Suara derap langkah kaki menggema di lorong yang gelap. Terlihat sosok wanita yang memakai pakaian compang camping dengan sekujur tubuh penuh tanda ungu. Kaki rapuhnya yang memiliki bekas seperti habis di rantai itu terus melangkah cepat meskipun terasa sangat nyeri.
Wajahnya tampak kengerian besar, segala sesuatu yang mengerikan terlihat jelas jika menatap mata wanita itu.
Di hadapannya terpampang jelas sebuah gerbang keluar. Matanya menatap gerbang itu dengan binar harap.
Kini, yang ada di pikiran wanita itu hanya satu, lari. Lari. Lari. Dia terus berlari sekuat tenaga mendekati gerbang keluar itu. Namun, betapa malangnya dia ketika hendak mencapai gerbang pintu keluar, tubuhnya harus tersungkur akibat kakinya yang tiba tiba saja terkena panah entah dari mana asalnya.
Sakit. Sangat sakit. Panah itu menancap begitu dalam pada betis kakinya sehingga menyebabkannya tidak bisa lagi berlari. Darah mengucur deras berpusat pada betis sang wanita. Wajah wanita itu terlihat sangat frustasi.
Pada saat yang bersamaan, terdengar derap langkah kaki mendekat dari arah lorong lorong yang gelap. Mata wanita itu seketika bergetar ketakutan kala yang ia lihat adalah sosok yang sangat mengerikan. Dia lah alasannya. Dia yang membuatnya menjadi kacau seperti ini. Dia. Monster.
Sosok berwujud pria tampan dengan jubah hitam elegan kebesarannya dan alat panah yang ada di tangannya itu terus mendekat, mata merahnya yang tajam itu seakan akan memberitahu sang wanita bahwa dia sangat marah besar.
Sedangkan wanita yang tersungkur itu tidak tinggal diam, kakinya yang masih tertancap panah dia cabut begitu saja, lalu dengan kekuatannya yang masih tersisa, dia berusaha bangkit dan berjalan dengan cepat meskipun terseok-seok. Namun, malangnya, belum sempat wanita itu berjalan menjauh, tubuhnya sudah lebih dulu di tarik dengan kasar oleh sosok pria itu.
"Sialan! Aku membencimu! Lepaskan aku!!!" Wanita itu berteriak dan memberontak sekuat tenaga.
Namun, usaha wanita itu untuk terlepas dari genggaman pria itu sia sia. Pria itu tidak ada niatan untuk melepaskannya, dia malah membawa wanita itu ke dalam gendongannya. Lalu, sebelum wanita itu memberontak lagi, dia menyuntikkan cairan yang membuat wanita itu tiba tiba lemas dan berakhir terkapar tak berdaya di gendongannya.
Mata merahnya menatap tajam pada wajah wanita bernetra coklat yang kini sudah tertutup oleh kelopak matanya itu. Mata merah itu memang tajam, namun, berangsung angsur sirna digantikan dengan tatapan sendu dan kepedihan yang mendalam.
Dan pada malam itu juga, seharusnya pria itu tidak melakukan hal yang nekat. Hal yang akan menjadi Boomerang untuk dirinya sendiri.
OooOooO
Apa kalian tahu?
Asteria mengalami hal hal yang ganjil akhir akhir ini.
Sudah dua Minggu sejak kejadian Archer, si tokoh utama itu memintanya memutuskan kekasih gaib. Asteria akhirnya meng iyakan perintah tuannya itu dan mendapatkan imbalan berupa ribuan koin emas. Tentu saja di potong hutangnya pada Archer sehingga kini dia sudah tak memiliki hutang pada Archer. Niatnya, dia ingin langsung berhenti setelah membayar hutangnya itu, tapi, setelah di pikir pikir, jika dia hanya pergi saja tanpa membuat persiapan, itu sama saja menjadi gelandangan lagi, kan?
Maka dari itu Asteria memutuskan untuk bertahan di sini sekitar dua bulan lagi agar dia bisa menghasilkan uang yang banyak dan membuat usaha sendiri untuk ke depannya. Tapi, yang membuatnya bingung, usaha apa? Maaf maaf saja, dia tak pintar memasak. Dia juga sangat tidak pintar dalam hal menjahit. Dia masih bingung dengan apa usaha yang akan dia lakukan nantinya setelah berhenti bekerja di kastil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...