AW- Empat Puluh

3.3K 390 21
                                    

"Aku telah memilihnya. Beraninya kau mencoba membunuhnya?!"

Suara itu. Asteria sangat kenal dengan suara itu.

Thristha.

Asteria perlahan merasakan tubuhnya yang berangsur-angsur membaik saat bola cahaya itu memasuki tubuh bayi kecil itu.

Disana terlihat, tubuh bayi kecil itu dipenuhi cahaya putih yang menyilaukan, di ikuti teriakan kesakitan dari Penelope yang memegangi dadanya yang terasa terbakar hebat.

"Kenapa kau memilih bayi itu?! Kenapa tidak anak ku saja?!" Teriaknya dengan kesetanan.

"Licik. Culas. Menyedihkan. Itulah alasan kau tidak pantas untuk ku pilih untuk mengandung keturunan ku."

"Apa maksudmu?! Aku sudah memiliki anak! Dia sudah tumbuh cantik dan dari ujung rambut sampai ujung kaki, dia terlihat sama sepertimu baik warna mata dan rambut! Bukan bayi tak berguna sepertinya!" Teriaknya dengan kesetanan mencoba meraih bayi yang penuh cahaya itu untuk di sakiti.

Namun, usaha Penelope sia-sia karena bayi itu sudah di kendalikan oleh Thristha yang memasuki tubuh si bayi kecil.

"Menyedihkan, Penelope. Kau membuat duplikatmu sendiri dengan membelah dirimu?"

Tubuh Penelope menegang saat terkejut dan tidak menyangka bahwa Thristha tahu rahasianya. Rahasia bahwa dia sama sekali tidak bisa mengandung dan berakhir frustasi. Dia dengan gilanya memotong diri dan membuat duplikat dirinya di potongan lain yang lebih sempurna dan terlihat sama persis seperti Thristha demi mendapatkan tujuannya.

" Jika kau berbuat begini hanya karena menginginkan Arion, ambil saja! Aku tidak butuh pria bejat sepertinya!"

Suara petir yang menggelegar membuat perkataan penuh kebencian dan kesedihan milik Thristha itu terdengar nyaring. Asteria menatap lamat-lamat tubuh bayi yang perlahan turun ke kotak kecil dengan selimut yang menyelimuti tubuh bayi kecil dengan nyaman.

Dan perlahan, bola cahaya tadi keluar lagi, benda itu perlahan berubah wujud menjadi sosok Thristha yang sebenarnya diselimuti cahaya terang sehingga dia terlihat seperti malaikat.

Thristha menatap nyalang Penelope yang tengah menahan kesakitan dengan memegangi dada kirinya.

"Kenapa kau malah menolaknya? Kau bisa hidup abadi jika bersamanya! Aku bahkan merelakan jika hanya dijadikan wadah! Kenapa kau bodoh sekali?"

Penelope menatap Thristha dengan tatapan kegilaan. Dia orang terlahir dengan penuh kecongak an karena memiliki bakat sejak lahir. Membuatnya buta akan kebaikan dan terus menerus meminta lebih pada anugrah yang padahal sudah dia dapatkan sejak lahir. Orang tamak yang tergila. Dia bahkan tega meracuni adiknya sendiri untuk menggugurkan kandungannya setelah tahu bahwa yang menjadi wadah untuk Thristha bersembunyi setelah sekian lama ialah bayi di dalam kandungan adiknya sendiri.

Awal mula Penelope begitu terobsesi dengan hidup abadi sebenarnya sederhana. Dia gila dengan kekuasaan dan kekuatan sehingga membuatnya gelap mata dan menganggap dirinya sebagai titisan dewa. Setelah mendengar cerita lama tentang leluhur kerajaan Algeria terdahulu yang desas sesus nya tahun ini adalah tahun keseratus yang artinya putri Kerajaan Algeria terdahulu yang dulunya terlibat dengan putra mahkota kekaisaran Aldmoor terdahulu sehingga menyebabkan kedua kerajaan itu berperang karena alasan yang belum pasti, saat perang itu berakhir, dikabarkan juga keduanya ikut berpulang.

Namun, anehnya, para tetua berkata roh mereka masih ada hingga sekarang. desas desus mengatakan bahwa roh putri terdahulu itu akan memilih 'wadahnya' untuk bersembunyi dari roh putra mahkota kekaisaran Aldmoor terdahulu.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang