AW-Empat Puluh Dua

3.5K 369 14
                                    

"Baiklah. Jika itu yang kau mau, bagaimana jika aku membuat pernikahan kita sah dengan melakukan malam pertama? Atau mungkin pagi pertama yang harus di wajibkan dalam pernikahan, kurcaci kecil?"

"Pagi pertama apanya?" Asteria menatapnya dengan wajah bingung. Maklum, masih baru sadar, otaknya masih belum konek.

Archer menatap gadis di bawahnya dengan seringai kecil. Archer lalu mendekatkan wajahnya ke samping kepala gadis yang tengah terbaring lemah itu, mendekatkan bibirnya ke telinga Asteria dengan berbisik pelan, "penyatuan tubuh sepasang suami istri setelah menikah, sayang. Kau masih tidak tahu juga? Mau kucontohkan?"

Archer kemudian perlahan menurunkan bibirnya pada leher Asteria, menghirup aromanya dalam-dalam sampai—

Dugh!

"Argh!"

"Edan, anjing, babi, tolol, bangsat, su asu kau bajingan! akskdjskskdjhdkdk!!!"

Semua terjadi begitu cepat. 

Erangan pilu Archer sambil memegangi masa depannya yang terancam punah dan Asteria yang tengah mengumpat tak kenal lelah.

Archer tak menyangka sang kurcaci kecilnya mempunyai tenaga yang begitu kuat di bagian kakinya hingga mampu mengancam masa depannya.

Archer rasa, jika bukan dirinya yang di tendang 'masa depannya', mungkin jika itu orang lain, orang itu akan pingsan saat itu juga.

Sedangkan Asteria sendiri masih terengah-engah dengan wajah melotot galak. Tadi dia mengeluarkan seluruh tenaganya yang tersisa untuk menendang selangkangan laki-laki mesum itu. Sial. Asteria masih tidak terima! Rasanya Asteria ingin menjambak rambut Archer sampai botak. Bisa-bisanya Archer mengatakan hal se vulgar itu?!

Dan juga, mana mau Asteria melakukan itu! Membayangkannya saja membuatnya merinding! Dan lagi pula, dia masih tidak terima dirinya sudah dinikahi paksa dengan bocah mesum itu!

"Ria—"

"Pergi kau! Sialan! Cepat pergi!" Teriak Asteria dengan wajah galaknya saat melihat Archer mulai menghampirinya lagi.

Kini wajah Archer begitu nelangsa. Mulutnya melengkung ke bawah dengan puppy eyes nya menatap Asteria memelas.

"Ri—"

"Tidak! Aku tidak akan tertipu lagi dengan wajah itu!" Tolak Asteria dengan menutup kedua matanya dengan tangannya. Dia harus kuat menghadapi wajah Archer yang sialnya kini terlihat imut.

Archer selalu begitu. Jika dia berbuat kesalahan dan menyebabkan Asteria marah, maka, jurus jitu Archer adalah membuat wajahnya semenyedihkan mungkin untuk membuat Asteria luluh.

Archer cemberut. Dia dengan langkah sedikit tertatih-tatih karena masih merasa sakit di bawah sana mencoba mendekatkan diri dengan Asteria. Meminta belas kasih gadis itu untuk memaafkannya.

Archer sebenarnya bingung sendiri, kenapa dia begitu mudah untuk tunduk pada gadis kecil ini? Bukankah dia seharusnya yang marah sebab sudah 3 tahun lamanya dia menunggu gadis kurcaci itu bangun dan malah di hadiahi tendangan mautnya?

Harusnya Archer yang marah. Harusnya Archer yang ngambek. Harusnya Archer yang di bujuk. Harusnya begitu! Tapi, lihatlah sekarang. Archer berjongkok di samping ranjang dengan kedua tangannya yang mencengkram erat pergelangan tangan Asteria yang mencoba melepaskannya dan bibirnya terus melayangkan kecupan kecil di punggung tangan Asteria sambil menampilkan wajah memelas.

"Kurcaciku, cintaku, sayangku, aku minta maaf, ya? Aku tidak akan memaksamu. Jika kamu belum mau melakukannya... Aku siap menunggumu." Archer merasa berat hati mengatakannya. Diam-diam dia merasa kasian pada 'Archer kecil' karena dia harus menunggu lagi entah kapan.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang