Langkah kaki Asteria di percepat dengan wajah yang cukup puas. Dirinya kini sedang berjalan keluar kastil 'sendirian'. Kenapa bisa sendirian? Karena dia akhirnya telah mengeksekusi pengganggunya.
Saat itu, ketika Archer yang malah menggendongnya dan bertingkah lebih parah, membuat emosi Asteria dan jiwa jiwa pemberontak Asteria yang sudah mencapai batas tak dapat di bendung lagi. Alhasil, tanpa ragu Asteria meninju wajah rupawan Archer dengan tangannya sendiri sekuat tenaga.
Dan berakhirlah Archer termanggu karena Asteria mengambil kesempatan kabur.
Sungguh, Asteria saat ini sangat penasaran dengan apa yang terjadi di mimpinya. Apakah itu semua nyata? Ataukah hanya bunga tidur? Asteria tidak tahu. Namun dia sangat penasaran.
Dia kini mempercepat langkah saat menengok ke belakang dan mendapati beberapa prajurit mulai mengejarnya. Sial. Bocah tantrum itu memang tidak membiarkannya hidup tentram ya? Untung sayang. Eh?
Asteria segera berlari menelusup ke dalam semak-semak belukar kala sudah berada di luar kastil. Kini Asteria sedikit bersyukur memiliki tubuh yang menurut dunia ini kecil karena semak-semak ini pun juga sedikit lebih besar dari semak-semak di dunianya.
"Apakah kau melihatnya tadi?" Salah seorang prajurit bertanya pada rekannya sambil menengok ke kanan dan kiri memastikan jika ada sesuatu yang mencurigakan.
"Tidak. Nyonya sangat gesit sekali. Padahal tubuhnya itu harusnya lemas sekali, bukan?" Timpal prajurit dengan wajah keheranan dengan stamina yang dimiliki Asteria.
Asteria meringis sedikit saat mendengar obrolan para prajurit. Entahlah. Dia juga keheranan sendiri bagaimana dia bisa langsung fit setelah hanya beberapa hari sadar.
Tapi, yang terpenting kini adalah caranya untuk keluar jadi gerbang kastil yang pasti sudah ada banyak sekali yang berjaga karena mereka tahu bahwa dirinya belum sepenuhnya keluar dari kastil.
Dan...
Asteria tidak tahu langkah selanjutnya jika begini.
"Sial. Kau bodoh sekali, Asteria." Umpatnya saat sadar telah berpikiran pendek.
Di saat-saat ingin menyerah dan menampakkan diri, Asteria di kejutkan dengan tepukan di bahunya yang hampir membuat Asteria berteriak karena kaget.
Namun, orang itu langsung membekap mulut Asteria dengan tangannya menjadikan teriakan Asteria terendam oleh tangannya.
"Diamlah, gadis bodoh." Desisnya kesal.
Asteria membalikkan badan guna melihat si pelaku yang suaranya sangat mirip dengan Archer, dan setelah melihatnya dia memang Archer. Tapi, di isi oleh Jiwa Arion. Asteria menyadari setelah melihat bagaimana rambutnya yang berubah menjadi merah begitu pula dengan bola matanya.
Asteria segera melepaskan tangannya dari mulutnya dan menatap Arion penasaran.
"Kamu Arion?"
"Menurutmu?" Tanyanya balik dengan menatap malas.
Asteria ber'wah' sedikit takjub, "bukankah kau masih di kurung?"
Seketika Arion melirik Asteria dengan sinis, "kau ternyata bodoh sekali, ya? Kau lupa sudah lama tahun terus berganti?" Gemas Arion menatap Asteria penuh jengkel.
Seketika Asteria membentuk mulutnya seperti huruf 'o' sambil menganggukkan kepala membenarkan perkataan Arion.
Saat ingin berbicara lagi, Arion dengan tega menyumpal mulut Asteria dengan kain yang dia bawa. Mencegah mulut kecil itu menanyakan pertanyaan lain yang tak penting lagi.
"Kau cukup diam dan ikuti saja aku. Kau ingin mencari tahu kebenaran tentang identitasmu, kan?" Ucapnya dengan menatap Asteria serius.
Asteria hanya mengangguk saja meski masih ada banyak pertanyaan bersarang di otak kecilnya, namun apalah daya mulutnya di sumpal oleh kain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World: Become the Maid of the obsessed male lead
RomanceBagaimana perasaan kalian ketika sedang enak enaknya ingin memakan mie di kamar malah kamarnya berubah jadi portal yang menghantarkan diri kalian ke dunia novel? Bukan hanya jiwanya saja yang berpindah, tubuhnya pun juga iya! Bagaimana kelangsunga...