...
"serius? Masa naik ini?" Asteria lagi lagi bertanya pada Liyana yang sudah duduk anteng di atas kuda.
Ya. Liyana memutuskan untuk menunggangi kuda untuk mempercepat perjalanan. Dari mana dia dapat kuda? Tentu saja menyewa. Hah, bisa bangkrut dia jika membeli kuda. Lagipula kuda itu hanya di gunakan pada waktu tertentu.
"Iya, kenapa? Kau tak ingin naik?" Liyana memutar bola matanya malas. Dia sangat gedek dengan Asteria yang sangat merepotkan.
Asteria menyengir lebar, salahkan saja mentalnya yang tak sekuat baja. Dia mengangguk sedikit, "hehe, takut jatuh," celetuknya memasang cengiran canggung.
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kau harus tetap naik. Tenang saja, aku yang mengemudi, kau naik di belakangku," seharian bersama Asteria, walaupun singkat namun Liyana sudah Akrab dengannya. Makannya gaya bicaranya jadi lebih santai.
Asteria menghela nafasnya kasar, andai saja dia punya uang di dunia ini, maka dia tidak akan susah susah mencari pekerjaan di kerajaan sebelah. Sungguh, sangat melelahkan.
Kenapa harus ke kerajaan sebelah? Bukankah di kerajaan yang sekarang itu sama? Kata Liyana, kerajaan Naviera ini sangat menjunjung tinggi gelar bangsawan. Jadi, tidak asal pilih saat merekrut pelayan. Harus ada asal usul yang jelas, dari garis keturunan yang baik, dan semacamnya.
Mustahil Asteria bisa di terima, dia saja asal usulnya tidak ada di dunia ini tapi dunia yang lain. Asteria jadi pusing sendiri.
"Hei! Naik atau aku tinggal?"
Asteria sontak kembali lagi pada kenyataan, Liyana menatapnya jengah dengan tangan yang sudah bertengger menggenggam erat tali kudanya.
Asteria buru buru mencoba menaiki kuda itu, percobaan pertama sangat sial karena belum sempat naik, kuda itu sudah menurunkan pinggulnya yang mengakibatkan dirinya terjungkal ke belakang.
Asteria mengusap usap bokongnya dengan wajah tersakiti menatap wajah kuda yang membuang wajah padanya.
Asteria mendelik pada kuda songong itu, "hei, kau dasar kuda anjing!" Umpatnya menunjuk nunjuk wajah kuda dengan emosi yang meledak ledak.
Bagaimana tidak?! Wajah kuda itu seakan mengejek. Wah, sangat menyebalkan! Dia tak suka!
Liyana yang melihat itu hanya bisa menghela nafasnya kasar. Kenapa dia repot repot sekali membantunya mencari pekerjaan di luar kerajaan? Bukankah dia bisa bekerja di toko roti miliknya?
Ya tentu saja karena Asteria tidak pandai membuat roti! Tadi pagi saja percobaan malah rotinya gosong. Kan, kasihan bahan rotinya. Jadi mubazir.
Merepotkan! Mending dia buang saja ke kerajaan tetangga. Ingat. Liyana bukan orang baik. Dia hanya tidak mau ada yang menyusahkan dirinya. Namun, dia juga tak tega jika Asteria sampai tak mendapatkan pekerjaan di sana. Mungkin Asteria akan dia bawa pulang kembali jika tidak diterima kerja di sana.
Hei, meskipun dia bukan orang baik, namun dia masih punya rasa empati.
"Naiklah! Tidak usah banyak omong!" Liyana berucap kesal.
"Tidak mau! Dia nanti menjatuhkanku lagi!" Asteria menggeleng ribut sambil menunjuk nunjuk wajah kuda itu.
"Lihat! Wajahnya tampak seperti Joker! Mencurigakan! Jangan jangan sebenarnya dia itu anjing!?" Asteria mulai berspekulasi sendiri tentang kuda itu sambil menatapnya penuh kecurigaan.
Hah. Rasanya Liyana ingin sekali melemparnya ke tepi tebing yang curam itu.
"Naik atau kutinggal?!" Ancam Liyana sambil berancang ancang untuk menggerakkan kuda yang di tungganginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...