AW-delapan

12.4K 1.1K 32
                                    

...

"Hah, betapa pendeknya dirimu," celetuknya tanpa sadar.

Lalu, entah dirinya lengah atau gadis di depannya yang terlampau marah, dia mengangkat kakinya tinggi tinggi dan berhasil mengenai wajahnya yang tertutupi oleh topeng.

Sungguh.

Tendangan itu tidak main main

Pria bertopeng itu oleng dan kemudian ambruk dengan tangan yang memegangi wajahnya.

"Arghhh!" Erangnya saat tendangan itu mengenai tulang hidungnya, dia kemudian membuka topeng miliknya dan meraba raba hidung mancung miliknya itu.

Jarinya merasakan rembesan darah yang mengalir deras dari lubang hidungnya, mata pria itu membulat dan lantas mendongak untuk mencegah hidungnya mengeluarkan lebih banyak darah.

Asteria yang melihatnya juga reflek mendekatkan diri dan menatapnya dengan tatapan bersalah dan juga panik.

"Heh, apa kau tak apa? Oh tidak! Kau berdarah! Makannya jangan mengejekku! Aduh, Bagaimana ini!" Asteria mengoceh panik sambil menekan nekan hidung pria itu dengan tatapan panik.

Dia takut jika pria di depannya sekarat ataupun bisa lebih parahnya mati, dia akan dikira sebagai pembunuh. Oh, Asteria tidak mau itu terjadi!

Sedangkan pria di depannya itu lebih memilih untuk memandangi wajah Asteria yang menyita perhatiannya. Rasa rasanya, perih di hidungnya itu tidak terasa lagi setelah memandangi wajah jelek gadis di depannya itu yang sangat lucu untuk di lewatkan.

"Akh, kau! Sshh hidungku," sentak pria itu dengan berpura pura kesakitan memegangi hidungnya.

Asteria semakin panik, "ah, maaf! Maafkan aku! Aku tidak bermaksud! Tolong, jangan mati! Aku tidak mau jadi buronan!" Oceh Asteria dengan menggoyang goyangkan tubuh pria itu brutal.

Apa tadi katanya? Jangan mati? Apakah gadis itu tidak pernah mimisan? Pria itu rasanya ingin sekali menertawakan kekhawatiran gadis gila ini yang over. Namun,
Anehnya, pria itu senangan saat mendapatkan respon yang dia inginkan, entah kenapa, rasanya sangat senang bisa membuat gadis di depannya ini panik dan menunjukkan raut ketakutan. Atau, dia senang saat gadis itu peduli padanya? Entahlah. Yang terpenting dia menyukai reaksi gadis itu.

Reaksinya.. sungguh alami. Dia sungguhan mengkhawatirkan kondisinya. Gadis gila ini... sungguh peduli padanya.

Asteria semakin panik saat darah yang keluar dari hidung pria itu semakin banyak. Dia mencari cari sekiranya yang bisa menghentikan darah yang keluar.

Mata Asteria menangkap sebuah jubah yang tergeletak begitu saja di tanah. Dia lalu berinisiatif mengambil jubah itu, lalu berupaya menyobek bagian yang menurutnya masih bersih.

Pria itu menatap Asteria yang menyobek tudung miliknya itu tanpa persetujuan darinya akibat terlampau panik, mungkin? Dia hampir saja menyemburkan tawanya saat melihat raut panik Asteria yang begitu sayang untuk di lewatkan begitu saja.

Terlihat, Asteria begitu kesusahan menyobek bagian terbersih itu, lalu, akibat terlampau gemas melihat tangan kecil itu berusaha merobek jubah miliknya yang terbuat dari kain berkualitas sehingga tak mudah robek, tangan besarnya segera menyambar jubah itu, lalu di letakkan ke lubang hidung miliknya.

Dia menekan jubah kain itu di lubang hidungnya dengan wajah yang seakan kesakitan guna ingin terus melihat raut cemas gadis di depannya. Sinting memang.

"Heh, bukan begitu caranya, kau bisa mati, bodoh!" Sentak Asteria sengit saat pria itu sengaja memencet tulang hidungnya sehingga darah yang keluar semakin banyak.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang