AW-sepuluh

12.6K 1.1K 29
                                    

"namamu Asteria? Hanya itu? Tidak kreatif sekali" komentar Archer yang saat ini sedang berada di kereta kuda bersama Asteria di depannya yang kini memasang wajah kesal yang sangat ketara.

Asteria memilih untuk diam. Lebih baik dia diam daripada terus meladeni pria gila ini yang seenaknya mengklaimnya sebagai pelayan pribadinya mulai sekarang. Ini sungguh tak masuk akal, hey! Dia tidak Sudi menjadi pelayannya!

Tadi, saat memasuki kereta kuda, Archer dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai Grand duke dari Utara yang terkenal akan kebijaksanaan dan keramahannya. Archer kira, Asteria akan takut padanya karena sudah banyak berbuat tidak sopan. Namun, ternyata pikirannya salah. Gadis itu sama sekali tidak bereaksi berlebihan. Hanya menatapnya seolah 'kau sedang pamer?' Dengan tatapan malasnya. Dan itu membuat adrenalin Archer Menaik untuk membuat gadis  di depannya tunduk padanya.

Archer yang merasa di abaikan mendengus kesal. Dia tidak suka di abaikan. Archer mencari cari sesuatu dari sakunya, lalu menemukan kertas yang sudah robek. Archer menatap kertas itu dan Asteria bergantian, lalu tanpa kata merobek kertas itu menjadi sangat kecil dan di hamburkan begitu saja sehingga lantai kereta kuda miliknya jadi kotor. Archer tersenyum puas, lalu menepuk pundak Asteria kasar

"Hei, Rakyat jelata. Karena kamu sudah menjadi pelayan ku, Cepat bersihkan ini sekarang juga!" Archer menunjuk lantai kereta kuda dengan tampang ingin di tampolnya.

Ngomong ngomong tentang bagaimana kejadiannya sampai keduanya saat ini sedang ada di kereta kuda? Itu karena Asteria mengeluh sakit saat sedang di gendong Archer ala karung beras. Archer sontak saja langsung menurunkan Asteria dan segera berteleportasi ke daerah pasar dan menyewa kereta kuda untuk sampai di kastinya. Kenapa tidak langsung saja teleportasi ke kastinya? Ah, Archer tidak mau repot. Lagian bagusan naik kereta kuda, bisa melihat sang pujaan hat-- maksudnya lebih hemat energi. Ya, maksud Archer begitu. Katanya.

Asteria menoleh dan menatap Archer yang sedang menampilkan wajah sok nya itu dengan sinis. "Tidak mau!" Tolak Asteria dengan mendelik kesal

"Baiklah, kalau begitu bayarlah kantong yang kemarin kau buang itu,"

Asteria reflek melirik ke asal suara lalu berdehem kecil, "m-memangnya berapa?! Paling isinya hanya roti yang kau curi, kan?!"

Memang benar kan? Karena kemarin dia nampak sekali terlihat seperti pencuri saat itu.

Archer mendelik saat mendengar celetukan gadis gila di depannya ini yang seenaknya mengatakannya sebagai pencuri, dia menjitak keras kening Asteria dengan tatapan mata yang menatap gadis itu tajam.

"Enak saja! Aku membayarnya! Hanya saja.." Archer ragu ragu memberi tahu bahwa di dalam kantung itu terdapat kue yang tidak bisa di jual lagi namun ia beli paksa karena rasa kue itu mengingatkannya pada sang ibunda.

"Apa?! Hanya saja apa?!" Asteria menatapnya dengan melipat tangan di depan dada dan menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Archer membuang wajahnya ke samping karena merasa malu mengakuinya. "Yang terpenting, kue itu sangat mahal. Aku membelinya dengan susah payah," jelasnya sambil menggosokkan telapak tangannya ke belakang kepala dengan menyembunyikan rona samar yang terletak di ujung telinganya saat Melihat Asteria yang akhirnya menatapnya lagi.

"Ya sudah, berapa harganya?"

Pikiran Archer untuk mencurangi Asteria terlintas begitu saja. Dia menatap Asteria angkuh, "10.000 keping koin emas."

Asteria yang mendengarnya sontak saja melototkan bola mata. Hei. Yang benar saja! Asteria hanya punya 1 koin emas itupun di berikan oleh Liyana untuk berjaga jaga. Asteria awalnya ragu bagaimana bisa 1 koin emas cukup? Tapi kata Liyana itu sudah cukup untuk keperluan sehari bagi rakyat jelata. Tapi, ini?! 10.000 koin emas hanya untuk sekantung kue?!

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang