AW-Tiga Puluh

6.6K 730 36
                                    

"Tuan, kenapa kita kembali? Padahal aku masih ingin disana." Asteria menatap Archer kesal.

Setelah menuruti semua kemauan Archer dengan iming iming akan tinggal di sana lebih lama, malah justru Archer membawanya ke kastel lagi setelah berbicara sendiri di depan batu. Aneh dia.

"Bukankah sudah kubilang kau harus memanggilku Archer? Archy pun tidak masalah." Ucapnya dengan cemberut.

Sangat susah sekali membuat Asteria menurutinya.

"Tidak mau. Tuan tidak menepati janji tuan." Sentak Asteria sambil membuang muka.

Archer menghela nafas. Sejujurnya dia ingin terus berada di tempat itu. Tapi, mana tau Archer kalau ayah mertuanya ternyata gesit sekali. Archer kan jadi harus buru-buru untuk tidak melewatkan kesempatan emas bernegosiasi dengan sang mertua. Eh, ralat. Calon mertua.

Archer memegang kedua pundak Asteria, menariknya untuk menghadap ke arahnya.

"aku akan membawamu lagi nanti, ada hal yang sangat penting. Ini menyangkut hidup ku. Jika aku gagal, aku akan kehilangan duniaku." Ucapnya dengan menatap Asteria dalam.

"Baiklah! Lagian saya hanya pelayan, tidak bisa menuntut ketidakadilan!" Sindirnya pedas sambil melepaskan kedua tangan itu dari pundaknya.

Asteria kesal. Tidak tahu. Pokoknya kesal saja. Atau ini mungkin akibat sudah bulan nya. Jadi, Asteria terus mudah sensitif.

"Riaa..." Archer melengkungkan bibirnya ke bawah. Sedih saat Asteria berbicara ketua seperti itu.

Sayangnya Asteria tidak melihatnya, dia masih berbalik badan dengan menampilkan wajah kesal.

"Pergi."

"Ria... Aku hanya pergi sebentar, nanti kita kesana lagi, aku janji. Aku—

"Pergi tuan, katanya ini menyangkut hidup dan mati anda. Jangan mati dulu, gajian saya belum anda bagi."

Archer menatap punggung Asteria dengan nafas lega, dan juga sedikit geli. Yah, semoga Asteria hanya kesal. Tidak marah padanya.

"Baiklah, aku akan kembali secepat mungkin dan membawakan banyak bonus gajian untukmu, ya?"

Asteria tersenyum miring, wah, ini bocah sangat gampang di kibulin. Padahal baru kemarin dirinya mendapatkan gaji bulanan, tapi, dia dengan manutnya akan membawakan gajinya lagi nanti setelah dia pulang? Wah, ini sih kalo pas udah Nerima gaji nanti, besok langsung resign pun gapapa la.

Archer tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Asteria, "aku akan kembali. Segera."

Setelah mengucapkan itu, sentuhan yang Asteria rasakan tadi lenyap. Asteria kemudian berbalik badan dan menatap ke tempat yang seharusnya masih ada Archer di situ.

"Oke. Saatnya menyiapkan surat pengunduran diri."

OooOooO

Suara ketukan sepatu menggema di ruangan yang sunyi tempat dimana Xavier dan Leonard berada. Suara ketukan sepatu itu berasal dari sang Raja kerajaan Algeriana yang sudah sangat tidak sabar bertemu sang putri tercinta.

Xavier hanya memutar bola mata malas. Yah, dasar ayah bucin anak.

"Anakmu kenapa lama sekali, Xavier?!" Kesal Leonard kala yang di tunggu tidak kunjung datang.

"Apa kau tidak bisa diam saja seperti tadi? Aku pusing mendengar ocehanmu!" Geram Xavier menatap Leonard sinis.

Dia ini kaisar. Tapi selalu saja tidak memiliki harga diri jika lawan bicaranya adalah anaknya dan si Raja Algeriana ini.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang