#WARNING!! CONTAINS FEW SCENES 17+
#satu hari yang lalu#
"ada kemungkinan jika dia seorang penyihir yang berbahaya." Sebuah suara yang berasal dari batu bercahaya yang biasa di sebut sebagai batu komunikasi dengan bantuan sihir tentunya, membuat si pendengar menatap baru itu dengan tatapan geram.
"Aku tidak memintamu untuk memberitahunya. Aku memintamu untuk membunuhnya." Geram orang itu dengan mendesis marah.
"Ayolah, Archer. Aku tidak mungkin bisa langsung menangkapnya. Kau kira aku ini maga tahu hanya aku adalah seorang kepala penyihir? Kau lucu, Archer." Sahut seseorang yang suaranya muncul di baru sihir itu dengan dengusan malas.
"Temukan saja dan bunuh dia. Dia sangat berani mendekati kurcaciku dan berani membawanya kabur." Archer berkata dengan mencengkram erat penyangga batu komunikasi itu dengan tatapan marah.
"Menemukannya saja sangat sulit. Dia seperti melampaui ku. Ini aneh. Sihirnya sangat kuat, tapi tubuhnya lemah," suara itu terdengar lagi dan membuat Archer memutar bola matanya.
Dia tidak butuh penjelasan sialan itu. Yang dia butuh adalah kematiannya. Karena sangat jelas sekali perasaan Archer berkata bahwa dia harus segera membunuhnya jika tidak ingin kurcaci tercintanya di rebut.
Saat ingin berkata lagi dengan seseorang yang sedang ia ajak bicara, pintunya di buka secara paksa oleh seseorang, membuat amarah Archer membara. Dia bersiap siap mengangkat pedangnya untuk memberi pelajaran siapa gerangan yang beraninya membuatnya terganggu saat sedang sensi.
Tapi, sebelum dia sempat menodongkan pedang pad sang ajudan, Vernon. Dia terdiam membeku saat mendengar perkataannya.
"Tuan! Nona Asteria mengurung semua prajurit bayangan yang anda perintahkan! Mereka semuanya tidak bisa keluar karena nona Asteria mengunci mereka semua ke dalam lemari!" Lapor Vernon dengan nafas ngos ngosan. Dia kemari karena kunci pintu kamar Grandduchess hanya ada pada Grandduke sendiri. Jadi, ingin membantu para prajurit bayanganpun, dia tidak bisa.
Archer yang mendengarnya terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Hah... Dia sangat lucu. Aku gemas sekali padanya hingga ingin menciumnya sampai dia memohon untuk berhenti..." Archer bergumam dengan menyugarkan rambutnya ke belakang, wajahnya kini menatap lurus dengan mata sayu namun tajam. Dia kemudian segera menghilang dari tempat kerjanya dan langsung menuju ke kamar calon istri nakalnya.
OooOooO
Sampai si kamar dimana calon istrinya tinggal, mata Archer tertuju pada manusia kecil yang meringkuk ke dalam cerobong asap dengan api yang sudah padam. Archer terkekeh dalam hati melihat jelas punggung mungil itu sangat ahli masuk ke dalam cerobong asap yang tergolong kecil.
Archer ingin memberinya hukuman. Dia menjentikkan jarinya dan dalam sekejap, perapian yang semulanya padam kini menyala kembali. Lebih tepatnya, itu hanya sihir api ilusi. Dia tidak membakar atau semacamnya. Mana tega dia memberi api sungguhan pada pujaan hatinya?
Archer terkekeh kecil saat melihatnya panik dan sangat ketakutan. Sebelum akhirnya tergeletak pingsang di bawah perapian. Archer segera menghampirinya dan tanpa banyak waktu, dia segera menggendong Asteria dengan mata yang tak lepas dari wajah cemong akibat terkena arang dari cerobong asap.
Archer tertawa kecil sambil mengusap pipinya yang penuh dengan noda hitam itu dengan lembut. Kemudian, dia menghilang dan melakukan teleportasi lagi menuju kamar pribadi miliknya. Saat sampai, dia meletakkan tubuh Asteria dengan hati hati di atas ranjang besar miliknya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...