AW- Tiga Puluh Enam

4.5K 463 23
                                    

Archer melepaskan ciumannya dan menempelkan keningnya pada kening gadisnya sambil menatapnya dengan tatapan penuh emosi. "Cahaya-ku, jika sekali lagi kau berkata seperti itu, akan aku buat dirimu sungguhan mengandung anakku sekarang."

Asteria membeku dengan tatapan shock meskipun Archer telah melepaskan ciumannya.

Apa tadi Archer benar benar menciumnya?

Haha.

Asteria pasti sudah gila.

Dia menggepalkan tangannya dan mendongak ke atas, menatap Archer dengan tatapan kesal dan marah.

"tuan, anda—"

Cup.

Wajah Asteria memerah saat dia lagi lagi bibir Archer menyosor bibirnya. Sialan sialan! Bocah ini?! Aku menatapnya dengan Geraman kesal. Ingin meluapkan amarah lagi, tapi, Archer dengan gemas menggendong Asteria dan mendudukkan dirinya di ranjang sekali lagi, dengan Asteria di pangkuannya.

"Anu, tuan—"

Cup.

Lagi dan lagi Archer mengecup gemas bibir mungil yang terus memanggilnya tuan. Archer ingin memberi bibir mungil itu hukuman karena terus memanggilnya dengan formal.

"Tu—"

Cup.

Rasanya sungguh canggung menjadi Asteria sekarang. Juga sangat horor. Bagaimana tidak? Archer berubah lagi. Dia menjadi tukang nyosor, gimana Asteria tidak gelo?

Saat bicara satu kata saja, dirinya akan langsung di sosor. Permisi. Meskipun Asteria otaknya sudah terkontaminasi dengan bacaan ples ples, tapi seluruh tubuhnya ini masih suci, loh! Dan bocah gila ini seenaknya menyosor bibirnya yang masih murni ini??? Sialan. Rasanya Asteria ingin mengumpat. Apalagi dengan keadaan di pangku seperti koala begini. Tapi, jangankan mengumpat. Berbicara sepatah kata saja, pria mesum itu langsung menyosor.

Archer mendapati raut kesal yang terpatri jelas di wajah Asteria. Manisnya. Archer menunduk untuk mengecup pipinya dan dengan gemas menggigitnya sedikit. Membuat Asteria mengaduh sakit.

"Hei! Aku bahkan tidak berbicara dan kamu masih menciumku!" Protesku dengan menatapnya marah.

Archer tersenyum lebar, kurcacinya sangat manis. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibirnya yang imut saat dengan cemberut itu.

"Kau manis sekali sampai aku tidak tahan untuk menciummu." Archer berucap dengan suara rendah. Tangan kekarnya memeluk erat erat tubuh mungil Asteria dalam pelukannya. Tidak mau membiarkannya terlepas.

"Mari pulang, kita menikah besok." Bisik Archer dengan meletakkan kepalanya di bahu Asteria, menghirupnya dengan rakus.

Sedangkan Asteria yang terzalimi saat ini sedang merinding. Apa apaan ini?! Kenapa jadi begini? Apa yang salah? Apa dia salah saat bertemu Archer yang mencuri kue di toko roti itu? Atau salahnya yang membanting buku Novelnya? Atau... Atau apa?! Apa yang salah?! Asteria tidak menyangka Archer begitu gila begini.

"Tuan, sungguh. Saya benar benar serius soal perasaan anda yang mungkin hanya—" 

Ucapan Asteria terpotong saat tubuhnya terbanting ke atas ranjang. Matanya terbelak saat tubuh Archer berada tepat di atasnya, mengurungnya dengan tubuh besarnya.

"Bukankah aku sudah memperingatimu untuk jangan berbicara seperti itu lagi, kurcaci nakal?" Desis Archer dengan Geraman rendah. Dia perlahan mendekatkan diri ke arah leher Asteria, bergumam di sana.

"Tolong. Jangan memancingku berbuat hal bejat, Ria. Aku benar benar tidak ingin menunjukkan sisiku yang ini padamu." Bisik Archer dengan rendah. Wajahnya dia sembunyikan di lipatan leher Asteria untuk meredakan hasratnya.

Another World: Become the Maid of the obsessed male leadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang