedikitpun. Bahkan senyumannya saja tidak terlihat karena menahan rasa sedih yang sejak semalam tidak bisa ia tumpahkan.
"Wah, biasanya memang begitu sih. Setiap saya dandanin pengantin, pasti mayoritas tidak bisa tidur malamnya, serta deg-deg'an, takut calon suami mereka melakukan kesalahan ketika akad. Yah, kalau dipikir-pikir perasaan khawatir, gelisah dan takut itu amat sangat wajar. Tinggal bagaimana sang pengantin menyikapinya saja. Kadang dibawa rileks dengan ngobrol sama orang banyak. Tapi ada juga yang malah menikmati perasaan deg-deg'an itu. Semua balik ke pribadi masing-masing. Kalau berkaca dari pernikahan saya dulu, kurang lebih 7 tahun lalu, semuanya dinikmati saja. Karena hal ini terjadi hanya sekali seumur hidup, kan?"
Sekali seumur hidup? Batin Humairah bersuara.
Apakah mungkin pernikahannya akan terjadi sekali seumur hidup dengan Hira? Apalagi keadaan mereka sebelum menikah saja seperti ini, tanpa cinta, murni perjodohan, ditambah dengan bumbu masa lalu Hira yang belum sepenuhnya selesai, rasanya amat sangat tidak mungkin bila mereka bisa sampai bertahan hingga ajal menjemput mereka.
"Masih melamun ternyata. Udah yuk, Kak. Jangan terlalu banyak dipikirkan. Hari ini kakak kan akan menikah, jadi khusus untuk hari ini saja, jangan memikirkan apapun. Berbahagialah, sampai semua orang yang melihat akan merasa iri. Bagaimana?"
"Hm, iya."
Melanjutkan proses make up nya, akhirnya semuanya selesai tepat di durasi hampir 2 jam lamanya. Tentu saja hanya make up saja, karena setelah ini Humairah akan masuk prosesi pemakaian baju yang tadi malam sudah dilakukan fitting.
Hanya ditemani oleh seorang tim WO serta MUA dan designernya, pihak Wedding Organizer ingin penampilan Humairah setelah didandani secantik mungkin menjadi pangling dimata semua orang. Untuk itulah, dalam satu kamar yang memang dikhususkan untuk Humairah, selama kurang lebih hampir 3 jam ini dia menjalani segala prosesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan anak JENDERAL
General FictionKedua insan yang pada awalnya tidak saling kenal, harus menjalani hubungan menjadi sepasang suami istri demi keuntungan yang akan didapatkan masing-masing. "Target gue cuma karir. Kalau karir gue udah dipuncak, gue bisa tinggalin dia seolah kita eng...