"sirik amat!" Cibir Asteria setelah mendengar perkataan Archer tentang alasan menyuruhnya untuk memutuskan hubungan kekasih.
Sudahlah. Memang apa daya tariknya sampai sampai berpikir bahwa Archer, pemeran utama itu menyukainya. Lagi lagi dia terfikir novel. Sudah jelas jelas semua orang yang ada di novel genre fantasi itu adalah perpindahan jiwa yang mana tubuh yang di tempati para pemeran utama adalah tubuh yang cantik dan indah. Selalu seperti itu. Lah dia? Boro boro pindah jiwa, tubuhnya juga ikut masuk ke dunia antah berantah ini. Dan lagi, tubuhnya ini sungguh tepos dan bukan gitar spanyol juga wajah yang rata rata biasa saja. Dia sadar diri kok.
Asteria menarik nafas kesal saat memikirkannya, dia lalu melirik Archer yang sangat bersinar. Persis dengan apa yang di gambarkan oleh sang penulis. Tapi sayangnya, akhlak yang dia miliki minus.
"K-kenapa kau hanya melirikku?! Cepat putuskan kekasihmu jika kau tidak ingin hutangmu bertambah!"
Nah kan. Akhlak yang minus bin minus nya sudah kembali.
Asteria memutar bola matanya malas, otaknya berpikir untuk mengambil keuntungan yang sebanyak banyaknya.
Dan... Aha! Dia menemukannya.
Asteria dengan segera memasang wajah sesedih mungkin, kepalanya agak tertunduk lunglai, "tuan... Sebenarnya saya hanya terpaksa menjalin hubungan dengannya.." ucapnya dengan nada yang di buat se sedih mungkin.
Asteria kemudian melirik ke arah Archer untuk melihat bagaimana reaksi pria itu, namun, belum sempat melakukannya, entah kenapa tiba tiba hawa di ruangan menjadi mencekam.
Asteria mengerutkan keningnya bingung saat merasakan aura familiar, "Tunggu dulu. Tunggu. Hawa ini sangat familiar. Seperti... Eh, apa mungkin?! Eehh????!!!" Asteria yang sedang berfikir dikejutkan dengan sebuah tangan besar yang tiba tiba saja mencengkeramnya erat.
Asteria mendongak dan bola matanya melebar ketakutan saat yang ada di depannya ini adalah sosok merah menyeramkan yang ia lihat saat di hutan tempo lalu. Dalam kata lain, Archer kumat lagi. Sial, Kenapa Archer kumat lagi sih?!
"Apa dia mengancammu?"
Seluruh tubuh Asteria dibuat merinding saat mendengar suara yang penuh dengan penekanan itu, "e-e-hh????" Tanya Asteria dengan terbata bata.
Sosok 'Archer' menggeram, rambut merahnya semakin menyala, mata merahnya juga semakin menatap gadis dalam cengkeramannya itu tajam. "Aku tanya, apa dia mengancammu?" Tanya 'Archer' dengan semakin memojokkan gadis di depannya itu ke arah dinding.
Asteria semakin mundur, namun, pria di depannya terus maju, mendesaknya hingga punggungnya menabrak dinding. Sial. Sekarang dia tidak bisa menghindar lagi. Ingatan saat si merah itu ingin mencolok matanya melayang begitu saja. Bagaimana jika si merah ini akan berusaha mencolok matanya lagi?!
"Jawab, Nona Asteria." 'Archer' bersuara lagi dengan nada suara yang menekan Asteria. Tubuhnya semakin mendekat dan semakin membuat Asteria terintimidasi.
Setelah itu, hening. Tak ada yang bicara satupun hingga...
"Hik!"
Asteria menutup mulutnya yang barusan mengeluarkan suara cegukan itu dengan kedua tangannya, kepalanya tertunduk malu dengan menahan cegukannya. Berupaya untuk menahan cegukannya agar tidak terlihat memalukan. Tapi, sia sia.
"Hik! Hik!"
Cegukan Asteria semakin parah.
Archer?
Dia memandangi bagaimana gadis kurcaci itu berupaya menghilangkan suara dari cegukannya. Bibirnya membentuk tarikan tipis. Dia terus memandangi tanpa mengurangi aura intimidasi darinya dan itu sangat berdampak pada Asteria yang semakin parah cegukannya karena faktor merasa terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...