AW-Tiga Puluh Dua

7K 650 37
                                    

"Matthy... Kenapa sendari tadi kamu begitu gelisah?" Seorang wanita paruh baya namun masih terlihat begitu cantik itu menatap aneh anaknya yang terus terlihat mondar mandir.

"Ibu... Aku sudah tidak bisa menggunakan sihirku untuk menyegel dia setelah hari itu." Jelasnya dengan mengacak kasar surai pirangnya.

Wanita bermanik mata emas itu menghembuskan nafas panjang. Dia berjalan pelan menghampiri anaknya dan mengelus bahunya, menenangkan.

"Tidak apa, nak. Yang terpenting tidak ada tanda tanda dia sudah muncul, bukan? Tidak apa apa. Masih ada waktu untuk menyelamatkan Ashy darinya." Bisik wanita itu sambil tersenyum menenangkan.

Pria pirang bermanik hijau itu mendongak, menatap sang ibu dengan tatapan lelah. Dia lalu menubruk sang ibu dengan pelukan erat.

"Justru itu, bunda. Aku tidak bisa memprediksi kapan dia akan muncul. Sifat mereka sama. Yang membedakannya adalah pengalaman saja. Dia lebih berbahaya. Aku tidak ingin usahaku menyelamatkan Ashy lagi lagi gagal, Bu."

"Jika memang kali ini adalah kesempatan terakhir kita, mau tidak mau, Leo harus mengetahuinya, Matthy. Karena dia lebih berkuasa dari pada kita. Meskipun jika kita harus menyaksikan peperangan sekali lagi." Tegas wanita itu dengan menatap lurus ke depan.

OooOooO

"emang ada tempat se fantasy ini njirt?!" Decakan kagum terus menerus keluar dari mulut Asteria yang masih melihat ke sekelilingnya dengan tatapan kagum.

Bagaimana tidak? Saat ini Asteria sedang berada di tempat yang sangat mustahil untuk di lihat! Air terjun dengan tujuh warna mengalir deras, pepohonan yang berwarna seperti permen kapas, ikan yang sangat bersinar menyerupai berlian, dan... Rumput berwarna pink! Astaga! Ini seperti di dunia Disney!

Archer menatap gemas wajah Asteria yang sangat lucu saat ternganga takjub melihat tempat yang memang sudah ia modif hanya untuk di lihat oleh mereka berdua. Archer bersyukur karena Asteria menyukai tempat ini. Itu berarti langkah pertamanya berhasil. Sekarang, tinggal langkah ke dua menuju acara basa basi dulu sebelum kemudian membicarakan perasaannya. Lalu, setelah itu, Archer akan melamar Asteria. Ah, betapa senangnya. Tapi, kalaupun di tolak pun, masih ada rencana B. Yaitu menggunakan raja Algeriana untuk melakukan perjodohan. Beres, kan?

Asteria menggapai lembut bunga yang menyerupai mawar tetapi tidak berduri. Tangkainya bersih dari duri, dan berwarna biru laut. 

"Cantiknya."

"Kau suka?"

Asteria mengangguk semangat. "Ini sangat cantik seperti mawar. Tapi tidak berbahaya sama sekali. Bagaimana ada bunga seunik ini di sini?" Asteria menatap wajah Archer penasaran.

"Karena aku yang membuatnya."

Archer sengaja menciptakan Bunya mawar tanpa tangkai yang berduri. Dia sangat tidak ingin tangan cantik Ria-nya terluka.

"Kau membuatnya? Memang bisa? Kenapa?" Asteria menatap dengan wajah yang bertanya-tanya. Ini Archer tuh udah penyihir tingkat tinggi kah? Bisa bisanya pria itu sangat mudah membuat mawar tanpa duri.

Archer tersenyum tipis sebelum meraih lembut telapak tangan Asteria, membelai lembut telapak tangannya dengan penuh hati-hati.

"Aku keturunan kaisar, Apa yang tidak aku bisa? Dan, aku membuatnya karena tak ingin telapak tangan cantikmu ini terluka."

Archer membungkuk untuk mengecup telapak tangan Asteria secara singkat. Setelahnya menatap wajah Asteria yang kebingungan dengan tatapan memuja.

Asteria segera melepaskan tangannya dari Archer kala insting sebagai pembaca novel menyala. Ini sangat sus. Bagaimana jika memang Archer benar benar tertarik padanya?! Wah, Asteria sih, senang senang saja di sukai cowok. Apalagi cogan seperti Archer. Tapi, yang bikin takut nya, Asteria takut jika nanti akan terjadi masalah besar saat biasanya ketika si MC isekai menarik perhatian si ml di dalam novel. Asteria tidak mau seperti itu. Dia malas.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang