"Ups, tanganku gatal"Pria itu memandang Asteria dengan tatapan tajamnya dan menggeram marah, "kau... aku sudah bilang, jangan membuangnya, sialan!" Teriak pria itu dengan marah.
Asteria tersenyum mengejek sambil memeletkan lidahnya, "wle." Asteria tertawa kencang saat melihat mata pria itu yang seperti sangat kehilangan barang berharganya.
Pria itu menatap Asteria dengan tatapan tajamnya yang menusuk, pria itu dengan cepat mendekat pada gadis yang masih terduduk itu dan dengan kasar menarik tangannya setelah dia mencengkram pergelangan tangannya erat.
Asteria yang di tarik begitu saja pun tidak punya kesempatan untuk mengimbangi diri pun menubruk tubuh pria itu keras.
Dugh
"Awshh, ini dada apa batu?!" Gumamnya dengan meringis kecil kala kepalanya yang bertubrukan pada dada bidang pria itu yang menurutnya sangat keras seperti batu. Tangannya sontak meraba raba area sekitar dengan wajah penasaran.
"Kenyel tapi keras," gumamnya setelah meraba raba area sekitar dada pria itu yang tertutupi oleh baju hitamnya.
Saat tangannya ingin menyentuh area itu kembali karena masih penasaran, tangannya di cengkram oleh pria di depannya membuat Asteria mendongak menatap pria di depannya dengan tatapan bingung.
Pria itu menunduk menatap gadis aneh yang sekarang tengah melecehkannya dengan meraba raba dada bidangnya yang sama sekali belum tersentuh oleh wanita manapun dan sekarang malah ternodai oleh gadis gila di depannya ini? Ya, walaupun dadanya masih terlapisi bajunya, tapi tetap saja itu melecehkannya! Wajahnya memerah seketika saat mengingat sentuhan gadis di depannya tadi.
Pria itu mendengus marah, menatap gadis gila di depannya dengan wajah garangnya, "kau mau mati, hah?!" Desisnya penuh ancaman.Asteria menatap pria di depannya dan menggelengkan kepalanya dengan watadosnya.
Pria itu semakin menatap Asteria tajam, badannya mudur dengan cepat menyisakan jarak yang lumayan jauh namun mereka masih berhadapan satu sama lain.
"Dengar! Kau telah salah mencari masalah denganku, nona gila. sarakasnya dengan nada mengintimidasi. Dia membuka tudung yang menutupi kepalanya hingga kini terlihat rambutnya yang berwarna perak itu dengan jelas.
Asteria yang menyaksikannya kini terbelak kaget, sedangkan pria di depannya tersenyum puas di balik topeng miliknya karena merasa Asteria sudah mengetahui jati dirinya meski kini wajahnya masih tertutupi oleh topeng yang menyembunyikan ketampanannya.
"Kau pasti sangat terkejut bukan? Karena orang yang kau usik itu seorang---
Perkataan dengan nada sombong itu terhenti begitu saja saat celetukan Asteria yang membuatnya merosotkan bahunya lemas dan menatapnya tidak percaya.
"Lah, kakek kakek?" Celetuknya menatap pria di depannya dengan jari telunjuknya yang mengarah pada rambut berwarna perak milik pria tersebut.
Pria itu menatapnya dengan tatapan tak percaya. Apa katanya tadi? Kakek kakek?! Apakah wajahnya mulai tua?! Atau gadis itu yang buta?! Pria itu segera menyentuh pipinya yang tertutupi oleh topeng, tatapannya begitu shock saat mendengar gadis di depannya memanggilnya kakek.
Asteria yang melihat tingkah laku pria di depannya pun terkikik kecil, mulai memundurkan langkahnya berniat pergi saat pria di depannya masih sibuk sendiri.
Setelah beberapa saat, kini hanya ada pria itu saja di bawah pohon besar itu. Dia bingung sendiri, dari mananya dia terlihat tua? Umurnya pun baru 24 tahun dan dia selalu di puji tampan oleh para wanita maupun pria.
"Hei, nona gila. Kau bercanda kan? Mana mungkin aku kakek kakek?!" Ucapnya kesal
Beberapa detik kemudian, pria itu menoleh ke tempat Asteria tadi dan mengerjapkan matanya saat gadis yang tadi bercekcok dengannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...