"Cantiknya."
"Kau suka?"
Asteria mengangguk semangat. "Ini sangat cantik seperti mawar. Tapi tidak berbahaya sama sekali. Bagaimana ada bunga seunik ini di sini?" Asteria menatap wajah Archer penasaran.
"Karena aku yang membuatnya."
Archer sengaja menciptakan Bunya mawar tanpa tangkai yang berduri. Dia sangat tidak ingin tangan cantik Ria-nya terluka.
Dia sedikit menggelengkan kepalanya saat rasa sakit di kepalanya mendera.
"Kau membuatnya? Memang bisa? Kenapa?" Asteria menatap dengan wajah yang bertanya-tanya. Ini Archer tuh udah penyihir tingkat tinggi kah? Bisa bisanya pria itu sangat mudah membuat mawar tanpa duri.
Archer tersenyum tipis sebelum meraih lembut telapak tangan Asteria, membelai lembut telapak tangannya dengan penuh hati-hati.
"Aku keturunan kaisar, Apa yang tidak aku bisa? Dan, aku membuatnya karena tak ingin telapak tangan cantikmu ini terluka."
Archer membungkuk untuk mengecup telapak tangan Asteria secara singkat. Setelahnya menatap wajah Asteria yang kebingungan dengan tatapan memuja. Walaupun dalam keadaan kepalanya yang sakit, namun wajah Asteria sungguh indah sampai ia tidak ingin melewatkannya sedetikpun.
"Asteria." Saat ia memanggil gadis itu, jantungnya berdebar kencang. Archer sangat menanti nantikan momen ini.
"Apakah aku boleh mengakui sesuatu?" Terlihat jelas kini Archer menahan mati-matian rasa malunya.
Archer sudah bertekad untuk membuang segala macam egonya dan akan menyatakan perasaannya hari ini. Archer ingin Asteria tahu, bahwa dirinya sangat menggilai gadis itu.
Tapi, sebelum itu, entah mengapa, jiwanya seolah di renggut paksa oleh sesuatu. Ini seperti saat dia mengalami kutukan. Tapi ini versi yang memaksa, karena memang bukan waktunya dia untuk keluar. Sial, Archer meninggalkan Asteria di tempat yang hanya ada dirinya dan dia. Ini sangat membahayakan gadisnya.
Archer ingin melawan, tapi, sebelum sempat Archer melawan, pandangannya sudah menghitam. Kesadarannya sudah di ambil alih oleh 'kutukan' turun temurun dari keluarganya.
"Ya?" Asteria memiringkan kepalanya ke samping. Menunggu Archer berbicara.
Sekilas, manik mata Archer berganti dari yang awalnya biru laut, menjadi Semerah darah. Namun, kejadian itu hanya seperkian detik, setelahnya, manik itu normal kembali. Tanpa Asteria tahu bahwa yang berada di depannya sudah bukan Archer yang dia kenal.
"Asteria." Panggil Archer sekali lagi. Suaranya tampak lebih berat. Tapi, Asteria masih belum menyadarinya.
Archer menyeringai tipis, namun dia segera mengubahnya menjadi senyuman manis.
"Eh? Iya?" Asteria tersadar dari pandangannya yang sendari tadi mengarah pada kupu-kupu yang terus berterbangan di sekitarnya. Aneh sekali. Kupu-kupu itu seolah berbicara padanya untuk segera pergi dari sini.
"Tatap aku."
Saat tatapan mereka berdua bertemu, kedua manik mata Archer menatap wajah Asteria, terutama bola matanya dengan tatapan tersirat obsesi di dalamnya.
'sama. Persis sepertinya.' batinnya menatap Asteria dalam.
"Can I... change your name to Asteria De Aldmoor?” Archer menatap langsung ke arah manik Ruby yang bersinar indah itu dengan tatapan dalam. Dia ingin memilikinya lagi.
Tapi dia harus bersabar. Karena gadisnya masih belum ingin menampakkan diri. Dia harus bersabar dan memperlakukan gadis kecil di depannya ini dengan lembut agar gadisnya bisa secepatnya muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...