4

8.2K 458 3
                                    

Sinar matahari yang mengintip dari sela-sela jendela tidak mengusik gadis cantik yang sedari tadi bergerak gelisah. Chrys terbangun dari tidurnya karena ia mendapatkan ingatan tentang tubuh yang ia masuki. Itu bagus untuk hari-harinya nanti.

Knok knok

Suara ketukan pintu terdengar. Ia menebak itu adalah pelayan. Ia menyuruh si pengetuk pintu untuk masuk dan benar saja yang mengetuk pintu adalah tiga dayang pribadinya yaitu Viserra, Marie, dan Aelora. Mereka menyuruhnya untuk mandi sekaligus melakukan ritual Diant'e atau mandi menggunakan bunga melati. Ia hanya mengangguk dan masuk ke kamar mandi yang ada di kamar nya. Seperti biasa ia mandi dibantu oleh ketiga dayang itu sambil berceloteh sana-sini.

Setelah mandi ia menuju ke ruang makan. Tetapi sesampainya ia disana tidak satupun makanan atau minuman yang tersaji. Ia lapar, walaupun begitu ia masih bisa menahannya.

Suara langkah kaki terdengar menuju ruang makan. Chrys yang mendengar langkah kaki itu langsung saja membalikkan badannya. Ia melihat ibunya berdiri di depan pintu sambil menghilangkan tangannya dan senyuman lebar menghiasi wajahnya. itu sepertinya bukan pertanda baik.

"Chrys sayang, kenapa kau ke ruang makan? Kau tidak lupa kan hari ini?" tanya ibunya mengintimidasi.

Hari ini? Tunggu! Oh iya, ia lupa kalau sekarang ia sedang melakukan ritual Ud'ev yaitu puasa selama tujuh hari mulai dari sekarang. Huh, sepertinya ia harus membiarkan perutnya kosong selama tujuh hari ini.

Ia pun tersenyum manis kepada kemudian berkata "aku tentu tidak mungkin melupakan hari ini, bu"

"Perutku yang membawaku kesini bu. Salahkan saja perutku ini" sambungnya.

Ibunya hanya memutar matanya malas karena mendengar alasan yang anaknya berikan. Ia pun menyuruh anaknya untuk keluar dari ruang makan dan melakukan aktivitas yang dapat membuatnya lupa untuk makan.

"Baiklah bu, aku akan pergi ke kamar saja. Dari pada aku jalan-jalan dalam keadaan lapar, aku bisa saja memakan apapun yang dapat dimakan" pamit Chrys pada ibunya. Mungkin ia akan tidur atau membaca buku di kamarnya. Tanpa menyadari ibunya sempat menegang dengan ucapan yang ia berikan.

******

"Nona ayoo bangunn" ucap Marie dengan menggoyang-goyangkan tubuh Chrys bersama kedua temannya yang juga dayang pribadi Chrys.

"Emm, nanti saja Marie. Aku sedang menahan lapar" balas Chrys yang masih memejamkan matanya.

"Ayo nonaa cepatlah bangun. Anda harus melakukan ritual yang terakhir bersama gadis-gadis lain di wilayah ini" ucap Viserra dengan wajah cemberut karena sebal dengan nona nya yang tidak bangun-bangun. Dan semakin sebal karena nona nya tidak bereaksi apapun.

"Bangun nona, jika dalam hitungan ketiga anda tidak bangun saya akan-" ancam Aelora. Ia tidak takut akan dimarahi nona nya karena ibu dari nona nya sendirilah yang menyuruh bersikap keras pada Chrys jika ia tidak bisa di atur.

Chrys yang mendengar ancaman Aelora langsung saja membuka matanya sebelum Aelora melanjutkan ancaman nya. Jika aloera sudah mengancamnya begitu, berarti ia akan dilaporkan kepada ibunya. Dan jika ibunya tahu, ia pasti akan kena hukuman dari ibunya itu.

Ia bangun dengan tangan di rentang kan ke atas. "Eungh, mengapa kalian membangun kan ku?" tanya gadis itu dengan muka bantal nya.

"Anda lupa? Anda kan harus melakukan ritual yang terakhir nona" ucap Marie panik.

"Oh" balas Chrys santai, ia kemudian membaringkan tubuhnya lagi.

"NONA" teriak ketiga pelayan itu.

"Eungh, baiklah. kalian bantu aku bersiap" ucap Chrys dengan bermalas-malasan.

******

Chrys sudah berada di perbatasan antara bangsa ular dan bangsa manusia yang dipisahkan oleh aliran sungai bening. Dapat ia lihat di sepanjang pinggiran wilayah bangsa manusia terdapat tumbuhan serai. Dalam ingatan Chrys, saat ia dalam perjalanan berkunjung ke kediaman pemimpin bangsa manusia ia pernah bertanya kepada penduduk disana 'mengapa harus ditanami tumbuhan serai? Kenapa tidak tumbuhan yang lain' dan penduduk disana menjawab 'tumbuhan itu untuk bahan masakan mereka dan juga untuk mengusir hama'. Ia tahu maksud dari mereka tetapi ia tidak ingin memperpanjang masalah.

Bangsa manusia sebagian besar membenci ular, sedangkan ular tidak membenci manusia. Ular bukanlah hewan pendendam, dan tidak memiliki kecerdasan untuk mengingat orang ataupun tempat di mana ia disakiti. Ular adalah hewan berkarakter defensif, di mana ia akan menyerang manusia ketika merasa terancam.

Ia menggelengkan kepalanya mengalihkan permasalahan yang ia pikirkan. Ia harus fokus pada ritual ini. Ia sedang bersiap bersama siluman ular lainnya untuk berlari. Ada sekitar 20 siluman yang melakukan ritual ante'-ante', baik itu laki-laki maupun perempuan.

Ritual Ante'-ante' dimulai. Ia berlari mengelilingi wilayahnya yang jaraknya tidak bisa dikatakan dekat. Ia kira berlari seperti ini akan sangat melelahkan, tetapi tidak juga, ia sudah melakukan lima putaran dan ia hanya sedikit lelah padahal ia tidak makan sama sekali. Sampai-

Bruk

"NONA" teriak Marie si paling cerewet. Ia dapat melihat majikannya yang kelelahan sampai terjatuh ke tanah. Ia merasa kasian kepada nona nya, ingin membantu tetapi ritual nya masih belum selesai.

Chrys yang tadi sempat terjatuh kembali berdiri. Ia dapat mendengar Marie meneriakinya dari kejauhan. Huh, ia tarik kembali ucapannya tadi yang mengatakan ritual ini tidak melelahkan. Ritual ini sangat-sangat melelahkan, ia bahkan tidak sanggup berlari lagi. Berlari membuatnya semakin kelaparan. Baiklah, ia akan berjalan saja.

"NONAA, AYO LARI NONAA. ANDA TIDAK BOLEH BERJALAN" teriak Marie karena jaraknya yang jauh dari Chrys.

Ya, sepertinya ia tidak bisa berjalan santai. Ia terus-terusan terjatuh di putaran ke enam dan ketujuh. Ia dapat melihat peserta lainnya yang juga kelelahan bahkan sampai terseok-seok.

Setelah berjuang mati-matian ia akhirnya dapat menyelesaikan ritual terkutuk itu. Ia berbaring di tanah tanpa peduli pakaiannya yang akan menjadi kotor. Ia tidak bisa mikir kan apa-apa, kelelahan ini membuatnya ingin mati.

"Non-"panggil Marie yang mendekat ke arahnya bersama Viserra dan Aelora, yang segera ia potong dengan gerakan tangan melambai-lambai ke atas. Ia tidak ingin mendengar ocehan Marie, ia hanya ingin tidur dengan tenang.

Ia pulang dengan digendong oleh ksatria yang mengawalnya. Jika biasanya ia akan menggoda para pengawal yang berada di dekatnya, namun sekarang tidak, ia tidak ada tenaga lagi untuk melakukan hal itu. Bahkan wajah cantiknya saja sudah dikotori oleh tanah dan debu akibat terjatuh berkali-kali tadi.

To be continued

CHRYSOPELIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang