AW-Dua Puluh Tujuh

8.2K 740 30
                                    

"bisa coba kau jelaskan apa yang telah kau lakukan kemarin sampai nekat masuk ke dalam perapian? Mau jadi tikus mentang mentang badanmu mirip kurcaci ya?" Archer menatap lekat lekat gadis dengan wajah manis itu dengan kepala yang di miringkan menghadap ke arah Asteria.

Saat ini, posisi Asteria sedang duduk di ranjang milik Archer dengan kaki bersila, sedangkan Archer berada di kursi samping ranjang dengan posisi menghadap Asteria sambil menidurkan kepalanya miring ke arah Asteria. Tangan Asteria berada di atas rambut Archer, mengelusnya pelan dan kaku, atas permintaan pria itu dengan sedikit ancaman. Bagaimana Asteria bisa menolak?

Asteria yang di tatap seperti itu hanya bisa cengengesan. "Saya... Itu... Sebenarnya saya mau keluar, tuan. Saya berasa tidak menjadi pelayan jika berada di kamar itu terus menerus." Ucap Asteria setengah benar. Memang benar dia berada tidak menjadi pelayan karena selama tinggal di kamar ini, Asteria hanya makan, mandi, tidur. Macam babi. Tapi, Asteria suka. Hanya saja, jika saja Archer tidak berbahaya, Asteria akan dengan senang hati berada di kamar ini terus menerus.

Tapi, dia tidak bisa. Alur novel harus berjalan sesuai aturan. Asteria takut jika dia terus patuh seperti ini, Archer selamanya tidak akan bisa bersama Liliyana karena firasatnya, jika dia terus menjadi pelayan pribadi Archer, dia akan menghalangi Liliyana untuk semakin dekat dengan Archer. Asteria tidak mau mengacaukan Alur novel dan berakhir ada plot hole yang membahayakan dirinya.

"Ah, jadi, kau bosan hanya dengan tidur, makan, dan mandi? Kau ingin tugasmu sebagai pelayan seperti yang seharusnya?" Tanya Archer dengan masih menatap gadis yang sedang duduk bersila di ranjangnya dengan seringai kecil.

Tangannya menggapai tangan mungil Asteria yang sebelumnya membelai lembut kepalanya, kini berada dalam genggaman telapak tangan besarnya dan mengelusnya pelan.

Asteria yang melihat tingkah orang ini yang sangat aneh dan semakin aneh membuatnya curiga. Jangan jangan... Orang ini sudah gila?

"Iya, saya hanya tidak ingin memakan gaji buta, tuan. Lagi pula, kenapa anda menempatkan saya di sana?" Sedikit alibi dan selebihnya pertanyaan yang terus bersarang di otaknya keluar dari mulut Asteria.

Archer terkekeh mendengarnya, genggaman tangannya semakin erat. Tapi tidak sampai menyakiti. Matanya terus menatap wajah manis itu dengan lekat.

"Hanya menjaga milikku tetap aman."

"Ya? Maksud tuan?" Tanya Asteria tidak konek. Dasar kepekaan nol persen!

Archer menatap Asteria dengan tatapan lekat. Setelahnya menegakkan badannya, mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arahnya dan berbisik dengan suara rendah, "bodoh," Archer menyentil pelan hidung Asteria sebelum menegakkan badannya lagi dengan kekehan kecil yang terdengar setelah melihat hidung gadis itu memerah. Lucunya.

"Aduh!" Asteria reflek memegang hidungnya yang terasa perih karena sentilan yang menurutnya sangat keras itu. Asteria menatap Archer dengan kesal.

"Tuan! Anda tidak boleh seperti itu! Ini namanya kekerasan antara atasan dan bawahan!" Ucap Asteria dengan melototkan matanya kesal sambil terus mengelus hidungnya pelan.

Archer hanya diam dengan wajah tripleknya. Tapi, telinganya memerah. Archer mati matian  menyembunyikan hasratnya untuk meraup bibir mungil itu yang sedang mengoceh. Lucu.

Sementara Asteria kesal karena Archer tidak mengatakan kata maaf saat jelas jelas sudah menyakiti hidungnya yang kiyowo ini. Dia mendumel kesal. "Tuan mah gitu. Jika tidak di kurung, ya di kdrt gini! Bisakah tuan sedikit berbaik hati? Seperti menormalkan kembali kehidupan saya." Ucap Asteria mengeluarkan unek-unek nya. Tidak masalah nanti dia di pecat karena dinilai tidak sopan pada tuannya. Lagipula, uangnya sudah lebih dari cukup untuk modal berdagang dan kebutuhan hidupnya selama 1 tahun lebih.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang