...Asteria di buat bingung. Ini dia tuh berarti lagi bantuin pencuri gitu?! Batin Asteria menjerit kesal.
Asteria menatap kantung hitam itu yang masih setia di tangannya, lalu pandangannya beralih pada penjual roti yang terlihat sangat prihatin dengan badan gempalnya yang tergopoh gopoh mencoba untuk berlari.
"Pfft, mirip uncle muthu," celetuknya sambil tertawa cekikikan.
Asteria kembali menatap kantung hitam yang menjadi sumber masalahnya. Apakah Asteria kembalikan saja? Secara ini bisa jadi barang curian dan barang ini milik paman penjual roti. Tapi, saat di ingat ingat orang itu juga mengancamnya jika tidak menjaga ini maka dia mati.
"Buang aja deh, ga guna. Mending jalan jalan dulu bentar sebelum gue bangun dari mimpi indaahh ini,"gumamnya dengan tersenyum senang.
Saat ingin melempar kantung hitam tersebut, dia di kejutkan dengan suara teriakan penjual roti yang kini hampir mendekat.
"HEII KAU, PENGEMIS! BAWA KEMARI KANTUNG ITU!" teriak penjual roti itu yang berlari menuju tempat Asteria berada dengan wajah yang seakan ingin memakan apa saja yang membuatnya kesal.
Asteria menatap penjual roti itu dengan wajah marah, kenapa pula dia di panggil pengemis?! Walaupun dia ini emang kaum misquinn, tapi dia kan tidak mengemis! Syaland tuh orang tua reot, batin Asteria mendumel kesal.
Niat hati ingin mengembalikan kantung hitam itu musnah begitu saja saat penjual roti malah meneriakinya pengemis. Asteria dengan senyum jahilnya menggoyang goyangkan kantung hitam itu dengan wajah meremehkan.
"Paman mau ini?" Tanya Asteria main main.
Wajah penjual roti itu semakin memerah marah dan berancang ancang untuk menangkap Asteria, namun, bukannya tertangkap, dirinya malah nyungsep saat badan Asteria tiba tiba mundur dengan cepat.
Asteria yang menatap penjual roti yang nyungsep itupun tertawa keras, "anying, awokawok kek banteng yang lagi mabok,"
Penjual roti yang nerungsuk itupun tidak terima dengan dirinya yang di tertawakan, saat ingin bangkit, Asteria segera menendang bokong penjual roti itu dengan keras sehingga...
"Doble kill, Awokawok," Asteria tertawa keras saat melihat penjual roti itu lagi lagi nyungsep saat dia menendang bokongnya.
"KAU!! JALANG KECIL!!" Teriak penjual roti itu marah, wajahnya memerah antara malu dan marah. Badan gempalnya berusaha untuk bangkit namun lagi lagi di gagalkan oleh Asteria yang menendang bokongnya sekali lagi.
"Jangan panggil saya jalang kecil, paman. Panggil saya Shiva," ucap Asteria sambil memperagakan ucapan karakter yang sering muncul di tayangan tv nya dulu.
Penjual roti itu menggeram marah, merasa terus di permainkan oleh gadis yang terus menerus menendang bokongnya.
Sementara Asteria merasakan tengkuknya merinding, menatap pada penjual roti yang kini sudah bangkit sepenuhnya dengan mata yang menatap tajam Asteria yang kini memasang wajah tanpa dosanya.
" paman marah, ya?"
Wajah penjual roti itu semakin gelap dan menatap Asteria seakan akan ingin mencincangnya dan di jadikan isian roti.
Asteria mengerjap pelan sambil mengambil langkah mundur, bahaya! Bantin Asteria menciut.
Menggerakkan matanya ke segala arah mencari cari sesuatu yang bisa menyelamatkannya dari si penjual roti ini.
"Kemarilah kau, jalang kecil. Akan ku jual kau ke rumah bordil untuk mengganti biaya pengobatan bokongku yang di tendang seenaknya olehmu," penjual roti itu menyeringai lebar sambil mendekat ke arah Asteria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomansaBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...