AW-Tiga Puluh Tujuh

5K 462 12
                                    

"ayah mertua~"

Suara yang samar-samar itu terdengar di telinga Leonard yang sedang tertidur. Dia sedikit membuka mata untuk melihat siapa yang berani beraninya berisik saat dia tertidur.

"Hah? Kau benar benar berpikir dia ayahku?"

"Iya, Kurcaci mungilku."

Mata Leonard menyipit saat kini melihat siluet dua orang berbeda jenis kelamin sedang berada tepat di atasnya, tapi, tatapan Leonard terpaku dengan seorang gadis yang menatapnya dengan mata semerah permata Ruby itu.

Sial, apakah istrinya sudah hidup kembali? Tidak.. bukan, setelah melihat lebih jelas, Leonard dapat melihat rambut berwarna hitam itu mengikutinya. Bukan istrinya yang berwarna pirang. Bayangan tentang anakknya langsung terlintas di benaknya. Leonard dengan cepat menegakkan tubuhnya dan menatap gadis yang sedang menatapnya kaget dengan tatapan tak percaya.

"....anakku?" Gumam Leonard dengan tatapan berkaca-kaca dan mendekati gadis itu dengan tatapan rindu.

Asteria, gadis yang di maksud itu menatap pria paruh baya dengan tatapan aneh, kaget, shock, dan linglung. Dunia sedang bercanda kah?! Hei hei, dia ini manusia! Buka karakter fiksi di sini! Apa apaan tiba-tiba mempunyai bapak ganteng??!!

Leonard tersenyum lembut menatap gadis yang kebingungan itu. Dian perlahan mendekatinya dan mendorong keras Archer yang di anggap mengganggu.

Sementara Archer yang terdorong begitu saja menatap Leonard dengan tatapan jengkel. Ingin sekali mengajaknya duel. Tapi, mengingat bahwa pak tua itu adalah calon mertuanya, Archer hanya bisa menahan keinginan untuk tidak membogem wajahnya yang songong itu.

Leonard mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Asteria yang sangat mirip dengan istrinya. Bibirnya menyunggingkan senyum lembut.

"Putriku... Kamu benar-benar putriku..." Leonard menatap Asteria dengan tatapan rindu dan terharu, dia dengan perlahan menarik Asteria ke pelukannya.

Asteria mematung saat merasakan pelukan hangat dari pria paruh baya yang tidak dia kenal sama sekali. Harusnya, harusnya Asteria menolaknya. Harusnya Asteria mendorong dan mengumpatinya karena memeluknya sembarangan. Tapi, entah kenapa, hati nuraninya tidak sejalan dengan otaknya. Tangan Asteria perlahan terangkat, memeluk pinggang Leonard dengan perlahan lahan mengerat.

"Putriku... Maafkan ayah tidak bisa menemukanmu lebih cepat..." Leonard dapat merasakan pelukannya terbalas. Dia tersenyum dengan air mata yang sudah jatuh akibat rasa bahagianya yang membuncah. mengeratkan pelukannya, ia mendekap erat-erat buah hatinya yang telah lama hilang.

Asteria membeku saat mendengar suara lembut dan merasakan pelukan kasih sayang dari seorang pria paruh baya yang sama sekali tidak ada di ingatannya. Tapi, anehnya, hatinya merasa dia sudah sangat mengenalnya. Hatinya sangat merindukan sosok ini.

Asteria yang di kehidupan sebelumnya sama sekali tidak mengenali sosok ayah, begitu bingung dengan situasi yang dia hadapi sekarang. Di satu sisi, dia ingin menggunakan akal logikanya. Dia tidak mungkin memiliki ayah. Dia itu orang asing yang memasuki dunia fiksi secara tidak sengaja. Dia jelas tidak memiliki orang tua di sini.

Namun, hatinya mengalahkan pemikiran logikanya. Nyatanya, hati Asteria begitu merindukan sosok ayah yang tidak pernah sekalipun Asteria pikirkan, kini dia dapat merasakannya. Bolehkan, Asteria memanfaatkan kesalahpahamannya dengan berdiam diri sebentar untuk merasakan hangatnya pelukan seorang ayah?

"Putriku sayang, ayah janji, ayah janji dengan mempertaruhkan nyawa ayah. Ayah janji akan menjagamu dan tidak akan membiarkanmu hilang lagi." Leonard dengan wajah bahagianya memeluk erat erat anak gadisnya dengan perasaan rindu yang membuncah.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang