Hari hari terlewati. Arion kini tengah memandang dokumen-dokumennya yang menumpuk itu dengan pikiran yang melayang pada satu orang. Thristha.
Ada yang aneh.
Kenapa Arion tidak melihat gadis cantik itu lagi di danau persembunyian mereka akhir-akhir ini? Apa yang terjadi pada gadis mungil itu? Arion penasaran.
Teo yang tengah pusing sendiri dengan kerjaannya itu melirik sebentar ke arah tuannya. Dan benar, kan! Teo menatap sinis ke arah tuannya itu yang asik melamun sambil menatap ke arah tumpukan dokumen saja. Benar benar sialan!
"Tuan? Anda kesambet, kah?" Teo menaikkan sedikit nada suaranya agar seperti berteriak.
Dan usahanya membuahkan hasil. Arion tersadar dari lamunannya. Namun, Arion menatap Teo dengan tatapan tajam.
"Apa?!"
"Apa sih?! Saya kan hanya bertanya!" Dumel Teo dengan melirik tuannya sinis. Wah, Teo. Kau bawahan yang sangat kurang ajar.
Arion menatap Teo dengan melotot tajam. Saat ingin membalas perkataan Teo, Arion lebih dulu di kejutkan dengan anak panah yang melesat dari jendela dan menancap pada tembok di sampingnya.
Secara sekejap, hawa dari ruang kerja Arion cukup serius. Teo, yang menjabat sebagai ajudan itu langsung berjaga jaga dan segera menutup semua jendela ruangan.
Arion tanpa banyak bicara mencabut anak panah itu dan terlihat ada secarik kertas kecil yang terlilit pada tali yang di ikatkan di panah.
"Apakah ini ayah? Namun, jika ayah. Dia pasti sudah melukaiku." Gumamnya mengira-ngira siapa gerangan yang mengirim anak panah ini.
Arion tanpa membuang waktu segera menarik kertas kecil itu dan membukanya. Dalam sekejap, bola mata merah darahnya yang awalnya menatap penuh penasaran kini berubah menjadi keterkejutan dan sedikit.... Ketakutan.
'Ari, mari bicara di tempat biasa nanti malam.'
Tubuhnya mendadak berubah kaku setelah membaca kertas kecil yang ada di tangannya.
Sial.
Tidak salah lagi.
Surat itu pastilah surat dari gadis yang tengah mengisi pikirannya akhir akhir ini.
Apakah ini alasan Thristha tidak berada di danau itu beberapa hari lalu? Karena gadis itu sudah mengetahui jati dirinya sebagai putra Aldmoore sekaligus orang yang akan menyerap kekuatannya? Maka dari itu gadis itu mengirim surat ini tepat di tempatnya!?
"Ada apa tuan?" Teo kepo dengan gerak-gerik tuannya yang entah kenapa berbeda saat menerima surat ancaman. Tidak seperti biasanya yang hanya diam dan menyobeknya, terlihat tuannya malah termenung dan... Teo melihat sedikit ketakutan yang ada di matanya.
Arion meremat surat itu erat-erat sembari menatap ke arah Teo, tatapannya tersirat rasa takut tersendiri bahwa nanti gadis mungil itu akan... Menjauhinya.
"Gadis itu sudah mengetahuinya."
Teo agak ngelag sedikit dengan perkataan Arion. Tapi, setelah beberapa saat barulah Teo mengerti melihat panah yang memang tidak berniat mengenai Arion dan surat yang berusaha tidak Arion rusak itu. Dia reflek menggelengkan kepalanya prihatin. "Malangnya. Jadi, kau akan langsung membunuhnya, kan?"
Arion langsung menatap Teo dengan tatapan tajamnya. "Kau saja yang kubunuh, bagaimana?"
Teo reflek memegangi lehernya dengan kedua tangannya sendiri sambil menyengir polos, "eit, tidak. Terimakasih."
Arion mengabaikan Teo dan memusatkan perhatian pada kertas kecil yang ada di tangannya itu. Dia mengangkat kertas itu dan menaruhnya di dekat hidungnya. Perlahan menghirup aroma Thristha yang masih tersisa di kertas kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomansaBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...